SWARA – Masih hangat kabar terbaru dari Spotify yang menjual sahamnya melalui direct listing. Awalnya, saya buta sama sekali tentang masalah jual-beli saham. Namun, karena banyak yang membahas direct listing Spotify, saya pun ngepoin info-info seputar Wall Street. Sebenarnya, apa, sih, direct listing sampai bikin geger dunia.

Biar kamu nggak ikutan bingung, saya akan mencoba menjabarkannya dengan cara yang paling sederhana, deh. Coba deh baca artikel ini agar lebih paham tentang direct listing dan simpan rasa terima kasihmu kalau jadi paham soal ini ya.

 

Mengenali Direct Listing

Saat akan menjual saham, perusahaan bisa memilih dua cara. Pertama, kamu bisa memilih cara tradisional yaitu Initial Public Offering (IPO) yang sudah jadi langganan para perusahaan. Kalau pakai metode ini, kamu harus menggunakan jasa makelar yang disebut dengan underwriters. Nantinya, underwriters akan menentukan harga saham sebelum di lempar ke pasaran.

 

Artikel Terkait: Bagaimana Cara Merintis Perusahaan Startup?

  1. Bikin Startup, Ini Tips Dapat Suntikan Dana dari Angel Investor!
  2. Kelola Stres di Perusahaan Startup, Ini Tipsnya!
  3. Ingin Mengembangkan Bisnis Startup? Simak 7 Kiat Ampuhnya!

 

Dalam proses menemtukan harga, underwriters punya banyak pegangan, seperti melihat permintaan dari pasar itu sendiri. Ini, nih,  yang disebut dengan bookbuilding. Nantinya, underwriters bisa menjamin penjualan sesuai dengan permintaan.

Lalu, cara kedua bisa ditempuh dengan direct listing. Dengan cara ini, memungkinkan kamu menjual langsung saham tanpa perantara, seperti yang dilakukan oleh Spotify. Spotify menjual langsung saham yang dimiliki dengan menghapus peran underwriters. Artinya, keputusan Spotify ini bisa memukul jatuh  IPO. Dengan saham yang dimiliki, mereka pun menjual langsung saham ke pasar.

 

Keuntungan Direct Listing Process (DLP)

Kini, sudah banyak perusahaan yang lebih memilih DLP sebagai metode penjualan saham. Hal disebabkan oleh beberapa keuntungan yang ditawarkan dari DLP.  

1. Stabilitas harga saham

Bagi perusahaan teknologi yang sahamnya bisa turun drastis dalam waktu cepat butuh metode yang membuat nilai sahamnya tetap stabil. Dan pilihan mereka pun jatuh pada direct listing. Untung nggak banyak, tapi mereka nggak harus menanggung risiko harga saham akan jatuh setelah mengalami kenaikan.  

Rasanya cukup beralasan kenapa Spotify, perusahaan penyedia musik streaming ini menjual saham melalui direct listing. Pasalnya, direct listing memberikan jaminan stabilitas harga saham. Saat kamu menjual saham melalui IPO, kamu memang bisa mendapatkan banyak keuntungan dari kenaikan harga saham.  

Namun, sesudahnya nilai sahammu bisa turun kapan saja karena harganya yang fluktuatif. Beda lagi kalau kamu memakai direct listing. Kamu akan mendapatkan investor yang bisa bertahan lama dan nggak hanya mengincar keuntungan yang cepat.  

Tunaiku, KTA

Mobile Site CTA

2. Bisa menghemat pengeluaran

Karena nggak melewati underwriters, maka perusahaan pun nggak perlu mengeluarkan bujet lebih untuk komisi. Ini salah satu alasan kuat mengapa perusahaan startup memilih direct listing agar nggak terbebani untuk bayar komisi. Jasa underwriters memang nggak bisa dibilang murah, lho. Biasanya, mereka memasang tarif sebesar 2-8 persen. Ya, meski kamu bisa dapat banyak untung juga, sih.

 

Artikel Terkait: Rekomendasi Buku

  1. 5 Buku Tentang Bisnis Startup Pilihan Pengusaha Startup
  2. Buku Bacaan Seputar Kencan dan Hubungan yang Insightful
  3. Ini 10 Pekerjaan Bergaji Tinggi yang Cocok untuk si Kutu Buku

 

Pada akhirnya, perusahaan startup dengan sadar memilih menjual saham tanpa IPO karena alasan ini. Selain nggak ada bujet, mereka juga pasti sayang buat bayar underwriters yang mahalnya luar biasa.

 

Lalu, siapa saja bisa menjual sahamnya?

Karena dijual langsung,  siapa pun pemilik saham dalam suatu perusahaan bisa menjual sahamnya.  Baik itu para investor sampai karyawan sekalipun kalau memang punya saham di perusahaan tersebut. Kamu bisa menjual sahammu secara fair tanpa ada manipulasi dari underwriters. Cara ini bisa membuat proses penjualan saham lebih terbuka dan lebih praktis.

Namun memang, semua kemudahan yang ditawarkan di atas tentu saja ada risikonya. Nggak ada jaminan saham bisa laku dengan harga tinggi, nggak ada promosi, dan nggak ada investor jangka panjang. Semua kembali lagi pada kondisi dan kebutuhan perusahaan. Setelah Spotify mulai memakai direct listing, diprediksi perusahan menengah ke atas bakal pakai cari ini juga di masa depan.

Nah, sudah mengenali kan soal direct listing dan alasan perusahaan memilih untuk menjual sahamnya menggunakan direct listing.

Yuk, ajukan pinjaman tanpa agunan, tanpa kartu kreditmu sekarang juga!

Hanya dengan modal KTP, kamu sudah bisa pinjam uang tunai sampai Rp20 juta, lho. Tertarik? Ajukan pinjamanmu di sini!


DEWI AYU NURJANAHDEWI AYU NURJANAH