SWARA – Kamu investor pemula dan sedang bingung mencari instrumen investasi yang paling cocok untuk belajar? Biasanya investor pemula dihadapkan kepada dua pilihan investasi yang cocok untuk belajar, yaitu saham atau deposito. Menurut saya deposito akan lebih cocok dipakai oleh investor pemula karena memberikan berbagai keuntungan, seperti menjaga nilai pokok uang yang disimpan, memiliki suku bunga yang lebih tinggi dari bank dan risiko yang lebih rendah dari saham, hingga dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk bank yang sudah terdaftar.Â
Nah, jika kamu juga tertarik dengan investasi yang satu ini, maka di bawah ini saya akan menjelaskan seluk beluk deposito agar kamu semakin paham dengan investasi yang menguntungkan ini.
1. Deposito berbeda dengan tabungan biasa
Meskipun sama-sama menyimpan uang, deposito memiliki syarat yang harus diikuti, yaitu tentang jangka waktu pengambilan uang. Jika menabung di rekening biasa kamu bisa mengambil uang sewaktu-waktu, di deposito kamu baru bisa mengambil uang yang kamu simpan dalam jangka waktu tertentu yang sudah disepakati oleh kamu dan pihak bank, seperti setiap 3 bulan, 6, bulan, 1 tahun, dan seterusnya.Â
Selain itu, deposito juga nggak membebankan biaya administrasi seperti menabung di rekening biasa dan deposito juga memiliki bunga yang lebih tinggi dari bunga rekening bank biasa.Â
Artikel terkait: Pelajari tentang deposito, yuk!
1. Deposito atau Tabungan, Pilih Mana? Apa Bedanya?
2. Sebagai Instrumen Investasi, Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Deposito?
3. Serba-serbi Tabungan Deposito yang Perlu Kamu Ketahui
2. Dibebankan biaya pencairan jika nggak sesuai waktu yang ditetapkan
Jika kamu mengambil uang deposito di luar ketetapan waktu yang sudah kamu sepakati dengan pihak bank, maka bank akan membebankan kamu biaya pengambilan dana yang besarannya tergantung pada masing-masing kebijakan bank. Ini justru bagus untuk melatih kamu menjadi lebih disiplin agar nggak mengambil uang jika memang belum waktunya.
3. Dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
LPS didirikan oleh pemerintah sebagai penjamin setiap simpanan yang dimiliki masyarakat Indonesia. Sehingga jika suatu waktu bank tempat kamu menyimpan uang deposito bangkrut maka uang kamu akan tetap aman karena sudah dijamin oleh pemerintah.Â
Namun ada ketentuannya, LPS hanya akan menjamin uang maksimal Rp2 miliar saja untuk setiap nasabah dalam suatu bank yang sudah terdaftar di LPS. Jika kamu memiliki deposito lebih dari Rp2 miliar, maka dana yang akan dijamin oleh pemerintah hanya sebatas Rp2 miliar saja.Â
4. Suku bunga berubah setiap 4 bulan
Deposito memiliki suku bunga yang berubah-ubah selama 4 bulan sekali. Perubahan ini ditentukan oleh LPS yang pada akhir tahun lalu menetapkan suku bunga penjaminnya sebesar 6,25%. Dari suku bunga penjamin ini maka kamu harus memastikan suku bunga deposito yang diberikan oleh bank nggak melebihi jumlah tersebut agar jika terjadi sesuatu masih dapat dijamin oleh pemerintah melalui LPS.
5. Cara menghitung suku bunga deposito
Jika kamu sudah tertarik dengan deposito, tentu kamu penasaran dengan perhitungan bunga yang akan kamu dapatkan jika berinvestasi deposito. Sebelumnya kamu perlu mengetahui jika bunga deposito akan dikenakan pajak sebesar 20% dari bunga yang didapat jika kamu memiliki dana deposito di atas Rp7,5 juta.
Jika dana deposito Rp7,5 juta ke bawah, maka rumus perhitungan yang bisa digunakan untuk menghitung bunga deposito per bulan:
- Jumlah uang simpanan x bunga per tahun x tenor : 12
Sedangkan jika dana deposito di atas Rp7,5 juta maka rumus yang berlaku:
- Jumlah uang simpanan x bunga yang berlaku x 80% x tenor : 12
Di mana bunga per tahun sesuai dengan ketetapan masing-masing bank, tenor sesuai dengan masa penyimpanan yang dipilih nasabah, dan 80% didapat dari 100%-20% pajak yang dibebankan.
Artikel terkait: Deposito atau investasi lain?
1. Reksadana vs Deposito: Lebih Cuan Yang Mana?
2. 4 Cara Mudah Investasi Saham Online untuk Para Investor Pemula
3. Hindari 7 Kesalahan Investasi Reksa Dana yang Sering Dilakukan Para Investor Pemula
6. Lakukan split dana agar keuntungan lebih maksimal
Ada satu trik yang bisa kamu gunakan dalam deposito untuk memaksimalkan keuntungan, yaitu dengan cara membagi dana menjadi dua dan memasukkannya ke deposito dengan jangka waktu yang berbeda. Jika kamu memiliki dana Rp200 juta misalnya. Masukkan dana sebesar Rp50 juta ke deposito dengan jangka waktu 1 tahun, dan Rp150 juta ke deposito dengan jangka waktu 2 tahun.
Di deposito dengan jangka waktu 1 tahun kamu akan mendapatkan keuntungan yang bisa diambil dalam waktu yang lebih cepat meskipun keuntungannya lebih kecil daripada yang jangka waktu 2 tahun. Nah, saat kamu sudah bisa mengambil keuntungan di deposito yang berjangka waktu 1 tahun, langsung masukkan keuntungan tersebut ke deposito yang berjangka waktu 2 tahun agar dana deposito kamu di sana semakin banyak dan pada tahun berikutnya kamu akan mengambil dana di deposito yang berjangka 2 tahun ini dengan jumlah yang lebih banyak. Lakukan secara terus menerus agar keuntungan yang didapat bisa maksimal.
Sudah jelas bukan, seluk beluk tentang investasi deposito? Apa kamu semakin tertarik berinvestasi deposito? Yuk, segera cari bank yang kamu rasa paling cocok untuk memberikan keuntungan maksimal investasi depositomu.