SWARA – Revolusi industri keempat membuat banyak hal semakin nggak berjarak. Teknologi sukses mendekatkan banyak sektor, nggak terkecuali perekonomian. Di era ini, kemudahan ekonomi menjadi lebih mudah diakses oleh siapapun. Baik mereka yang masuk di kelas menengah ke atas, maupun menengah ke bawah.

 

Di era ini banyak program yang menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah sudah bukan sekadar wacana. Sebut saja salah satunya akses klaim kredit, baik dari lembaga bank maupun non-bank.

 

Mulai diaktualisasi, nggak ada salahnya kalau kamu mulai mempelajari sedikit dari ilmu ekonomi agar dapat memanfaatkan semua kemudahan yang teknologi berikan terkait akses ekonomi. Kamu bisa memulainya dengan berkenalan dengan beberapa istilah-istilah yang umum digunakan di sektor ekonomi. Seperti;

 

Artikel terkait: Ragam investasi yang bisa kamu coba

  1. 9 Mata Uang yang Bawa Keuntungan Jika Kamu Pandai Investasikan
  2. Belanja Sembari Investasi, Ini Barang yang Bisa Kamu Pilih!
  3. Keuntungan dan Kerugian Investasi P2P Lending yang Perlu Kamu Ketahui

 

1. Bunga gabungan

Istilah “bunga” ini tentu saja kamu tahu maksudnya bukan merujuk pada tetumbuhan, melainkan istilah yang umum digunakan dalam dunia perbankan. Secara pengertian, “bunga” sendiri diartikan sebagai suatu imbalan atas sejumlah uang yang didepositkan oleh nasabah.

 

Lalu, bagaimana dengan “bunga gabungan”? Rasanya istilah ini enggak sepopuler istilah “bunga” yang sudah sangat umum. “bunga gabungan” merupakan suatu kondisi yang berasal dari penggabungan suku bunga dari beberapa transaksi yang sudah diinisiasi.

 

Misalnya, saat kamu menggunakan kartu kredit, bungan gabungan adalah bunga yang nasabah harus tanggung dan bayarkan ditambah denda saat terlambat membayarkan cicilannya.

 

Begitu pula sebaliknya saat kamu berinvestasi lewat tabungan, kamu juga mendapat bunga gabungan berupa akumulasi bunga dan bunga deposito.

 

2. Kekayaan bersih

Istilah berikutnya juga bisa dibilang cukup umum dalam dunia keuangan. Enggak berbeda arti dengan semua istilah dengan embel-embel “bersih” di belakangnya. “Bersih” di sini dimaksudkan untuk menyatakan bahwa sudah dilakukan pengurangan atas beban.

 

Sedang pada istilah kekayaan bersih sendiri memiliki arti untuk menyatakan jumlah kekayaan seseorang yang berasal dari selisih aset dan beban berupa utang dan kewajiban lainnya.

 

3. Alokasi aset

Secara harfiah, aset memiliki arti harta berupa uang, kendaraan, tanah atau reksa dana. Lalu alokasi aset berarti sebagai cara menempatkan beberapa aset yang seseorang miliki. Nah, yang kamu perlu tahu adalah aset itu sendiri umumnya terbagi ke dalam tiga kategori wadah, yakni saham, obligasi, dan tunai.

 

Setiap wadah tentu saja memiliki risiko yang berbeda-beda, oleh karena itu kamu perlu benar-benar mempelajarinya agar dapat melakukan alokasi aset yang tepat guna. Sedikit contoh, deposito akan lebih tepat guna kalau dialokasikan untuk jangka pendek, sedangkan saham akan lebih tepat jika dipergunakan untuk jangka panjang.

 

4. Capital gains

Pernahkah kamu mendengar istilah “Capital Gains”? Capital itu sendiri memiliki arti modal, atau hal-hal yang berkaitan dengan harga. Jadi, “Capital Gains” dapat diartikan sebagai selisih harga dari sesuatu yang dibeli saat ini.

 

5. Asuransi term-life

Asuransi merupakan bentuk proteksi atas aset maupun kehidupan. Di dalamnya dikenal istilah “Asuransi Term-life”, istilah ini artinya adalah sebuah kondisi di mana asuransi berlaku atas jangka waktu perlindungan hingga 30 tahun.

 

Lalu bagaimana kalau ternyata tidak sampai usia yang ditetapkan sebagai perlindungan? Misalnya meninggal. Apabila hal ini terjadi maka ahli waris dapat melakukan klaim.

 

6. Payung asuransi

Istilah asuransi lainnya yang juga umum digunakan adalah “payung asuransi (umbrella insurance)”. Jenis asuransi ini nggak hanya berperan menjaga aset yang kamu miliki, tapi juga bisa melindungi aset-asetmu dari tindakan kriminal, sebut saja pencurian.

 

7. Portfolio rebalancing

Seperti artinya, balance berarti seimbang. Maka, rebalancing berarti mengembalikan porsi untuk portofolio saham dan juga obligasi. Ilustrasinya, apabila target mengelola portofolio saham adalah sebesar 60 persen untuk saham maka sebesar 20 persen untuk obligasi. Sisanya, 20 persen untuk uang tunai.

 

Apabila keadaan pasar sedang kurang stabil, saham yang menurun dan tidak mencapai 60 persen harus dilakukan rebalancing. Caranya, dengan menambah jumlah dana pada pengelolaan saham.

 

Artikel terkait: Ragam investasi yang bisa kamu coba

  1. Tips Agar Investasi P2P Lending-mu Aman
  2. 5 Jenis Investasi yang Sebaiknya Dihindari Investor Baru
  3. 5 Jurus Jitu Cetak Untung dari Investasi Emas Batangan

 

Nah, itu dia tujuh istilah di dunia ekonomi dan finansial yang bisa kamu ajak kenalan sebelum mempelajari hal-hal lain yang terkait ekonomi dan finansial. Nggak ada salahnya kamu mengenal dunia finansial meski kamu bukan bekerja di dunia keuangan.