SWARA – Saat ini banyak anak lebih sering menghabiskan waktunya di depan televisi atau bermain gim di handphone/tablet. Padahal pada usia dini, anak bisa belajar hal lain yang berguna dalam hidup nantinya. Salah satunya adalah berbisnis. 

Walau terdengar berat, berbisnis bisa menjadi proses belajar yang menyenangkan buat anak. Hal ini lebih bagus lagi jika anak punya bakat jadi entrepreneur. Tanda-tandanya adalah anak cepat bosan di sekolah dan senang membuat sesuatu lalu menjualnya untuk menghasilkan uang. 

Jika demikian, kinilah waktu yang tepat bagi kamu untuk mengajarkan bisnis pada anak. Tapi hal ini nggak terbatas pada bakat entrepreneurship saja lho. Walaupun anak belum terlihat bakat di bidang itu, kamu bisa mengajak untuk terlibat aktif. Pasalnya, banyak hal yang bisa dipelajari anak melalui belajar berbisnis sejak usia belia. 

Melalui bisnis, anak bisa belajar tentang independensi, disiplin, dan resiliensi. Selain itu, anak juga akan tahu rasanya sense of accomplishment. Hal ini penting banget supaya ketika besar anak bisa menciptakan sesuatu yang berguna untuk komunitas. Jika anak melihat gagasannya membantu orang lain, maka dia akan merasa bedaya dan mencapai sesuatu.

 

Artikel Terkait: Pola asuh itu berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak. 

  1. Cara Terbaik Mengasuh Anak Angkat atau Anak Adopsi
  2. Jurus Kompak Besarkan Anak Bersama dengan Mertua
  3. Hai Orang Tua, Kepribadian Anak Ternyata Bisa Diketahui dari Kecil

 

Berikut caranya membantu anak untuk menciptakan bisnisnya sendiri. 

1. Memilih jenis bisnis

Pilihlah bisnis sesuai dengan hal yang disenangi anak. Hal ini penting, sebab jangan sampai anak kehilangan minat karena jenis bisnisnya kurang mengena di hati. Semisal anak belum punya ide spesifik, mintalah anak untuk merinci semua hal yang dia sukai.

 

Kalau anak senang dengan hewan, anak bisa menjadi menjaga hewan peliharaan. Atau kalau anak senang dengan menciptakan sesuatu, anak bisa menjual lilin lalu berjualan online.

 

2. Menetapkan tujuan dan membuat rencana

Bimbinglah anak untuk memikirkan segala keperluan untuk memulai bisnisnya agar menjadi kenyataan. Pikirkan jenis alat, persediaan, atau pelatihan yang mereka butuhkan.

 

Kalau anak ingin berjualan es buah, apa saja yang dia butuhkan? Selain itu, anak juga harus menuliskan target bisnis, termasuk finansial dan apapun yang ingin mereka capai. Hal ini akan menjadi proses yang menyenangkan dan edukatif ketika proyek bisnis itu menjelang akhir. 

 

3. Perkenalkan konsep manajemen keuangan

Memulai bisnis selama liburan sekolah adalah cara tepat mengenalkan anak kepada konsep dasar manajemen keuangan. Kamu juga bisa mengajarkan anak cara menghitung profit dan mengatur overhead. Jika usia anak adalah remaja, maka kamu bisa mengajarkannya untuk memantau pemasukan dan pengeluaran bisnis. Sementara anak yang lebih muda bisa berlatih menambah total harga dan menghitung kembalian. 

 

4. Melatih kemampuan anak soal customer service dan komunikasi

Menjadi komunikator yang efektif dan pendengar yang empatik adalah modal utama untuk membangun entrepreneurship. Bantulah anak bagaimana caranya menjelaskan dan menjual produk serta cara melayani pelanggaran. Tekankan pada customer service dan doronglah anak agar mau mendengar dan mengakomodir ketika ada permintaan khusus dari pelanggan. 

 

5. Melatih jiwa kepemimpinan anak

Ketika mulai belajar berbisnis, jiwa kepemimpinan juga penting sebagai modal melanjutkan usaha yang sudah dimulai. Sebagai orangtua, ajarkan anak untuk mengembangkan leadership. Misalnya, kamu bisa menjadwalkan piket untuk setiap anak yang terlibat.

 

Berikan kesempatan pada masing-masing anak untuk memimpin proyek, misalnya membersihkan rumah atau mencuci piring. Selain itu kamu juga bisa mengajarkan kepemimpinan anak melalui rapat mingguan dari progress bisnis yang sedang dikembangkan. 

6. Mengajarkan anak soal berbagi

Perusahaan biasanya punya kewajiban sosial seperti corporate social responsibility (CSR). Kamu bisa mengajari anak konsep ini. Ketika bisnisnya sudah mulai menghasilkan, ajari anak untuk berbagi. Misalnya, membeli uang untuk anak panti asuhan ataupun menyumbang ketika terjadi bencana di kota tempat tinggal. 

 

Artikel Terkait: Apa saja pertimbangan dalam merencanakan pendidikan anak?

  1. Perlukah Anak Belajar Bahasa Asing Sejak Dini? Berikut Manfaatnya!
  2. Ini Potret Kedekatan David Beckham dengan Putrinya Harper Beckham
  3. Mengapa Edukasi Seks Perlu Diterapkan ke Anak Sejak Dini?

 

7. Mengajarkan anak untuk menabung profit 

Ketika mendapat uang, anak-anak cenderung menghabiskan uang untuk hal yang mereka senangi. Hal ini tentu nggak boleh ketika anak memulai bisnis. Ajarkan anak agar nggak menghabiskan penghasilan yang diperoleh. Belikan anak celengan, dan mintalah dia menyisihkan penghasilan dari bisnisnya. 

 

8. Mengajarkan anak memahami nilai uang

Karena masih kecil, nggak semua anak paham soal nilai uang. Inilah tugasmu untuk membantunya memahami nilai uang. Jadwalkan waktu untuknya belajar soal uang dari nominal yang terkecil hingga terbesar, dari koin hingga uang kertas. 

 

Barangkali anak nggak langsung berhasil ketika memulai bisnis itu. Karena itu ajarkan anak bahwa kegagalan itu bagian dari proses. Sebagai orangtua, kamu harus memberi dukungan penuh, termasuk dalam menyediakan modal. Tapi jangan lupa tanamkan kemandirian, misalnya, membuat perjanjian pengembalian modal. Hal ini bisa membuat anak semakin bersemangat karena punya tujuan yang jelas. Selamat mencoba!