SWARA – Menjadi arsitek merupakan salah satu impian yang dimiliki oleh banyak orang. Selain bayarannya yang fantastis, ada kebanggaan yang dirasakan oleh orang saat melihat karyanya menjadi bangunan jadi. Sebagai gambaran, seorang arsitek junior biasanya akan memperoleh bayaran mulai Rp7 juta per bulan. Bila sudah mencapai level mid-senior, bayaran bisa mencapai angka Rp15 juta hingga ratusan juta.

 

 

Seorang arsitek bertugas untuk membuat sketsa, hingga menjadikan karyanya menjadi bangunan jadi.  Tentunya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk memoles skill arsitektur yang dimiliki oleh arsitek sebelum bisa masuk ke dunia kerja sungguhan. Dari untuk biaya kuliah per semester yang memang biasanya dipatok lebih mahal dibanding dengan jurusan lain, hingga peralatan yang dibutuhkan oleh jurusan arsitektur, ditotal bisa mencapai angka yang fantastis. Supaya kamu tahu rincian uang yang harus dikeluarkan bila kamu ingin menjadi arsitek, yuk intip biayanya di sini!

 

1. Biaya kuliah

Biaya kuliah jurusan arsitektur sangatlah bergantung pada universitas tempatmu menuntut ilmu. Secara umum, biasanya biaya kuliah dimulai dari angka Rp500 ribu hingga Rp12 juta per semester. Sebagai contoh, Institut Teknologi Bandung (ITB) mematok biaya kuliah mulai Rp2.5 juta hingga Rp12 juta sesuai dengan golonganmu. UI dan UGM mematok uang kuliah per semester mulai Rp500 ribu hingga Rp12 juta per semester. Sedangkan universitas swasta seperti Universitas Parahyangan mematok biaya kuliah mulai Rp6 juta hingga Rp8 juta per semesternya. Angka ini tentu saja di luar biaya hidup, karena sangat bergantung pada gaya hidup masing-masing orang.

 

2. Laptop

Hasil Gambar mengunakan sketcHUp - YouTube

Contoh hasil render

 

Hal yang akan sering dilakukan oleh mahasiswa arsitektur adalah me-render hasil karyanya. Render merupakan proses menjadikan gambar menjadi animasi yang umumnya dilakukan oleh orang yang berkecimpung di dunia grafis. Arsitektur merupakan ilmu yang memadukan seni dan teknik, sehingga jika kamu mempelajari arsitektur, kamu juga harus paham dengan istilah ini. Kamu biasanya akan memvisualisasikan gambaran yang ada di dalam otakmu menggunakan aplikasi seperti 3Dsmax, Vray Sketchup, Lumion, Twilight dan lainnya. Aplikasi ini termasuk berat, sehingga kamu membutuhkan laptop dengan kualitas mumpuni.

 

Artikel terkait:

Kenali Biaya Kuliah di 6 PTN Favorit Ini di Jalur SNMPTN, SBMPTN, dan Jalur Mandiri

Ini Jurusan Kuliah Favorit Paling Dibutuhkan 2020

Ingin Kuliah di Dua Jurusan Sekaligus? Pahami Program Double Degree Berikut Ini

 

Sebagai gambaran, laptop yang dibutuhkan oleh mahasiswa jurusan arsitektur haruslah memiliki beberapa spek wajib. Misalnya prosesor minimal i7 atau lebih, RAM minimal 8GB. dan memiliki Graphic Card atau VGA terpisah supaya tidak lemot. Jangan lupa, kamu juga membutuhkan harddisk untuk menyimpan datamu. Biasanya, harga laptop dengan spesifikasi seperti di atas dipatok dengan harga mulai Rp14 juta. Biaya ini belum termasuk dengan biaya tambahan bila laptopmu mengalami kerusakan.

 

3. Biaya mata kuliah

Suka Seputar Seni: MENGENAL MAKET

Contoh maket

 

Inilah yang biasanya menjadi momok bagi siapapun yang ingin kuliah arsitektur. Pengeluaran bulanan untuk kuliah bisa saja membengkak apalagi bila kamu sedang mengambil mata kuliah studio. Mata kuliah yang terdiri dari Studio 1 hingga 6 ini memberikan dasar-dasar pelatihan bagi kamu supaya bisa menjadi arsitek handal. Mulai dari pemahaman mengenai ruang, prinsip penataan ruang, hingga penciptaan bangunan yang bertujuan untuk menunjang kehidupan perkotaan (urban).  Setelah mata kuliah studio selesai, akan ada tugas akhir di mana mahasiswa harus memadukan apa yang sudah mereka peroleh dari mata kuliah studio pertama hingga keenam menjadi bentuk bangunan jadi.

 

Kamu tidak akan membuat bangunan fisik yang sudah jadi, namun akan membuat maket. Maket merupakan miniatur 3D yang dibuat persis dengan bangunan asli agar siapapun yang melihat bisa memiliki gambaran mengenai kondisi bangunan dan alam di sekitarnya. Bahan yang biasa digunakan untuk membuat maket biasanya berupa kayu, papan, dan bahan lainnya.

 

Pembuatan maket dilakukan secara detail, biasanya mahasiswa menambahkan ornamen seperti rumput palsu hingga pepohonan sehingga maket benar-benar menggambarkan lokasi secara detail. Pembuatan maket ini membutuhkan tenaga dan uang. Dari data yang dihimpun oleh Swara, mayoritas mahasiswa arsitektur menghabiskan uang mulai Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta untuk menyelesaikan maketnya secara mandiri.

 

Sebenarnya pengeluaran bisa ditekan

Biaya ini bisa ditekan bila mahasiswa kreatif. Misalnya, daripada membeli rumput maket yang sudah jadi, ternyata kamu bisa memanfaatkan obat nyamuk bakar untuk menjadi rumput ala-ala. Untuk menekan pengeluaran, dibutuhkan kreativitas dari mahasiswa arsitektur. Saat mahasiswa arsitektur menjalankan kuliah, biasanya mereka akan membuat maket dengan jumlah minimal 3 maket. Bila mahasiswa memiliki kesibukan lain, mereka bisa menggunakan jasa membuat maket yang biasanya mematok biaya jasa mulai dari Rp2.5 juta per maket.

 

Menjadi arsitek memang tidak mudah dan dibutuhkan dedikasi serta uang yang banyak. Namun, semoga hal ini tidak menjadi penghalang untukmu dalam mengejar impian menjadi arsitek. Setiap keringat yang kamu keluarkan dalam mengejar impian akan menuai hasil yang terbaik!