SWARA – Bisnis properti nggak pernah surut untuk dibahas. Sebab, mau pasang atau surut sekalipun, properti selalu punya nilai tinggi dibandingkan sektor bisnis lainnya. Konon, saat krisis moneter 1997-1998 melanda Indonesia dan negara-negara lain di dunia, nilai jual properti tetap lebih tinggi dibandingkan harga saat pembelian pertama. Harganya pun langsung drastis ketika krisis selesai.
Mungkin hal ini pula yang bikin anak muda mulai melirik bisnis properti. Di Indonesia, sudah banyak sosok milennial yang terjun dan menikmati keuntungan dan seluk-beluk dari bisnis ini. Apartemen menjadi salah satu produk investasi yang dimiliki anak muda. Apartemen ini kemudian disewakan.
Tahun 2018 menjadi salah satu tahun di mana banyak anak muda mulai membeli apartemen lalu menyewakannya. Bukan cuma bertindak sebagai investor, bahkan ada anak muda yang turut menjalankan perusahaan properti seperti Harfani Alwi dan Tommy Widjanarko. Lalu bagaimana dengan 2019? Sebelum itu yuk kita melihat kilas baliknya dulu.
Artikel Terkait: Mencari Inspirasi Bisnis
- 7 Ide Bisnis untuk Ibu Rumah Tangga dengan Modal Rp3 Juta
- 7 Ide Bisnis Sukses Milik Maia Estianty, Bisa Ditiru!
- 5 Ide Bisnis Anak Presiden Jokowi yang Bisa Ditiru
Â
1. Kilas balik properti 2018
Tahun 2018 bukanlah tahun terbaik untuk bisnis properti. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa pertumbuhan bisnis properti cenderung melambat. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ada penurunan sebesar 3,11 persen. Namun penurunan tersebut lebih sedikit dibandingkan pada tahun 2017, yang merosot tajam ke angka 3,68 persen. Jauh berbeda pada tahun 2016 (4,69 persen) dan 2015 (4,11 persen).
Meskipun demikian, kondisi pasar cukup baik. Bisnis properti cukup menggeliat. Terlihat dari sejumlah perusahaan pengembang perumahan dan apartemen yang mencatat penjualan cukup baik. Contohnya Agung Podomoro Land (APL) yang memiliki proyek perumahan di Gunung Manglayang (Podomoro Park). Proyek tersebut sudah mulai dijual pada 2018 dan baru mulai dibangun pada 2019. APL mencatat telah menjual 850 unit seharga Rp1,5-3,5 miliar per rumah pada akhir Oktober 2018.
PT Mitra Sindo Sukses juga mencatat penjualan yang cukup baik. Perusahaan pengembang tersebut berhasil menjual 700 unit rumah, apartemen, dan ruko melalui proyeknya Jakarta Garden City di Cakung, Jakarta Timur. Sementara itu Citra Jaya mengalami peningkatan penjualan sebanyak 5 persen di Maja, Lebak-Banten. Jumlah ini serupa dengan Paramount Serpong yang berhasil menjual 621 unit rumah seharga Rp600 juta sampai 3,5 miliar per unit.
2. Lalu bagaimana prospek bisnis properti tahun 2019?
Untuk tahun 2019, para ahli mengungkapkan bisnis properti masih diminati. Walau ada pemilihan presiden, bisnis properti nggak bakal terganggu. Hal ini dikarenakan masih tingginya kebutuhan rumah yang belum terpenuhi alias backlog, apalagi rumah untuk masyarakat kelas menengah ke bawah.
Faktor lain yang turut mempengaruhi tren tersebut adalah kenaikan KPR Subsidi. Program tersebut diturunkan oleh Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Kebijakan-kebijakan relaksasi tersebut yang pada akhirnya mendorong milennial untuk mulai membeli rumah dan bisa jadi akan mulai berinvestasi di bidang properti lainnya.
Â
3. Apa tren properti yang bakal ramai?
Untuk 2019, rumah memiliki peluang yang besar untuk dijual. Pasalnya, masih banyak rakyat Indonesia yang belum punya rumah sendiri. Di beberapa daerah di Indonesia, terjadi backlog, sehingga permintaan untuk rumah bakal masih ramai tahun ini. Contohnya di daerah Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Pada 2017, tiga daerah tersebut mencatat backlog perumahan sebanyak 13,7 juta.
Â
Artikel Terkait: Wisata Kuliner Maknyus!
- 5 Rekomendasi Kuliner Legendaris Murah Meriah di Bandung
- 10 Wisata Kuliner di Surabaya yang Wajib untuk Dikunjungi
- Wisata Kuliner di Kota Tangerang, Ini 5 Tempat Kuliner Murah dan Maknyus
Melihat kilas balik dan tren properti 2019, sepertinya bisnis properti masih bakalan hangat, nih. Yah, selama masih ada permintaan mah sudah pasti para pengembang bakal menangkap kebutuhan tersebut sebagai peluang bisnis. Mudah-mudahan tahun ini yang belum punya rumah, punya rumah. Nah, buat yang sudah punya rumah, bertambah satu rumah lagi. Hitung-hitung sebagai investasi, kan?
  ARUNDHATI LEIKA