TUNAIKU.COM – Pernah dengar istilah emotional spender? Hmm… untuk yang belum tahu, emotional spender artinya jika sudah menginginkan sesuatu, tanpa pikir panjang biasanya akan langsung dibeli. Padahal, kebanyakan barang-barang yang diinginkannya itu hanya emosi sesaat alias kalap aja, bukan barang yang memang dibutuhkan.
Idealnya, jika ingin membeli sesuatu, kita harus pikirkan apakah barang itu memang benar-benar kita butuhkan. JIka tidak, ya seharusnya bisa ditunda.
Emotional spending bisa juga muncul karena kurangnya kamu mengontrol emosi diri. Misalnya, lagi stres, kamu menghilangkan rasa stres itu lewat belanja. Atau karena kamu tak mau kalah bersaing dengan teman sekantor yang memiliki barang terbaru, kamu lalu ikutan membeli barang serupa atau malah yang lebih mahal lagi.
Pola mengeluarkan uang karena faktor emosi ini tentu harus dikontrol. Pasalnya, sebenarnya kamu nggak membutuhkan barang-barang yang kamu beli. Tindakan boros ini hanya akan membuatmu menyesal karena telah menghambur-hamburkan gajimu selama sebulan atau bahkan tabungan kamu.
Artikel terkait: Perilaku implusif ini seharusnya kamu hindari
- Masih Lajang Tapi Tetap Saja Boros? Ini 5 Penyebabnya!
- Menurut Penelitian, Belanja Setelah Pulang Kerja Bikin Boros!
- 7 Kebiasaan yang Harus Kamu Hindari Kalau Nggak Mau Gaji Sudah Ludes di Awal Bulan
Nah, jika kamu merasa sudah ada sedikit sifat emotional spender dalam dirimu, ada baiknya langsung mengikis perilaku tersebut. Simak tips agar kamu terbebas dari emoional spending.
1. Jauhi iklan
Gampang termakan iklan juga mengindikasikan kamu sebagai emotional spender. Sebenarnya keinginan belanjamu didorong oleh iklan-iklan yang bertebaran, baik cetak, visual, maupun online. Selain itu juga ada banyak tawaran diskon yang cukup menggiurkan.
Agar hasrat belanja bisa dikontrol, sebaiknya kamu mengindari yang namanya follow akun penjuaan online atau akses terhaap iklan lainnya. Kamu juga harus menyadari bahwa nggak semuanya barang diskon itu benar-benar murah. Bukankah ini sudah jadi rahasia umum?
2. Tunggu 24 Jam
Kalau sepulang kantor kamu mampir ke mall atau pusat perbelanjaan dan teratrik pada sebuah barang, pikirkan lagi! Sebenarnya kamu benar-benar membutuhkannya atau hanya sekadar mengingikannya? Jangan gegabah untuk segera membeli. Tunggulah sekitar 24 jam. Setelah satu hari berlalu dan ternyata kamu nggak lagi menginginkannya, berarti memang kamu nggak perlu membeli. Kamu pun terbebas dari emotional spending!
3. Bikin list kebutuhan
Untuk menghindari membeli barang yang nggak perlu adalah menyadari bahwa ada lebih banyak kebutuhan pokok yang harus kamu beli. Kebutuhan tesebut tentu lebih banyak dan mahal daripada sekadar upaya ‘meluapkan emosimu’ itu. Sayangnya, kadang kamu juga lupa adanya kebutuhan ini. Nah, sebaiknya kamu buat list barang-barang kebutuhan dan tempel di tempat strategis, di dompet, meja kerja, dll.
4. Melakukan aktivitas produktif lainnya
Bekerja di tempat yang memiliki banyak risiko dan tekanan tentu riskan stres. Alihkan stres dengan melakukan kegiatan yang lebih produktif, hobi menulis contohnya. Nah, bukannya mengeluarkan uang, justru bisa menambah pendapatan dan menghilangkan stress.
Artikel terkait: Untuk menghindari stress lakukan hal ini
- Pencinta Binatang, Ini Lho 10 Manfaat Punya Hewan Peliharaan
- 5 Mainan Anak Penghilang Stres, Tertarik Coba?
- Buat Para Millennial, Ini 7 Kiat Atasi Stres Akibat Pekerjaan!
5. Tinggalkan Kartu Kredit
Obat sekaligus racun untuk kegalauan-kegalauanmu bisa jadi berbentuk ATM dan kartu kredit. Dengan meninggalkan ATM dan kartu kredit di rumah, keinginanmu yang macam-macam pun bisa dibatasi. Kamu jadi lebih sibuk memikirkan solusi dari pada mengekspresikan emosi.
6. Ceritakan Pada Orang Terdekat
Kalau meninggalkan kartu kredit dan ATM belum mempan juga, ada baiknya kamu menceritakan pada orang terdekat atau orang yang sering jalan ke mall denganmu bahwa kamu lagi dalam tahap berhemat. Seenggaknya, mereka bisa mengingtakanmu dan mencegahmu untuk nggak implusif belanja.
Kamu nggak ingin kan hasil jerih payahmu sebulan sia-sia karena menuruti emosi sesaat? Yuk, mulai alihkan dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.