SWARA – Anak kecil zaman sekarang, pandai-pandai banget ya berbahasa Inggris. Nggak jarang saat sedang berada di mall, saya mendengar anak usia sekecil empat tahun sudah luwes ngomong berbahasa Inggris dengan ibu dan ayahnya.
“Mom, I want that one.”
“Dad, can I have an ice cream?”
Wah, wah. Coba bandingkan dengan masa-masa saya sekolah dulu. Kalaknya, saat SMP pun masih banyak deh yang kagok ber-bahasa Inggris hehe. Selidik punya selidik, ternyata ini tuh karena sudah banyak sekolah usia dini yang menerapkan kebijakan bilingual. Alias, mensyaratkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Makanya, anak kecil ini sudah casciscus berbahasa Inggris.
Artikel terkait: Pendidikan anak
- Rencanakan Pendidikan Anak dengan Investasi Unit Link, Simak 4 Keunggulannya!
- Ini Dia 5 Jenis Investasi yang Tepat Untuk Biaya Pendidikan Anak
- 3 Tipe Orang Tua dalam Mempersiapkan Pendidikan Anak, Kamu yang Mana?
Apalagi kan sekarang bahasa Inggris memang benar-benar dibutuhkan dan sudah menjadi semacam basic skill. Nah, pertanyaannya adalah, apakah sekolah bilingual itu sudah perlu dilakukan di usia sedini itu?
Apa kata para ahli tentang bilingual school?
Diansir dari tempo.co, Psikolog Dr. Rosemini A.P., Mpsi, mengatakan bahwa kecerdasan bahasa memang membantu anak memahami informasi atau instruksi yang disampaikan. Namun, harus diingat juga bahwa setiap anak memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda, yang tentunya dipengaruhi oleh asupan nutrisi selama dalam kandungan.
Itulah kenapa, kalau ingin memasukkan si kecil ke sekolah bilingual, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan. Misalnya, usia dan kemampuan anak. Pada dasarnya, anak akan lebih mudah bilingual apabila ia sudah terlebih dahulu menguasai bahasa ibu. Bahkan, menurut seorang peneliti, Dr. Paul Thompson, otak berkembang mengikuti pola tertentu: pada usia 3—6 tahun perkembangan otak di bagian depan dan usia 6—13 tahun pada otak bagian belakang yang berkembang. Yang berarti, usia 6-13 tahunlah yang paling efektif untuk belajar bahasa, terutama untuk bahasa kedua.
Selain itu, harus dilihat juga dari sisi kemampuan, karena masing-masing anak memiliki proses/timing tumbuh kembang yang berbeda. Ada anak-anak yang sudah paham banyak tetapi sulit untuk bicara. Ada yang cepat, ada pula yang lambat. Jadi orangtua harus sensitif dan memerhatikan kemampuan berbicara dasar si anak. Kalau membentuk kalimat saja masih bingung, ya sebaiknya jangan dipaksakan untuk belajar bahasa lain. Mantapkan dulu bahasa ibunya, ya
Saya pernah menemui contoh kasus nyata, tetangga saya yang memperkenalkan bahasa Inggris kepada anaknya dari umur 1 tahun. Alih-alih casciscus, si anak malah bingung dan tidak lancar berbicara bahasa ibu maupun bahasa Inggris sampai umur 5 tahun. Salah satu faktornya juga karena si anak memperoleh masukan bahasa banyak sekali. Kadang bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahkan kadang bahasa daerah.
Artikel terkait: Belajar jadi orang tua
- Untuk Orangtua, Pahami Ini Sebelum Posting Sesuatu Mengenai Anak di Medsos
- 4 Kesalahan Finansial yang Harus Dihindari Ketika Jadi Orangtua Nanti
- 5 Cara Tepat Dampingi Anak yang Hadapi Ujian Akhir Tanpa Stres
Hal lain yang harus diperhatikan
Alah bisa karena biasa. Kalaupun ternyata si kecil siap untuk dimasukkan ke sekolah bilingual, lingkungan selain sekolah juga mutlak mampu mendukung kebiasaaan berbahasa asing tersebut. Terutama, dari orangtua.
Kemudian, perhatikan juga asupan gizi yang mendukung kecerdasan ini. Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, vitamin, mineral, serta nutrisi lain untuk perkembangan kecerdasan anak, di antaranya DHA, kolin, dan prebiotik (FOS & GOS) serta mikronutrien, terutama untuk anak di bawah usia lima tahun.
Tips memilih sekolah bilingual
Tidak hanya memerhatikan harga dan jarak antara rumah-sekolah-kantor, ada tiga pertimbangan lain yang harus kamu perhitungkan, ya.
- Cek rekam jejak guru-guru di sekolah. Sebisa mungkin, pilih sekolah dengan tingkat turn-over guru yang rendah, alias nggak keluar-masuk. Supaya terjalin kedekatan emosional antara anak dan guru
- Lihat terlebih dahulu kurikulum yang ditawarkan. Lebih baik, pilih sekolah yang lebih banyak belajar bermain dan di luar kelas, apalagi untuk pre-school dan TK.
- Cari sekolah yang menerapkan prinsip yang nggak jauh berbeda dengan kebiasaan di rumah. Agar anak nggak bingung dan lebih mudah menyerap ‘ilmu’ yang diberikan di sekolah.
Menginginkan yang terbaik bagi anak itu wajar, apalagi kamu orangtuanya. Namun, jangan sampai keinginanmu ini justru menjadi bumerang bagi si kecil. Sesuaikan juga ya, potensi dan kebutuhan si kecil dengan apa yang kamu proyeksikan atas dirinya. Jangan sampai malah dia malah terbebani dan nggak menikmati. Masa kecilnya cuma sekali, lho. Nah, selamat belajar jadi orang tua, ya!
Yuk, ajukan pinjaman tanpa agunan, tanpa kartu kreditmu sekarang juga!
Hanya dengan modal KTP, kamu sudah bisa pinjam uang tunai sampai Rp20 juta, lho. Tertarik? Ajukan pinjamanmu di sini!
WINNY WITRA MAHARANI