SWARA – “Milenial rentan stress karena masalah keuangan”, Ungkap survei yang diterbitkan oleh perusahaan investasi BlackRock. Dilansir dari Business Insider, persentase milenial yang stress karena masalah keuangan naik sebesar 10 persen. Padahal sebelumnya jumlah milenial yang mengaku stress karena keuangan sejumlah 53 persen, naik menjadi 63 persen.
Riset ini mengungkap bahwa ternyata jumlah milenial yang stress karena masalah keuangan jauh lebih besar dibanding stress karena keluarga, pekerjaan, dan kesehatan.
Milenial merasa stress akibat keluarga karena tidak dapat menjadi diri sendiri. Milenial cenderung merasa disetir oleh pilihan orang tua. Milenial juga merasa stress karena pekerjaan yang tidak habis-habis. Sedangkan rasa stress akibat kesehatan timbul akibat penyakit yang timbul akibat gaya hidup tidak sehat, sehingga mempengaruhi finansial milenial. Tiga hal ini adalah sumber stress paling besar yang dialami milenial di riset sebelumnya
Kenapa sih kaum milenial saat ini mudah stress karena masalah finansial?
Milenial idealis, terlalu banyak perencanaan keuangan
Salah satu alasan mengapa milenial rawan stress adalah terlalu banyak perencanaan keuangan namun sedikit yang benar-benar terlaksana. Begitu banyaknya informasi mengenai cara mengelola keuangan membuat milenial ingin mencoba semuanya. Padahal belum tentu semuanya cocok dengan finansial yang dimiliki oleh milenial. Sangat berbeda dengan orang tua kita yang mayoritas hanya memiliki satu rencana keuangan yaitu tabungan untuk pensiun. Kehidupan orang tua kita terlihat lebih simple dibanding dengan cara hidup milenial karena hal ini.
Artikel terkait keuangan: Serba 7! Cara Mengatur Keuangan di Awal tahun!
7 Cara Menyiapkan Dana Pensiun, Amankan Hidup Jelang Hari Tua
7 Cara Mengatur Uang Agar Sehat dan Tidak Habis Begitu Saja
Ingin Membuat Resolusi Keuangan Jelang Tahun Baru? Ini 7 Tips yang Harus Kamu Tahu!
Terlalu banyak jenis investasi yang dapat dipilih
Penelitian yang dilakukan oleh BlackRock juga mengemukakan bahwa milenial percaya bahwa investasi dapat menjamin masa depan mereka. Sayangnya, milenial masih belum bisa memutuskan investasi mana yang akan diambil. Sebanyak 60% milenial masih kebingungan memilih investasi yang sesuai, baik secara jumlah uang yang diinvestasikan ataupun cara pengelolaan yang sesuai. 90% milenial juga bingung dengan banyaknya variasi investasi yang tersedia.
Milenial cenderung merasa was-was untuk memilih investasi, mereka banyak melakukan riset sebelum melakukan investasi, namun tetap merasa bingung untuk memilih. Terlalu banyak investasi yang mirip-mirip dan informasi yang senada membuat milenial tidak memperoleh pencerahan mengenai investasi yang akan diambil.
Terbatasnya sumber informasi mengenai investasi
77% milenial merasa bingung dengan terlalu banyaknya informasi yang tersedia di internet. Banyaknya website ataupun pelatihan online yang memberikan informasi investasi dianggap tidak membantu. Informasi ataupun pelatihan online biasanya hanya bersifat satu arah, sehingga pertanyaan tidak bisa dijawab sejelas-jelasnya.
Milenial harus mencari dengan kata kunci tertentu dan biasanya malah tidak menemukan jawaban yang jelas. Riset ini membuktikan pula bahwa stress mengenai masalah keuangan lebih banyak dirasakan oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Sebanyak 50% milenial perempuan mengaku merasa stress dengan masalah keuangan, sedangkan hal yang sama dirasakan oleh 34% .
Dari tiga hal di atas, ternyata sumber stress milenial bukanlah pada masalah kekurangan uang, namun bingung untuk memilih investasi mana yang dapat digunakan. Semakin banyak informasi, bukan berarti semakin mudah untuk memutuskan investasi mana yang dipilih. BlackRock menyarankan agar milenial mencari edukasi yang dapat memberikan tanggapan secara langsung agar bisa mengurangi rasa penasaran dari milenial.
Dua edukasi yang penting untuk milenial adalah edukasi untuk perencanaan keuangan dan investasi. Dengan memperoleh informasi yang cukup mengenai dua hal ini, maka tingkat stress milenial dapat turun.
Anastasia Galuh Dinung Purwaningtyas