SWARA – Pernikahan adalah sesuatu yang diinginkan hampir semua orang. Memiliki pasangan di dalam suka maupun duka sepanjang hidup tentu adalah sebuah hal yang sangat dinanti setiap orang.

 

Ada beberapa orang yang menikah menunggu sudah punya rumah, ada beberapa yang menikah menunggu “stok nakal” habis dilampiaskan saat masih sendiri, ada yang menikah menunggu tamat kuliah atau malah SMA.

 

Semua adalah pilihan. Selama kedua belah pihak sudah siap dan sadar akan pilihan yang diambil, ya go on.

 

Artikel terkait: Buat kamu yang berencana menikah

  1. 5 Ide Souvenir Pernikahan yang Murah tapi Elegan dan Nggak Murahan
  2. 7 Rekomendasi Tempat Pernikahan Outdoor di Yogyakarta, Romantis!
  3. Tes Kesehatan Sebelum Pernikahan, wajib tahu!

 

Tapi untuk kasus menikah di saat umur kamu masih muda-mudanya, ada beberapa dampak negatif lho yang mungkin menunggumu, mengingat usiamu yang sebenarnya masih tergolong usia mencari jati diri.

 

Apa saja dampak negatif yang mungkin terjadi untuk kamu yang menikah di usia mudia?

 

1. Belum waktunya

Seperti yang sudah saya bilang, usia remaja itu masih bisa dibilang adalah waktu kamu untuk mencari jati dirimu, mencari pengalaman yang sebanyak-banyaknya. Ketika kamu memutuskan masuk dalam ikatan pernikahan, tentu kamu enggak akan bisa sebebas kalau masih sendiri, atau berpacaran.

 

Belum lagi emosimu yang masih labih dan pandangan hidup atau pemikiran yang masih gampang berubah di umurmu yang sekarang. Pernikahan dini juga cenderung berdampak negatif terhadap alat reproduksi, mental, dan perubahan fisik.

 

2. Kurangnya pengalaman

Pasangan yang menikah di usia muda kebanyakan belum memiliki pengalaman layaknya orang dewasa. Orang dewasa dengan segudang pengalaman saja masih banyak yang kebingungan akan masalah rumah tangganya, bagaimana kamu yang masih muda?

 

Enggak usah jauh-jauh, deh. Mencari uang, mengurus rumah, bingung dengan isi dompet padahal baru tengah bulan. Hal-hal tersebut mungkin kelihatannya sepele, tapi kalau kamu enggak tau mengatasinya ya gawat. Ada memang, orang yang ketika dihadapkan dengan peristiwa yang belum pernah dia alami sebelumnya, dia bisa menanganinya dengan baik. Tapi umumnya, kebanyakan orang akan kebingungan berbuat apa.

 

3. Masalah finansial

Kalau kamu menikah muda, sudah tentu kamu masih harus bergantung dengan orang lain. Kecil kemungkinan kamu yang ingin menikah muda sudah memiliki pekerjaan yang mapan. Ingat lho kalau dengan kalian menikah kalian sudah memutuskan untuk bertahan hidup tanpa bantuan orang lain.

 

Pilihannya hanya dua, orang tuamu berkecukupan dan kalian enggak perlu pusing soal uang, atau kalian harus bekerja keras untuk memiliki kehidupan yang layak. Dan di sini saya belum berbicara tentang kehadiran si Kecil ya.

 

Artikel terkait: Jangan sering-sering berantem dong

  1. 5 Cara Menghadapi Pasangan yang Memiliki Sifat Passive-Aggressive
  2. 7 Cara Agar Liburan Makin Seru dan Anti Berantem Bareng Pasangan
  3. Tiru Rahasia 5 Pasangan Selebriti Dunia yang Punya Hubungan Awet dan Romantis Ini!

4. Kurangnya komitmen

Ini dia faktor utama kenapa menikah muda itu enggak begitu direkomendasikan. Terkadang, kalau enggak mau dibilang umumnya, orang-orang yang ingin menikah cepat-cepat hanya terbawa oleh perasaan sesaat saja. Biasanya anak muda hanya memandang cinta itu dari enaknya saja, lupa bahwa setiap sesuatu ada positif dan negatifnya. Kalau misalnya di tengah jalan baru menyadari ini tapi bisa disikapi dengan bijak ya enggak masalah. Yang jadi masalah kalau ketika baru sadar, hilang semua perasaan dan janji yang diucapkan di awal. Bukannya tanpa alasan kenapa percintaan anak muda disebut “cinta monyet”.

 

Itu dia beberapa hal yang bisa berdampak di hubungan pernikahanmu kalau mentalmu belum sepenuhnya siap. Saya sih enggak kontra dengan pernikahan muda selama itu masih dalam batas wajar (17 tahun ke atas), toh banyak orang yang saya kenal pernikahannya bertahan sampai tua.

 

Yang saya kurang setuju kalau pernikahan muda yang cuma berlandaskan perasaan sesaat. Beberapa teman saya yang menikah muda hanya bahagia di 1 tahun pertamanya, selanjutnya lebih ke arah enggan menyandang status duda atau janda di usia muda. Kalau begini, salahnya siapa?