SWARA – Setiap tanggal 21 April, Indonesia memiliki sebuah perayaan khusus dalam mengenang jasa salah satu pahlawan bagi para perempuan di Indonesia. Ya, tidak lain dan tidak bukan, Raden Adjeng Kartini.

 

Siapa sih yang tak kenal sosok RA Kartini? Beliau adalah salah satu pahlawan wanita Indonesia yang sudah memberikan perjuangan dan jasanya untuk kepentingan seluruh perempuan di Indonesia. Nah, salah satu perjuangannya yang paling luar biasa adalah dengan mendirikan sekolah wanita pertama di Indonesia.

 

Kenapa 21 April?

 

Tanggal 21 April yang dijadikan sebagai hari bersejarah adalah sesuai dengan hari kelahiran RA Kartini. Peringatan ini dirancang khusus sebagai rasa syukur dan mengenang jasa beliau atas segala perjuangannya membela hak perempuan di Indonesia supaya bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan juga adil.

 

Karena perjuangannya tersebut, beliau dijadikan sebagai sosok pahlawan yang memperjuangkan emansipasi wanita yang tentunya menjadi sosok inspirasi bagi seluruh perempuan di Indonesia.

 

Saya yakin, semua penjelasan di atas pasti sudah pernah kamu dengar, kan, sebelumnya? Nah, untuk itu, saya akan tuliskan beberapa informasi penting lainnya yang berkaitan dengan RA Kartini, tentunya informasi ini akan menambah pengetahuan dan wawasanmu mengenai sejarah dari RA Kartini itu sendiri.

 

Artikel Terkait: Info dan ragam menarik tentang sejarah

  1. Pertama dalam Sejarah, Tim Kolaborasi dari 200 Peneliti Merilis Foto Lubang Hitam!
  2. Dilan 1991, Prestasi dan Sejarah Baru Perfilman Indonesia
  3. Pentingnya Belajar Sejarah dalam Perkembangan Karakter Anak

 

Asal-usul RA Kartini

 

Raden Adjeng Kartini dikenal sebagai seorang tokoh Jawa dan juga Pahlawan Nasional Indonesia. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

 

RA Kartini lahir di Jepara, tepat pada tanggal 21 April 1879 yang juga dijadikan sebagai  Hari Kartini yang dirayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

 

Kemudian, nama lengkap dari Kartini adalah Raden Adjeng Kartini Djojo Adhiningrat. Mengenai sejarah RA Kartini dan kisah hidup Kartini, ia lahir di tengah-tengah keluarga bangsawan oleh sebab itu ia memperoleh gelar R.A (Raden Adjeng) di depan namanya.

 

RA Kartini adalah anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara segera setelah Kartini lahir. Sedangkan, ibunya yang bernama M.A Ngasirah adalah putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono yang merupakan seorang guru agama di Telukawur Jepara.

 

Keluarga Kecil RA Kartini

 

Di usianya yang ke-24 tahun, RA Kartini akhirnya dijodohkan orang tuanya dengan seorang bupati Rembang, yaitu K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Pada saat itu, suaminya yang sangat birokrat ternyata sangat mengerti, mendukung, serta membebaskan keinginan dari Kartini.

 

Keinginan besar dari seorang Kartini pada saat itu adalah mendirikan sekolah khusus wanita.

 

Dari pernikahannya, RA Kartini dianugerahi seorang putera yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningra yang lahir pada tanggal 13 September 1904.

 

Namun, setelah melahirkan anak pertamanya, beberapa hari kemudian RA Kartini kemudian wafat pada tanggal 17 September 1904 di Rembang. Pada saat itu, Kartini masih sangat muda yaitu 24 tahun.

 

Kemudian, beliau dikebumikan di Desa Bulu, Kabupaten Rembang.

 

Artikel Terkait: Pengetahuan sejarah di Kota Surabaya

  1. 10 Bangunan Tua Bersejarah di Surabaya, Yuk Pelajari Historinya!
  2. Tua dan Kaya Sejarah, 10 Bangunan di Surabaya ini Wajib Dikunjungi
  3. Pastikan Kamu Mengunjungi 10 Lokasi Ini untuk Dukung Wisata Sejarah Surabaya 2018

 

Buku-buku tentang RA. Kartini

 

Berkat perjuangannya dalam membebaskan wanita dari kungkungan adat, setelah kepergiannya muncul beberapa buku yang mengisahkan kisah-kisah hidupnya. Berikut adalah beberapa buku yang mengisahkan perjuangan RA Kartini :

 

  1. Habis Gelap Terbitlah Terang
  2. Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya
  3. Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904
  4. Panggil Aku Kartini Saja (Karya Pramoedya Ananta Toer)
  5. Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya
  6. Aku Mau … Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903

 

Nah, itu tadi adalah beberapa penggalan kisah yang mungkin belum dan baru saja kamu ketahui. Setelah membaca sejarah di atas, semoga banyak inspirasi yang bisa kamu ambil dan terapkan di kehidupan sehari-hari, ya!


dhandyDhandy Dwi Yustica