SWARA – Karena iming-iming keuntungan yang besar, banyak kalangan melirik beralih profesi menjadi flipper property. Keuntungan ini didapat dari besarnya selisih harga dari sumber flipper property dan harga pasaran. Dengan adanya flipper property, kamu bisa dapat rumah atau properti dengan harga murah jauh dari harga pasaran. Penyebabnya, orang-orang yang menjual properti tersebut sedang butuh uang dalam waktu cepat. Namun, bisa juga karena harus segera pindah rumah ke tempat baru.
Lalu, apa itu flipper property? Istilah ini dipakai untuk menyebut seseorang yang awalnya membeli properti kemudian flipping menjadi penjual. Namun, flipper property sedikit berbeda dengan investor biasa. Berikut penjelasannya dikutip dari Liputan6.com!
Â
Artikel Terkait: Sukses dalam Bisnis Properti
- 5 Selebriti Korea yang Investasi di Bidang Properti. Bisa Ditiru!
- 7 Cara Sukses Terjun Bisnis Properti Tanpa Butuh Modal Besar
- 5 Kiat Sukses yang Bisa Diterapkan untuk Jadi Konsultan Properti
Â
1. Dana berasal dari pinjaman bank
Seorang flipper akan mengajukan pinjaman bank berupa KPR atau KPA untuk modal membeli properti. Berbeda dengan investor, para flipper ini nggak memiliki modal tinggi. Sehingga, mereka punya perhitungan matang soal bunga dan biaya administrasi lain ketika melakukan transaksi. Apakah properti yang mereka beli dan dijual kembali bisa menutup utang yang telah diajukan ke bank?
2. Khusus menjual properti dengan harga murah
Karena mendapatkan modal terbatas dari bank, para flipper berusaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan cara cepat. Mereka cenderung mencari properti  dengan harga murah dan jauh di bawah harga pasaran.
Biasanya, properti seperti ini bisa ditemukan dari orang-orang yang butuh uang dalam waktu cepat. Entah karena butuh uang untuk hal urgent atau memang akan segera pindah rumah. Sehingga, properti akan dijual dengan harga murah asal cepat laku.
Dari sini, flipper akan mendapatkan keuntungan yang besar. Setiap transaksi, kamu bisa dapat keuntungan sekitar Rp200 hingga Rp250 juta, lho. Sangat menggiurkan, bukan?
3. Bisnis jangka pendek
Seorang investor dengan modal besar cukup bersabar menunggu hingga bertahun-tahun untuk mendapatkan untung. Hal ini jauh berbeda kondisinya dengan para flipper yang hanya punya sedikit modal.
Â
Flipper akan membeli sebuah properti dan segera menjualnya kembali. Biasanya, transaksi akan segera dilakukan dalam jangka waktu 2-4 bulan setelah pembelian. Sementara para investor bisa bertahun-tahun untuk mendapatkan untung.
Â
4. Fokus mengambil untung
Karena harus membayar iuran ke bank, flipper pun lebih fokus pada mengambil untung dalam waktu cepat pada transaksi. Makanya, mereka lebih fokus untuk menjual propertinya dalam waktu secepat-cepatnya, dapat untung, dan bisnis terus berputar seperti ini.
Flipper nggak akan mau beli properti yang dibanderol dengan harga sesuai pasaran. Karena mereka nggak bisa dapat untung besar dengan waktu cepat. Beda banget dengan para investor yang memang fokus pada prospek masa depan.
Mereka akan menunggu beberapa tahun agar properti yang mereka beli mengalami kenaikan harga (capital gain). Sehingga membeli sesuai harga pasar nggak jadi soal.
Artikel Terkait: Informasi Penting Seputar Investasi Properti
- Apa Saja Sumber Listing untuk Pasarkan Propertimu?
- Sebelum Investasi Properti, Kenali Dulu Istilah yang Sering Digunakan Berikut Ini!
- Ingin Investasi Properti? Kamu Wajib Mengetahui Jenis-Jenis Dokumen Ini
Kalau pengalaman dari sepupu saya, ia menyewakan perumahan yang ia beli sembari menunggu harga perumahannya naik. Jadi, selama menunggu kenaikan harga ia tetap dapat pemasukan.
Cara ini juga bisa kamu coba untuk dapat untung selama investasi. Namun, kalau memang nggak punya banyak modal, bisa juga menjadi flipper property. Ingat, kamu harus tahan banting, pandai atur strategi dan pergerakan pasar untuk bisa jadi flipper property yang sukses.
  DEWI AYU NURJANAH