SWARA – Seni berwisata itu perlu. Melancong ke satu tempat tertentu, enggak melulu karena tempatnya Instagramable, ya kan?  Sebagai seorang yang suka melancong solo, salah satu tempat yang suka saya kunjungi adalah yang punya nilai sejarahnya.

 

Ngomongin tempat bersejarah, saya yakin setiap kota di Indonesia itu punya spot-spot bersejarah yang khas. Kali ini, saya ingin membahas tempat bersejarah di kota Pahlawan Surabaya.

 

Dari yang saya tahu, kota Surabaya punya wisata sejarah yang beragam. Ada museum, taman, mall, monumen, hotel, dan lain-lain. Kebetulan, kabarnya Walikota Surabaya, Bu Risma, memang ingin mewujudkan wisata sejarah di tahun 2018 ini.

 

Berikut 10 tempat yang saya rekomendasikan!

 

1. Jembatan Merah

Salah satu monumen ikonik perjuangan bangsa, yang bahkan diabadikan namanya menjadi salah satu judul lagu Gesang. Ditilik dari historinya, Jembatan Merah dibangun dari perjanjian antara Pakubowono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743. Saat itu, saat itu Surabaya diserahkan sepenuhnya dalam kekuasaan Belanda. Dari situ, Jembatan Merah menjadi satu-satunya penghubung antara Kalimas ke Gedung Karasidenan guna menopang perkembangan aktivitas eknomi dan perdagangan. Jembatan Merah bisa kamu temui di Jalan Kembang Jepun, di pusat kota Surabaya.

 

Artikel terkait: Bersantai di Surabaya

  1. Belanja Murah dan Seru di Pasar Tradisional Surabaya
  2. 5 Spot Jogging di Surabaya yang Bikin Olahraga Makin Asyik dan Seru
  3. 5 Wisata Kuliner di Surabaya yang Wajib Kamu Kunjungi

 

2. Hotel Majapahit

Tahukah kamu peristiwa bersejarah perobekan bendera Belanda oleh para pemuda Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945? Nah, peristiwa itu terjadi di hotel ini, yang saat itu bernama Hotel Yamato. Bisa dibilang, hotel yang berlokasi di Jalan Tunjungan ini menjadi saksi keberanian arek-arek Surabaya menjaga martabat bangsa. Selang 73 tahun kemudian, hotel ini masih tegak berdiri.

 

Oh iya, aslinya hotel ini pertama kali didirikan pada tahun 1911 oleh seorang arsitek berkebangsaaan Belanda. Itulah kenapa hotel ini memiliki gaya art deco yang kental.

 

3. Monumen Kapal Selam

Ingin napak tilas jejak kejayaan maritim Indonesia? Datanglah ke Monumen Kapal Selam (Monkasel) yang ada di Jalan Pemuda, nggak jauh dari Sungai Kalimas. Menurut penuturan para pemandu wisata, monumen ini aslinya merupakan  kapal selam milik TNI Angkatan Laut, tipe Whiskey Class, yang didatangkan langsung dari Vladivostok, Uni Soviet tahun 1962.

 

Yang bikin bangga, dari sekian banyak negara maritim di dunia, yang punya  museum kapal selam seperti ini hanya di Indonesia, Surabaya, dan Inggris!

 

4. Museum Mpu Tantular

Namanya wisata sejarah, pastilah nggak terlepas dari museum. Museum Mpu Tantular, salah satunya. Berlokasi di Jalan Bunduran Sidoarjo, tiket masuk museum ini terjangkau banget, hanya Rp4.000 saja.  Dengan harga segini, kamu akan dimanjakan dengan  berbagai koleksi artefak bernilai sejarah. Ada uang kuno, perhiasan, kendaraan, alat-alat dari batu, dan lain-lain. Semua koleksi ini berasal dari berbagai masa dan terbagi-bagi per zona. Beberapa di antaranya, zona peninggalan Hindu-Budha, zaman purba, bahkan yang cukup modern seperti motor dan radio dari tahun 50-an.

 

5. House of Sampoerna

Salah satu wisata sejarah di Surabaya yang pernah saya kunjungi adalah House of Sampoerna. Yup, sesuai namanya, lokasi  ini adalah museumnya pabrik rokok Sampoerna. Seluk-beluk sejarah pabrik rokok dan keluarga pendiri rokok Sampoerna bisa kamu temui di sini. Yang paling khas dari sini, di jejak pertamamu akan tercium aroma tembakau yang cukup pekat.

