SWARA – Memasuki bulan Syawal dan Dzulhijjah, banyak undangan pernikahan datang dari teman dan keluarga. Meski bahagia dengan kabar baik ini, nggak jarang ada yang justru menganggap “musim kawin” ini seperti momok. Seperti saya yang hingga kini belum menikah, saya sudah menyiapkan berbagai alasan untuk menjawab pertanyaan orang-orang mengenai kapan akan menikah.

 

Nggak hanya membuat bahagia, pernikahan juga terbukti bermanfaat bagi psikologi dan kesehatanmu, lho. Banyak yang mengungkapkan bahwa pernikahan mampu mencegah depresi.

 

Benarkah pernikahan mampu mencegah depresi? Yuk, simak artikel berikut ini!

 

1. Psikologi lebih stabil

Pertanyaan basa-basi “Kapan nikah?” kerap dilontarkan ketika bertemu teman atau saudara yang hingga kini belum naik ke pelaminan. Meski dianggap hanya guruan, ternyata pertanyaan tersebut dapat membuat orang lain kesal atau bersedih berkepanjangan.

 

Lain halnya dengan pasangan yang telah menikah, mereka memiliki psikologis yang lebih stabil. Sentuhan yang hangat mampu menenangkan emosi pasangan. Rasa cinta yang dalam membuat pasangan baru menikah akan selalu bahagia.

 

Ketika sudah menikah, semua masalah yang datang akan diselesaikan berdua. Tentu, kamu juga lebih tenang karena memiliki partner untuk bekerja sama. Melakukan hubungan intim dengan pasangan sah membuatmu lebih rileks, tidur bisa lebih nyenyak, meredakan sakit kepala, dan menjaga kesehatan jantung. Wah, pengen cepat ke KUA!

 

Artikel terkait: Mempersiapkan pernikahan

  1. 7 Hal Penting untuk Mempersiapkan Pernikahan yang Wajib Diperhatikan
  2. Alasan Kamu Perlu Mengenal Karakter Calon Mertua sebelum Menikah
  3. Hindari 5 Hal Ini yang Bikin Cekcok Jelang Pernikahan

2. Tekanan darah lebih baik

Menurut hasil penelitian, tekanan darah akan menjadi lebih baik ketika kamu bahagia hidup bersama pasanganmu, dibandingkan ketika kamu masih lajang. Penelitian dilakukan terhadap responden yang sudah menikah dan masih single, mereka diperiksa tekanan darahnya secara random selama 24 jam. Hasilnya, pasangan suami-istri yang bahagia memiliki tekanan darah stabil selama 24 jam setiap hari. Sedangkan, mereka yang belum menikah tekanan darahnya relatif tinggi.

 

Jadi, kalau kamu masih pacaran, persiapkan diri untuk membangun rumah tangga. Persiapkan mental agar mampu mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin ya!

 

3. Pernikahan yang bahagia dapat mengurangi tingkat depresi

 

Orang yang telah menikah memiliki tingkat hormon stres kortisol yang lebih rendah daripada mereka yang masih melajang. Berpelukan dengan pasangan merupakan salah satu cara untuk menurunkan kadar kortisol yang diproduksi adrenalin apabila dalam kondisi stres.

 

Penelitian yang dilakukan Ohio State University menunjukkan bahwa pernikahan dapat mengurangi tingkat depresi. Orang-orang depresi yang kemudian menikah menunjukkan peningkatan kesejahteraan secara psikologi dan meningkatkan kesehatan mental.

 

Hidup sendiri membuatmu lebih mudah depresi. Berbeda dengan orang yang sudah menikah pasti bisa mengatasi stres dengan baik karena kehadiran pasangan yang menemani dalam keadaan bahagia maupun sedih.

 

Artikel terkait: Tips jalani pernikahan

  1. Ini Tips Atasi Masa Monoton di Umur Pernikahan Lebih dari 10 Tahun
  2. Sebelum Telanjur Menikah, Ini 5 Tanda Hubungan Tidak Akan Bertahan Lama
  3. 6 Aktivitas Bareng Pasangan yang Dukung Hubungan Sehat dan Bahagia

4. Kualitas pernikahan memengaruhi kebahagiaan

Semua manfaat psikologis dari pernikahan bergantung pada kualitas pernikahan itu sendiri. Kalau kamu dan pasangan memiliki hubungan rumah tangga yang harmonis, maka kebahagiaan dan kesehatan akan datang padamu.Faktor ekonomi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pernikahan. Apabila seseorang secara ekonomi telah mapan, maka mereka cenderung memiliki psikologis stabil dan jauh dari stres.

 

Sedangkan, orang yang belum mapan secara ekonomi dan belum dewasa dalam menyikapi kehidupan malah bisa menjadi semakin tertekan dengan pernikahan ini. Masih banyak orang yang terjebak dalam pernikahan karena belum mempersiapkan mental yang kuat ketika menuju pelaminan. Untuk itu, kebahagiaan pernikahanmu tergantung kamu dan pasanganmu.

 

Pernikahan yang harmonis akan membuatmu lebih sehat secara fisik dan mental. Menyegerakan menikah dengan persiapan yang matang merupakan kunci agar kehidupanmu lebih teratur. Jadi, kapan kamu siap?