SWARA – Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang menjanjikan keuntungan cukup besar. Meski risikonya juga lebih besar dibandingkan wahana investasi lainnya, tapi investasi saham ternyata nggak semenakutkan itu, terlebih setelah pemerintah menggalakkan gerakan menabung saham. Saya sendiri tertarik dengan investasi yang satu ini.

 

Sebagai investor saham, tentunya kamu perlu memahami apa yang kamu cari dari investasi ini. Selain capital gain, atau pertambahan nilai saham di pasaran, investor biasanya mencari dividen, atau pembagian dari laba perusahaan yang dibagikan di waktu tertentu.

 

Keuntungan dari saham

Mencari keuntungan berupa capital gain, rumusnya sederhana, kamu harus tentukan pada angka beli berapa kamu akan membeli saham, dan pada angka jual berapa saham akan kamu melepasnya kembali. Hal ini membantu kamu untuk merencanakan investasi kamu secara logis dan tidak berlarut-larut jika ternyata harga turun lagi.

 

Keuntungan yang kamu dapatkan sesuai dengan berapa margin yang kamu tentukan. Investor senior pasti menyarankan untuk menentukan juga di harga berapa kamu harus melepas saham kamu jika terjadi penurunan harga yang tajam. Hal ini untuk mengamankan modal kamu. Walaupun keuntungan yang kamu dapat hanya sedikit, tapi kamu bisa membatasi berapa kerugian yang mampu kamu tanggung. Walaupun relatif lebih to-the-point, sistem mencari keuntungan secara capital gain akan rentan terhadap naik-turunnya harga saham.

 

Artikel Terkait: Meraup Untung dari Investasi Saham

  1. Ini Dia Cara Supaya Kamu Bisa Dapatkan Deviden Saham dari Perusahaan
  2. 7 Kiat Jitu Mengurangi Kerugian dalam Investasi Saham
  3. Kenali Perbedaan Trading saham dan Investasi saham, Ini Plus Minusnya

 

Meraup keuntungan lewat dividen saham

Cara kedua adalah mencari keuntungan melalui dividen atau pembagian laba perusahaan. Bersiap-siaplah membeli dan menahan saham sampai bertahun-tahun. Kamu nggak harus peduli dengan harga saham yang naik turun, karena bukan margin harga saham yang dicari. Melainkan pembagian keuntungan tiap tahunnya.

 

Cara ini lebih membutuhkan kajian yang mendalam terhadap perusahaan yang sedang kamu incar sahamnya. Walaupun kajian itu nggak wajib untuk dilakukan, tapi akan sangat membantu kamu dalam mengukur risiko investasi kamu. Sebisa mungkin, cari tahu bagaimana kebiasaan perusahaan dalam melakukan pembagian dividen. Dividen yang dibagikan bisa banyak atau sedikit, atau bahkan nggak ada sama sekali, semua tergantung dari hasil rapat umum pemegang saham dan kebijakan perusahaan itu sendiri.

 

Apa itu dividen trap

Lebih jauh pada topik dividen, banyak investor yang memilih jalan pintas dengan dengan membeli saham di saat cum date dan melepasnya pada saat ex date. ‘Cum date’ adalah tanggal terakhir saat pemegang saham masih punya hak mengklaim dividen di periode tersebut. Sedangkan ‘ex date’ adalah tanggal saat pemilik saham sudah nggak lagi punya hak atas dividen periode itu. Dengan cara seperti ini, kamu nggak perlu repot-repot menyimpan sahammu dalam waktu lama. Masalahnya adalah, cara ini memiliki risiko yang besar. Biasanya disebut “dividend trap” atau Jebakan Dividen.

 

Apa itu dividend trap? Simpelnya, dividend trap adalah kondisi dimana kamu membeli saham ketika cum date atau ex date dan berharap harganya akan naik lebih tinggi lagi. Namun, pada kenyataannya, harga saham langsung merosot drastis setelah ex date. Membuat keuntungan dari dividen yang kamu harapkan malah menjadi kerugian karena harga saham jatuh dan membuat keuntungan yang didapat dari dividen pun nggak dapat menutup kerugianmu.

 

Cara menghindari dividend trap

Jadi, bagaimana caranya kamu  menghindari dividend trap? Pertama, jangan beli saham ketika cum date apalagi ex date. Bagaimanapun, kamu nggak akan tahu fluktuasi harga yang akan terjadi setelah pembagian dividen. Terlalu berisiko jika kamu tetap melakukannya, kecuali berencana menahan saham kamu cukup lama sampai periode ex date di tahun pembukuan berikutnya.

 

Kedua, lakukan kajian mendalam mengenai perusahaan yang akan kamu beli sahamnya, terutama performa manajemen. Pasalnya, performa manajemen akan sangat berpengaruh dalam performa perusahaan, yang nantinya akan mempengaruhi laba dan harga jual sahamnya.

 

Artikel Terkait: Yuk, Belajar Saham!

  1. Serba Serbi Dividen Saham, Kiat Jitu Cari Keuntungan Bagi Pemula
  2. Yuk, Kenali Lebih Dekat Bid dan Offer dalam Saham
  3. 5 Hal Penting Tentang Saham Blue Chip untuk Investor Pemula

 

Ketiga, perhatikan jika perusahaan memiliki kredit macet atau utang yang nggak proporsional. Keempat, coba hitung payout-ratio atau persentase besar keuntungan per saham dibanding dividennya. Saham yang memiliki payout-ratio yang terlalu besar bisa dipastikan akan menjadi sebuah jebakan. Amannya, perbandingan besar dividen dan keuntungannya adalah 50% atau kurang. Sebagai contoh, jika saham sebuah perusahaan memiliki keuntungan $5 per saham, dengan pembagian dividen sebesar $2 per saham, maka rasionya adalah 40%, cukup aman.

 

Sudah paham, kan? Nah sekarang kamu bisa memakai informasi sebagai tambahan pertimbangan untuk kebijaksanaan kamu memilih saham. Jangan sampai salah langkah, ya! Selamat berinvestasi!

 

Bagaimana dengan artikel yang kamu baca hari ini? Semoga bermanfaat untukmu, ya. Jangan lupa, Tunaiku menyediakan pinjaman tunai cepat dan mudah, mulai dari Rp2-20 juta, yang bisa diangsur mulai dari 6-20 bulan. Yuk, ajukan pinjamanmu sekarang!

 

   PAULUS RISANG