SWARA – Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia menjadi salah satu negara yang menyambut bulan Ramadan dengan penuh antusias. Hal tersebut dapat terlihat dari berbagai tradisi yang dilakukan di seluruh penjuru wilayah Indonesia.
Tradisi khas untuk menyambut bulan Ramadan bisa kamu temui di setiap daerah di Indonesia. Uniknya, tradisi-tradisi tersebut digelar secara meriah dan dirayakan oleh seluruh masyarakat di wilayah tersebut.
Selain itu, tradisi tersebut juga sudah ada sejak puluhan hingga ratusan tahun yang lalu, dan masih terjaga hingga sekarang. Nah, berikut ini adalah 7 tradisi unik dari 7 daerah yang dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadan. Ini baru sebagian kecil, lho, disimak, ya!
-
Megibung, Bali
Bukan berarti menjadi minoritas akan menghalangi keceriaan menyambut bulan Ramadan. Seperti halnya masyarakat muslim yang tinggal di Bali, mereka juga ternyata memiliki tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Masyarakat Bali memiliki tradisi yang disebut Megibung. Tradisi ini diisi dengan acara makan bersama yang diselingi obrolan-obrolan ringan di antara masyarakat. Uniknya, mereka makan di atas daun pisang secara bersama-sama.
Tradisi Megibung ini bisa juga diartikan sebagai proses makan bersama dalam satu porsi jumbo nasi dan lauk pauk, yang akan dimakan oleh 4-7 orang secara bersama-sama.
Artikel Terkait: Ragam menarik tentang Ramadan
- Anak Kost, Ini 5 Cara Berhemat Selama Bulan Ramadan!
- Untung Berlipat Main Saham Selama Ramadan, Begini Caranya!
- Tips dan Trik Atur Duit Saat Bulan Ramadan
-
Jalur Pacu, Riau
Khusus di Riau, masyarakatnya menggelar sebuah tradisi yang menyerupai pesta rakyat dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi ini biasa disebut dengan Jalur Pacu.

Tradisi Jalur Pacu adalah ajang perlombaan dayung yang dilakukan di sungai. Masyarakat sekitar akan memenuhi area pinggir sungai untuk menonton dan menyemangati para peserta yang mengikuti ajang dan tradisi ini.
Kemudian, tradisi yang dirayakan secara suka cita ini diakhiri dengan tradisi Balimau Kasai yang memiliki makna bersuci menjelang matahari terbenam sampai malam.
-
Malamang, Sumatera Barat
Seperti namanya, tradisi Malamang ini berupa pembuatan Lamang, sebuah makanan khas Sumatera Barat. Tradisi ini dilakukan secara gotong royong menggunakan ruas-ruas bambu yang telah dipotong sesuai ukuran yang diinginkan.

Kemudian, Lamang yang sudah dibuat, nantinya akan dihantarkan ke tetangga atau kerabat sebagai permohonan maaf menjelang bulan Ramadan.
-
Dugderan, Semarang
Selanjutnya, tradisi khas Semarang, Jawa Tengah dalam menyambut bulan Ramadan yang biasa disebut Dugderan. Istilah Dugderan berasal dari kata ‘dug’ dan ‘der’, ‘dug’ diambil dari suara bedug yang ditabuh berkali-kali, sedangkan ‘der’ berasal dari suara dentuman meriam.

Tradisi ini ternyata sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu dan masih terjaga hingga hari ini. Uniknya, tradisi ini dipadukan dengan berbagai kesenian Jawa Tengah yang sangat meriah hingga menyerupai sebuah karnaval.
-
Nyorog, Betawi Jakarta
Walaupun sudah menjadi kota metropolitan, masyarakat Betawi di Jakarta nyatanya masih menjaga tradisi nenek moyang dalam menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi ini disebut dengan Nyorog.

Tradisi Nyorong ini berupa kunjungan ke rumah sanak saudara sambil membawa sejumlah bingkisan. Bingkisan tersebut bisa berupa berbagai macam lauk makanan dan berbagai bahan pokok rumah tangga.
Tradisi ini dibuat untuk menjaga tali silaturahmi antar keluarga supaya hubungannya tetap berjalan harmonis.
-
Meugang, Aceh
Sebagai kota yang disebut sebagai Serambi Mekkah, tentunya Aceh memiliki tradisi khusus untuk menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi ini disebut dengan Meugang.

Tradisi Meugang berupa santap daging bersama dengan orang-orang terdekat. Awal mulanya, tradisi ini sudah dilakukan sejak masa Sultan Iskandar Muda, kira-kira 400 tahun yang lalu. Saat Meugang, semua orang yang menyantap daging dinilai memiliki status yang sama, baik orang kaya ataupun miskin.
Sejarahnya, Sultan Aceh pada saat itu sangat mencintai seluruh rakyatnya, tidak terkecuali rakyat yang miskin. Oleh karena itu, ia membuat sebuah aturan yang mengatur tentang pelaksanaan Meugang. Tujuannya adalah supaya semua warganya bisa menikmati santapan lezat, seperti daging.
Artikel Terkait: Ragam menarik tentang Ramadan
- 5 Trik Menabung Selama Ramadan untuk Tambahan DP Rumah
- Ramadan Tiba, Ini 7 Aktivitas Seru Saat Ngabuburit yang Anti-mainstream!
- Suka masak? 10 Takjil ini Bisa Kamu Coba Jual untuk Dapat Peruntungan Selama Bulan Ramadan
-
Gerebek Apem, Jombang
Berbeda dengan wilayah lainnya, masyarakat Kabupaten Jombang, Jawa Timur menyambut bulan suci Ramadan dengan membuat acara Gerebek Apem. Tradisi ini menyimbolkan sebuah permohonan maaf dan ampun kepada Allah SWT.

Dalam tradisi ini, warga Jombang memperebutkan 21 gunungan kue apem yang diboyong di tengah jalan. Sebelumnya, 21 gunungan apem tersebut sudah diarak dari GOR Merdeka Jombang menuju Ringin Contong di Jalan Gus Dur.
Setelah rombongan gunungan apem tersebut berhasil membelah ribuan warga yang memadati jalan, kemudian 21 gunungan apem tersebut segera diperebutkan oleh seluruh warga yang hadir.
Kenapa menggunakan kue apem? Karena kue apem memiliki filosofi khusus, yaitu apem yang berasal dari bahasa Arab (Afwan) yang berarti meminta pengampunan dari Allah SWT.
Nah, itu tadi adalah sebagian kecil dari tradisi unik di Indonesia dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan. Semuanya menarik dan mencirikan kebudayaannya masing-masing.
Dhandy Dwi Yustica