SWARA – Sewaktu datang ke pameran properti di sebuah mal, saya melihat sejumlah penjual menggunakan embel-embel sunrise property pada produk yang mereka pasarkan. Namun, nggak banyak yang menyinggung soal sunset property.
Kalau dijelaskan secara sederhana, sunrise property menggambarkan kawasan yang strategis dan menguntungkan untuk berinvestasi properti. Kebalikan dari sunrise property, ada pula istilah sunset property, yaitu kawasan properti yang kurang menjanjikan untuk dijadikan investasi. Ada berbagai sebab suatu daerah menjadi sunrise atau sunset area.
Terus, apa saja ciri-ciri dari sunset property? Biar nggak bingung dan keliru dalam memilih investasi properti, yuk, kenali lebih jauh tentang sunset property lewat tulisan berikut ini!
Â
Artikel Terkait: Mau Investasi Properti, Baca Ini Dulu!
- Apa itu Sunrise Property?
- Sebelum Investasi Properti, Kenali Dulu Istilah yang Sering Digunakan Berikut Ini!
- Waspada, Ini Tipe Agen Properti Nakal yang Perlu Dihindari
Sunset property, kawasan yang tak lagi diinginkan
Seperti istilah yang dipakai, sunrise property memang menggambarkan kawasan yang mulai atau tengah bersinar. Hal menarik, pengembang kerap menggunakan istilah ini untuk menggaet pembeli, padahal bisa saja hal ini sekadar gimmick marketing. Jadi, meski suatu properti diberi embel-embel sunrise area, lebih baik kamu jangan buru-buru percaya. Karena bisa saja yang dijual itu malah sunset area.
Dilansir dari Kompas.com, sunset property merupakan kawasan properti dengan kondisi yang kurang menguntungkan secara ekonomi, sehingga cenderung jenuh dan sukar berkembang. Â Seperti Matahari yang sudah mau tenggelam, kepopuleran kawasan ini juga tenggelam oleh perkembangan properti di tempat lain.
Ini dia ciri-ciri dari sunset property!
Sebenarnya tanda-tanda suatu kawasan merupakan sunset property atau bukan, itu cukup gampang dikenali. Berikut beberapa cirinya.
1. Harga yang stagnan selama bertahun-tahun
Salah satu cirinya adalah harga properti yang stagnan selama beberapa tahun belakangan. Meski inflasi meningkat, harganya nggak ikutan terdongkrak. Jika kamu memutuskan untuk membeli properti di sini untuk investasi, kamu justru akan merugi karena nilainya nggak naik-naik. Padahal, kamu mesti membayar PBB, renovasi, dan biaya pemeliharaan.
2. Outflow yang lebih tinggi dibandingkan inflow
Ciri kedua adalah outflow penghuni yang lebih tinggi dibandingkan inflow. Artinya, lebih banyak orang yang memilih pindah ke daerah lain dibandingkan yang datang untuk menetap di daerah tersebut. Umumnya, ini terjadi karena tingkat kepadatan yang begitu tinggi, lingkungan yang kurang aman, infrastruktur yang nggak memadai, maupun daerah yang rawan banjir.
3. Didominasi bangunan berusia tua
Kawasan sunset property sering kali didominasi bangunan yang sudah berusia lebih dari 20 tahun. Direnovasi sekalipun, nilainya sukar terdongkrak karena karena lokasinya sudah nggak lagi dianggap strategis. Beberapa contohnya adalah kawasan Senen dan Jatinegara.
Artikel Terkait: Berbagai Jenis Investasi
- 5 Hal Penting Tentang Saham Blue Chip untuk Investor Pemula
- Apakah Perlu Melakukan Diversifikasi Investasi?
- Keuntungan dan Kerugian Investasi P2P Lending yang Perlu Kamu Ketahui
Boleh berinvestasi pada sunset property, asalkan…
Hal yang menarik, nggak selamanya harga properti di sunset area bakal terus stagnan. Sunset property bisa kembali bersinar menjadi sunrise property jika didukung oleh perbaikan tata kota, pembangunan infrastruktur, serta perubahan fungsi properti. Apalagi, sunset property biasanya berada di tengah kota.
Salah satu contohnya adalah kawasan Kebayoran Baru, Kemang, dan Tebet yang beralih fungsi dari hunian menjadi pusat bisnis. Kalau demikian, investasimu di sunset property bisa kembali menguntungkan. Namun, hal ini menuntut kejelianmu membaca pasar dan perkembangan kawasan properti.
Itulah sedikit penjelasan mengenai sunset property agar kamu lebih jeli dalam memilih investasi properti. Semoga menambah wawasanmu, ya!
  PAULUS RISANG