SWARA – Menggunakan prosesi adat dalam sebuah pesta pernikahan selalu memiliki makna tersendiri bagi para calon pengantin. Prosesnya yang sakral, unik, dan memiliki makna yang mendalam membuat banyak orang masih menggunakan prosesi adat dalam pesta pernikahan mereka.
Itulah salah satu kehebatan dari Indonesia, di tengah maraknya budaya asing yang muncul, prosesi adat dan budaya yang kental tidak akan pernah hilang ditelan bumi. Sebagian orang yang masih menggunakan proses adat dan istiadat percaya bahwa budaya asli tanah kelahiran mereka adalah yang paling sesuai dengan karakter mereka.
Hal itu bisa dilihat dari setiap prosesi di beberapa pesta pernikahan, masih banyak yang menggunakan konsep tradisional sebagai pilihan mereka. Konsep tradisional dipercaya memiliki filosofi dan makna yang mendalam bagi yang melaksanakannya.
Artikel Terkait: Serba-serbi unik tentang pernikahan adat Jawa
- 8 Tahapan dalam Prosesi Pernikahan Adat Yogyakarta, Ini Urutannya!
- Inilah Biaya yang Harus Dikeluarkan untuk Penikahan Adat Jawa
- 10 Inspirasi Paes Untuk Pernikahan Adat Jawa
Salah satu yang bisa kita lihat adalah dari sisi pakaian adat pernikahan. Setiap aksesoris dan bagian yang ada di pakaian tradisional memiliki filosofi dan maknanya masing-masing. Nah, kali ini saya akan membahas mengenai hiasan yang biasa digunakan dalam pernikahan adat Jawa. Yuk, simak!
1. Paes
Paes berasal dari kata kerja, yaitu maesi, yang berarti merias dahi calon mempelai wanita. Paes hanya bisa dilakukan oleh seorang yang ahli dalam tugas ini, agar wajah si calon mempelai wanita terlihat lebih cantik lagi seperti gambaran wajah seorang bidadari.
Paes adalah riasan berupa lekukan-lekukan di dahi wanita yang biasanya berwarna hitam, namun pada pengantin adat solo basahan berwarna hijau.
Paes terbuat dari pidih, yaitu bahan campuran malam (sejenis lilin) yang bersifat tidak terlalu kering namun juga tidak akan meleleh. Filosofi dari paes adalah memiliki makna berupa doa dan tuntunan untuk sang perempuan.
2. Citak
Citak adalah hiasan berbentuk belah ketupat yang terletak di antara alis. Hiasan ini menjadi simbol kalau perempuan harus bisa fokus pada kewajibannya dan juga setia pada keluarganya.
3. Centhung
Centhung adalah sepasang aksesori dengan hiasan batu permata yang disematkan di sisi kiri dan kanan kepala pengantin wanita. Bentuknya menyerupai gerbang atau gapura.
Filosofi dari centhung adalah sebagai simbol bahwa sang pengantin wanita telah siap memasuki gerbang pernikahan.
4. Cundhuk Mentul
Cundhuk mentul adalah ornamen atau hiasan yang menyerupai kembang goyang dan tersemat di atas sanggul. Ornamen ini selalu berjumlah ganjil dan bentuknya menyerupai matahari.
Filosofi dari cundhuk mentul adalah simbol yang melambangkan harapan agar kehidupan pernikahannya selalu disinari oleh matahari, sang pemberi kehidupan.
5. Ronce Melati Tibo Dodo
Rangkaian bunga khas Solo ini digunakan pada pernikahan adat Solo Putri. Ronce melati tibo dodo terdiri dari 3 untaian melati yang berbentuk bawang sebungkul, dan menjalar dari sisi sanggul hingga menyentuh satu sisi dada.
6. Kalung Sungsun
Kalung sungsun adalah kalung yang tersusun atas tiga susun lempengan emas berbentuk bulan sabit.
Filosofi yang terkandung dalam kalung sungsun adalah ketiga susun yang melambangkan tiga fase kehidupan manusia yang harus dijalani, yaitu lahir, menikah, kemudian meninggal. Selain itu, kalung ini juga memiliki makna yang melambangkan tiga alam di mana manusia hidup, yaitu alam baka, alam perantara, dan alam fana.
7. Gelang Naga Kelat Bahu
Gelang naga kelat bahu adalah gelang yang disematkan pada lengan atas wanita. Naga dalam adat Jawa merupakan hewan agung yang sering dikatakan melambangkan kekuatan.
Gelang ini memiliki filosofi yaitu simbol yang melambangkan bersatunya pola rasa dan juga pikir setelah menikah, yang akan berdampak pada munculnya kekuatan dalam hidup terutama pernikahan bagi sang perempuan.
Artikel Terkait: Serba-serbi unik tentang pernikahan tradisional
- Berkenalan dengan Adat Pernikahan Melayu Riau
- Kenali Lebih Dalam Prosesi Pernikahan Adat Batak beserta Kisaran Biayanya
- Kenali Lebih dalam Prosesi Pernikahan Adat Bali Beserta Kisaran Biayanya
8. Gelang Binggel Kana
Gelang binggel kana adalah gelang emas yang disematkan pada pergelangan pengantin wanita. Gelang yang tak bermula dan tak berujung itu bagaikan sebuah perlambangan kesetiaan yang tanpa batas.
9. Sanggul Bokor Mengkurep
Sanggul bokor mengkurep berbentuk seperti mangkuk terbalik. Sanggul ini bermakna harapan agar perempuan bisa mandiri dan bersyukur atas anugerah Sang Pencipta.
Nah, itu tadi adalah 9 hiasan yang biasa digunakan dalam pakaian pernikahan adat Jawa. Sebenarnya masih ada beberapa lagi hiasan atau bagian lain yang juga memiliki filosofi dan makna yang mendalam. Jadi, apa kamu tertarik ingin menggunakan pakaian adat saat pernikahanmu nanti?