 

Dibangun sekitar tahun 1862, gedung ini menjadi salah satu situs bersejarah Surabaya. Dari luar,  bangunan ini terlihat megah  dengan arsitekturnya yang khas kolonial Belanda. Selain menikmati rupa-rupa dalam sisi gedung, HOS juga menawarkan tur Surabaya gratis yang diberi nama ‘Surabaya Heritage Track’ dengan bus berjadwal tiga kali sehari.

 

Artikel terkait: Wisata sesuai minat

  1. Trail Run Sambil Wisata, Ini Destinasi Lari Lintas Alam yang Paling Menawan
  2. Liburan Sambil Relaksasi, Yuk Kunjungi 4 Destinasi Wisata Yoga Ini!
  3. 10 Destinasi Wisata Sejarah di Jakarta, Ayo Jalan-Jalan ke Museum

 

6. Klenteng Sanggar Agung

Kota Surabaya memiliki penduduk etnis Tionghoa yang cukup banyak. Nggak heran, wisata berupa tempat religi kaum Tionghoa pun gampang ditemui. Adalah Klenteng Sanggar Agung di Jalan Sukolilo 100, Pantai Ria, Kenjeran yang  patut masuk bucket list.

 

Yang unik dari klenteng ini, dia berlokasi di pinggir laut, membentuk semacam teluk kecil yang dikelilingi pepohonan bakau. Arsitekturnya mengawinkan antara budaya Bali dengan Jawa. Dan, yang paling menonjol tentunya adalah patung Dewi Kwan Im yang menjulang setinggi 20 meter.

7. Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria

Gereja-gereja kuno dengan arsitektur ‘asing’, selalu menarik perhatian. Begitu pula dengan Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria yang ada di kawasan Kepanjen ini. Bangunannya cantik dan megah, berbalutkan batu bata klasik Eropa dengan tiang-tiang setinggi 12 meter. Ornamen yang saya suka, jendela berbentuk bundar (rose window) bergaya Neo Gotik yang ada  di setiap sisinya. So, nggak salah kalau gereja tertua di Surabaya ini  memang pantas dikunjungi!

 

8. Masjid Ampel

Sesuai dengan namanya, masjid ini didirikan oleh Sunan Ampel, salah satu Wali Songo, sekitar tahun 1450 M. Lebih tepatnya, pada masa kerajaan Majapahit. Seperti yang bisa kamu lihat, arsitektur Masjid Ampel memang unik. Terdapat lima gapura yang mengelilinginya, yang konon memiliki filosopi sebagai lima rukun Islam. Di bagian dalamnya, ada 16 tiang penyangga yang terbuat dari jati setinggi 17 meter dan berdiamater 60 sentimeter. Hingga saat ini, dua elemen arsitektur unik tersebut terjaga keasliannya!

 

9. Gereja Kristen Indonesia

Bangunan gereja nggak melulu khas Eropa, ada juga kok yang bernuansanakan Timur Tengah. Seperti Gereja Kristen Indonesia ini. Awalnya, GKI terdiri dari tiga gereja yang terpisah, yaitu GKI Jawa Timur, GKI Jawa Barat, dan GKI Kawa Tengah. Ketiga gereja ini kemudian lebur menjadi satu, yang diberi nama Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee (THKTKH) yaitu gereja berbahasa Hokian. Namun, dikenal juga dengan nama Gereja Kristen Indonesia.

 

Dari sisi arsitektur, Gereja Kristen Indonesia sepenuhnya dipengaruhi oleh desain Kolonial Belanda yang berkembang di Surabaya antara tahun 1870—1920an.

 

10. Omah Balung

Ingin mencicipi wisata sejarah dengan bumbu mistis dan jadi bahan memetwit? Mungkin kamu bisa mengunjungi Omah Balung, yang terletak di kawasan pemakaman bergaya Eropa yang sudah ada sejak tahun 1840an di kawasan Peneleh.  Memasuki kawasan makam Peneleh, suasana horornya persis seperti abad 18an dengan batu-batu nisa yang besar, patung malaikat, dan tulisan berbahasa Belanda. Pun dengan bangunan Omah Balung yang memang sudah rusak, berlumut, dan catnya terkelupas parah. Hanya ada satu ruangan besar di Omah Balung, plus satu sumur di tengah-tengahnya. Makin seram! Berani coba?

 

Kalau sudah berkunjung ke lokasi wisata ini, jangan lupa bagikan pengalamanmu ya. Biar banyak yang ketularan mengesplor wisata Surabaya.

 

Ajukan pinjaman uang tanpa agunan, tanpa kartu kredit hanya di Tunaiku sekarang juga!

Pinjaman dari Rp2-20 juta yang dapat diangsur mulai 6-20 bulan.


WINNY WITRA MAHARANI TUNAIKUWINNY WITRA MAHARANI