SWARA – Jika melihat perjuangan cinta Titi Kamal dan Christian Sugiono, yakni pacaran LDR bertahun-tahun hingga akhirnya menikah, saya pun takjub luar biasa. Pacaran LDR sama sekali nggak mudah, lho. Pacaran normal saja sering cekcok, apalagi kalau pacaran jarak jauh?
Saya pun ada satu teman yang pacaran LDR lintas benua karena pekerjaan sang pacar adalah seorang pelaut. Kalau pasangan lain nonton film, ke mal, atau dinner bareng, dua sejoli ini harus puas pacaran dari balik layar smartphone. Belum lagi, kalau ada masalah perbedaan zona waktu, jadi susah buat video call. Satu orang sudah tidur, sementara yang lain baru bangun.
Nah, sebelum berkomitmen untuk pacaran LDR, kamu harus tahu apa saja yang mungkin terjadi di masa depan. Karena pacaran LDR itu banyak banget tantangannya. Mulai dari jarak, kesibukan, dan kesalahpahaman. Kecuali kamu punya fisik dan mental baja layaknya teman saya atau Christian dan Titi yang sanggup melewati masa-masa pacaran LDR.
Menurut Elitedaily.com, kamu bisa mengalami hal-hal berikut saat pacaran LDR.
Artikel Terkait: Tips Lebaran 2018
- 5 Cara Mengatur Keuangan Keluarga Menjelang Lebaran
- 5 Masalah Kesehatan yang Menghantui Saat Lebaran
- 8 Persiapan Mudik Lebaran 2018 dengan Kendaraan Pribadi
1. Merasa mustahil untuk mempertahankan hubungan
Kalau kamu masih menggunakan logika, pacaran LDR rasanya begitu mustahil untuk dilakukan. Mengapa? Pacaran normal yang tiap hari bisa ketemu saja susah buat dijalani, apalagi kalau pacaran jarak jauh.
Hingga akhirnya, bakal muncul keraguan satu sama lain. Apakah hubungan masih bisa berlanjut kalau begini terus? Kamu pun akan berkutat pada masalah-masalah transparasi hingga ekspektasi tinggi pada pasangan.
Mengutip dari Joshua Klapow Ph.D, psikolog klinis sekaligus pembawa acara The Web Radio Show, “hubungan jarak jauh nggak hanya menantang dari segi logis, tetapi juga menantang secara psikologis.”
Berawal dari keraguan ini, hubunganmu bisa mengalami kehancuran, lho. Namun, pacaran LDR yang berakhir bahagia tetap ada. Hanya saja, pacaran LDR yang berujung pernikahan masih langka. Terpenting, bukanlah berapa lama kamu sering bertemu dengan pacar. Namun, intensitas dari hubungan kamu sendiri.
2. Menimbulkan stres fisik dan mental
Jatuh cinta pada seseorang yang nggak bisa kamu sentuh bisa menimbulkan stres fisik dan mental. Contoh sederhananya, ketika kamu sedang diterpa masalah dan butuh sandaran, si pacar nggak ada di sampingmu. Hal seperti ini pasti akan terasa menyiksa. Apalagi bakal terjadi dalam waktu lama yang nggak bisa kamu prediksi kapan ending-nya.
Hubungan makin terancam kalau kamu dan pasangan nggak ada jadwal ketemuan rutin. Kalau LDR antarkota masih bisa diatasi. Lalu, bagaimana dengan mereka yang LDR antar pulau dan benua? Pacaran LDR malah bisa bikin kamu dan pacar stres berat.
Artikel Terkait: Ide Mendekorasi Rumah
- Sulap Dapurmu Tanpa Perlu Keluarkan Banyak Biaya, Ini 6 Caranya!
- Intip 5 Dekorasi Kamar Tidur Ini Agar Kamar Lebih Nyaman dan Sehat
- 8 Tips Mendekorasi Rumah Tipe 21 Agar Terlihat Lebih Luas
3. Komunikasi yang terhalang oleh waktu
Ada yang pernah nonton film Jepang 5 Centimeters per Second? Mengisahkan tentang pasangan yang telah menjalin cinta dari kecil hingga akhirnya berpisah karena masalah komunikasi. Mereka merasa kalau masalah utama dari keretakan hubungan itu adalah soal jarak yang makin jauh.
Namun, penyebab utama dari retaknya hubungan mereka adalah nggak adanya inisiatif untuk menghubungi satu sama lain terlebih dahulu. Kedua pasangan ini cenderung pasif dengan hubungannya dan menjadikan jarak sebagai excuse. Sedihnya, si cewek sudah dapat pacar baru dan akan menikah. Namun, si cowok belum bisa move on dari cinta pertamanya.
Kisah ini nggak hanya terjadi dalam film, lho. Kalau kamu nggak gigih dalam berkomunikasi dengan pacar, hubunganmu bisa kandas di tengah jalan seperti cerita film. Ketika ada perbedaan zona waktu, maka harus bisa mencari jalan tengah, seperti ngobrol via Skype. Masing-masing harus ada komitmen untuk menghubungi terlebih dahulu agar nggak ada kesalahpahaman atau terasa cinta berat sebelah. Seperti kata Dr. Klapow, “communicate often but not constantly.”
Kamu bisa ngobrol sekali dalam sehari atau chat sekali atau dua kali. Hal sesederhana ini, bisa bikin hubungamu tetap bertahan.
Sebenarnya, ada satu kunci utama agar sukses pacaran LDR. Kamu dan pasangan harus komitmen sama-sama aktif dalam hubungan itu. Selain itu, apakah kamu dan si pacar punya visi yang sama?
Kalau sudah oke, baru bisa pacaran LDR, deh. Siapa tahu, kamu dan pacar bisa jadi generasi kedua dari pasangan Titi Kamal dan Christian Sugiono, kan?
DEWI AYU NURJANAH