SWARA-Setiap perusahaan memiliki tim khusus yang berfungsi untuk mengelola man power atau karyawan-karyawan perusahaan. Tim tersebut biasanya dinamai sebagai divisi HRD atau Human Resource Development. Salah satu tugas HRD adalah merekrut karyawan baru sesuai dengan kriteria dan kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Meski sudah sesuai kriteria dan prosedur, kesalahan proses rekrutmen karyawan pasti masih saja terjadi. Alhasil karyawan yang didapat nggak memenuhi kriteria bahkan nggak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

 

Nah, kira-kira apa saja kesalahan yang kerap dilakukan HRD saat merekrut karyawan? Berikut ulasannya.

 

Gagal menyaring kandidat yang tepat

Saat merekrut orang baru, HRD biasanya melakukan tahapan screening untuk menyeleksi calon karyawan. Proses screening ini bisa dibilang jadi proses paling mudah dan efektif untuk menyeleksi calon karyawan. Namun, meskipun demikian, HRD sering kali melakukan kesalahan dalam proses ini. Melakukan screening artinya memilah dan memilih resume pelamar dengan cara cepat. Padahal memilih resume pelamar harus dilakukan dengan cermat dan teliti agar pelamar terbaiklah yang berhasil dipilih.

 

Artikel terkait: Softskill yang Perlu Dikembangkan Agar Karier Sukses

  1. Jurus Mengenal dan Memahami Orang Lain di Lingkungan Kantor
  2. Manfaat “Me Time” bagi Perkembangan Karier di Kantor
  3. Kantor Didominasi Pria, Ini Tips Agar Perempuan Bisa Sukses Jadi Pemimpin

 

HRD terkadang langsung percaya dan antusias saat menemukan resume yang terlihat cukup menjankalaun. Hal ini membuat HRD lupa melakukan cross check terkait fakta dan kebenaran dari resume yang dibuat pelamar. Nah sebagai HRD sebaiknya memang melakukan cross check terlebih dahulu sebelum membuat keputusan.

 

Melupakan kandidat potensial yang berasal dari internal

Ketika ada posisi yang kosong, biasanya HRD langsung melakukan rekrutmen untuk mengisi posisi tersebut. Namun, ketika berhasil menemukan karyawan yang tepat, karyawan baru harus beradaptasi dengan situasi kerja dan budaya organisasi perusahaan tersebut. Sehingga memerlukan waktu untuk membiasakan diri agar nggak terus menerus menimbulkan masalah. Hal tersebut kalau terus dibiarkan akan menurunkan produktivitas dan stabilitas perusahaan.

 

Sebenarnya posisi kosong di perusahaan tersebut bisa diisi oleh karyawan-karyawan lama yang potensial. Sayangnya, biasanya HRD langsung melakukan rekrutmen karyawan baru untuk posisi tersebut. Padahal karyawan lama akan lebih mudah melakukan adaptasi dan juga sudah tahu seluk-beluk perusahaan dibandingkan dengan karyawan baru yang memulai bekerja dari nol.

 

Lupa melacak latar belakang pelamar

Resume yang keren bisa saja karena sang pelamar terlalu melebih-lebihkan kompetensi yang ia miliki. Kesalahan yang sering dilakukan HRD adalah terlena pada pandangan pertama hingga lupa melacak latar belakang si pelamar. Kalau resume terlihat baik bahkan sangat baik, HRD perlu bersikap waspada sehingga perlu melakukan pengecekan ulang terhadap data-data yang karyawan tulis atau lampirkan. Mengecek latar belakang pelamar juga berguna untuk mencari karyawan yang sesuai dengan posisi dan job desk yang dibutuhkan. Jangan sampai salah pilih karyawan yang ternyata punya catatan kriminal atau latar belakang buruk lainnya.

 

Pengalaman kurang sesuai

Saat melakukan proses rekrutmen, biasanya HRD lebih memilih orang-orang yang sudah memiliki pengalaman kerja dibandingkan dengan yang sama sekali belum pernah bekerja sebelumnya. Padahal, meskipun si pelamar sudah memiliki pengalaman kerja, HRD juga perlu mengecek ulang apakah pengalaman sebelumnya masih berhubungan dengan posisi yang dibutuhkan atau pengalaman tersebut dapat membantu si pelamar beradaptasi dengan pekerjaan baru di perusahaan tersebut.

 

Artikel Terkait: Untuk Kamu yang Sedang Jatuh Cinta

  1. Swara Tania: Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
  2. Buktikan Cinta Tanpa Modal, Coba Lakukan Pendekatan Seperti Ini!
  3. 25 Pelajaran Cinta yang Harus Dipahami oleh Setiap Cewek Berumur 25 tahun

 

Nggak memberi informasi apabila pelamar nggak lolos

Setiap pelamar membutuhkan kepastian apakah dia diterima atau tidak di perusahaan yang mereka incar. Kesalahan yang sering dilakukan HRD adalah hanya memberi informasi kepada pelamar yang lolos dan luput untuk memberi kabar pada mereka yang nggak lolos.

 

Jadi, meskipun pelamar tersebut belum beruntung, sebaiknya HRD tetap memberi kabar sehingga pelamar nggak terus menerus menunggu tanpa kepastian. Selain itu, relasi HRD dengan para pelamar yang nggak lolos pun seharusnya tetap terjaga sehingga ketika suatu saat ada posisi kosong yang tepat untuk pelamar tersebut, HRD hanya perlu mengontak tanpa harus membuat rekrutmen pegawai kembali.

 

Nah, itu dia beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh HRD saat merekrut karyawan baru. Kalau kamu bekerja sebagai HRD di sebuah perusahaan, maka hindari 5 kesalahan di atas, ya.

 

Bagaimana dengan artikel yang kamu baca hari ini? Semoga bermanfaat untukmu, ya.

Jangan lupa, Tunaiku menyediakan pinjaman tunai cepat dan mudah, mulai dari Rp2-20 juta, yang bisa diangsur mulai dari 6-20 bulan. Yuk, ajukan pinjamanmu sekarang!


NESA WILDA MUSFIANESA WILDA MUSFIA