Dalam kehidupan berkeluarga, bagaimana jika ada kebutuhan mendadak dan besar yang harus dibayar? Mungkin kamu bisa mencoba mencari pinjaman untuk kebutuhan keluarga.Â
Beberapa orang mungkin merasa mengajukan pinjaman bukanlah pilihan yang tepat. Tapi, sebenarnya menggunakan pinjaman bukanlah keputusan yang buruk jika kamu bisa melakukannya dengan bijak.Â
Pinjaman untuk Kebutuhan Keluarga, Perlu atau Tidak?
Utang digunakan jika penghasilan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya, pengeluaranmu dalam sebulan Rp10 juta dan penghasilanmu Rp5 juta, selisihnya dibayar menggunakan utang.Â
Terkadang, mengajukan pinjaman perlu dilakukan karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Mungkin, biaya kebutuhan tersebut lebih tinggi dari pemasukan keluarga.
Utang jika digunakan dengan baik, akan membawa keuntungan bagi keluarga. Apalagi jika utang tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan yang bersifat produktif. Contohnya pinjaman untuk membeli kendaraan atau mencicil rumah.Â
Berbeda jika pinjaman tersebut digunakan untuk mendanai biaya liburan keluarga yang sebenarnya bisa ditunda. Tentu hal itu menjadi pinjaman yang konsumtif.Â
Menggunakan Utang dengan Bijak
Ketika digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pastikan pinjaman dikelola dengan bijak. Salah satunya dengan memilih apa saja yang boleh atau perlu dibeli menggunakan utang:
1. Aset pribadi dan investasi yang produktif
Utang dapat digunakan untuk membeli aset-aset pribadi. Misalnya laptop, motor, mobil, dan lain-lain. Bila digunakan untuk menunjang kehidupan, maka laptop dan mobil bukanlah barang konsumtif.
Selain membeli aset pribadi, utang dapat digunakan untuk membeli aset investasi seperti tanah dan bangunan. Membeli tanah dan bangunan mungkin cukup mahal.
Artikel Terkait: Dear Keluarga Baru, Ini Cara Mengatur Keuangan di Tengah Resesi
Produktif dan konsumtif harus dilihat tujuan akhirnya. Apakah hal-hal tersebut dibeli untuk meningkatkan produktifitas atau hanya untuk gengsi? Itulah yang membedakan keduanya.Â
2. Membeli jasa untuk perkembangan keluarga
Selain untuk membeli barang, utang dapat digunakan keluarga untuk membeli jasa yang bisa meningkatkan perkembangan keluarga.
Contoh pinjaman untuk pendidikan anak. Biaya pendidikan yang cukup mahal membuat keluarga kadang harus meminjam dana. Meskipun mahal, pada akhirnya anak bisa berkembang dan membawa masa depan yang lebih baik bagi keluarga.
Contoh lainnya adalah utang untuk kesehatan. Kadang di dalam keluarga, kamu tidak bisa memilih untuk tidak meminjam untuk pengeluaran di bidang kesehatan dalam situasi mendesak.
Cara Mengelola Utang dalam Keluarga
Berutang dalam bentuk cicilan akan selalu lebih baik. Karena dengan cicilan kita akan tahu seberapa yang harus kita bayar setiap bulannya.Â
Ketika akan mengelola utan dalam keluarga, perhatikan hal berikut ini:Â
1. Cicilan tidak lebih dari 30% penghasilan
Cicilan yang baik adalah maximum 30 persen dari penghasilan bulanan keluarga. Misalnya, penghasilan bulananmu sebesar Rp8 juta, artinya cicilan tidak boleh lebih dari 30% dari Rp8 juta, yaitu Rp2,4 juta.
Semakin besar cicilan, semakin banyak kebutuhan sehari-hari yang harus ditekan. Padahal, terkadang dalam keluarga ada banyak pengeluaran harian lainnya.Â
2. Jangan berutang lumpsum
Sebaliknya, berutang lumpsum tidak direkomendasikan. Lumpsum adalah ketika kita berutang dan pembayarannya tidak dicicil melainkan dibayar full di hari jatuh tempo.Â
Jika keluarga tidak secara disiplin mengatur keuangannya secara bulanan, maka ada kemungkinan di hari jatuh tempo, tidak ada uang yang cukup untuk membayar utang. Ini bisa jadi berbahaya dan meningkatkan risiko gagal bayar.
Artikel Terkait:Â 5 Tips Merencanakan Liburan Keluarga yang Menyenangkan
3. Perhatikan bunga pinjaman
Bunga pinjaman untuk utang personal biasanya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman modal usaha. Perhatikan syarat dan kondisinya, serta pilihlah yang paling kompetitif.Â
Semakin kecil bunganya, maka bebanmu akan semakin sedikit. Perlu diperhatikan, menurut OJK, bunga pinjaman tidak boleh melebihi 0,8 persen per hari atau sama dengan 24 persen per bulan.
4. Mencari sumber pinjaman terpercaya
Pilihlah selalu lembaga pembiayaan yang sudah teregulasi OJK. OJK atau Otoritas Jasa Keuangan memiliki wewenang untuk mengatur kegiatan di sektor keuangan secara sah.Â
Baca juga syarat dan ketentuannya. Jangan sampai ada biaya tersembunyi yang tidak diketahui.Â
Kamu dapat menggunakan pinjaman untuk kebutuhan keluarga yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan produktifitas keluarga.
Sebaliknya, pinjaman itu dapat juga menghancurkan kualitas hidup keluarga jika tidak dikelola secara bijak. Karena itu, gunakan pinjaman untuk kebutuhan keluarga dengan tepat, ya!