SWARA – Sakit itu mahal. Selain mahal, juga merepotkan. Setuju nggak? Sebaliknya, kondisi sehat dan menjaga kesehatan itu hampir priceless, meskipun tetap butuh usaha dan ketekunan untuk melaksanakannya ya.

 

Artikel terkait: serba-serbi lingkungan hidup kita  

  1. 5 Dampak Buruk pada Kesehatan Tubuh Kalau Sering Terjebak Macet, Hati-Hati!
  2. Jadikan Rumah Lebih Sehat dengan Melakukan 4 Kebiasaan Ini
  3. 5 Aktivitas Harian yang Ternyata Bisa Meningkatkan Risiko Kesehatan, Perhatikan!

 

Nah, sebagai manusia yang antirumah sakit karena kehororan gedung dan tagihannya, saya tentunya sebaik mungkin menjaga kondisi badan ini. Caranya? Bervariasi, kok. Bisa dengan menjaga asupan makanan dan vitamin, aktif bergerak, dan selalu menjaga lingkungan sekitar agar selalu bersih dan asri.

 

Ngomong-ngomong tentang poin terakhir, lingkungan yang asri, saya baru membaca artikel menarik dari dari portal berita CNN. Disitu, tertulis bahwa dari hasil penelitian yang dilaksanakan di University of Louisville, Amerika Serikat, terlihat bahwa orang yang tinggal di lingkungan dengan ruang hijau yang banyak memiliki tingkat stres lebih rendah, pembuluh darah lebih sehat, serta risiko serangan jantung dan stroke lebih rendah dibandingkan orang yang tinggal dengan sedikit lingkungan hijau.

 

Dari berbagai variabel penelitian yang ada, para peneliti menyimpulkan bahwasanya interaksi yang intensif dengan alam, bisa jadi salah satu cara mengurangi risiko penyakit jantung. Pasalnya, lingkungan hijau mendorong warga untuk beraktivitas fisik, meningkatkan kualitas udara, sekaligus mengurangi polutan.

 

Kalau dipikir-pikir, benar banget sih ini. Misalkan nih, kamu hidup di daerah pedesaan yang sepanjang jalannya dipenuhi dengan rupa-rupa pohon nan rindang, bikin termotivasi beraktivitas pagi nggak sih? Udaranya nyaman, crisp and fresh. Nggak ada tuh yang namanya asap knalpot Metromini. Bawaannya pengin bangun pukul 05:00 terus lanjut keliling kampung, beli sayur, terus masak di rumah. Hehehe.

 

Lingkungan hijau yang baik sebagai tempat tinggal

Kampung saya tuh, lingkungan hijaunya patut diacungi jempol! Hehe. Sayangnya, karena saya tinggal di kota besar, jadinya nggak bisa menikmati ’kemewahan’ ini.

 

Saran saya nih, kita sebaiknya tinggal di kawasan perumahan dengan konsep green cluster. Kriterianya, yaitu yang memiliki ruang hijau dengan pepohonan seperti trembesi, yang mampu menyerap  karbondioksida lebih banyak dibandingkan pohon lain, yakni 28,5 ton karbondioksida setiap tahunnya. Bisa juga dilengkapi dengan fasilitas lain seperti jogging track, CFD di lingkungan perumahan, dan sarana olahraga.

 

Atau, kamu bisa juga mempertimbangkan untuk tinggal di daerah sub-urban dengan kadar polusi yang lebih rendah daripada di pusat kota.

 

Oh iya, satu hal lagi. Tahukah kamu baru-baru ini, International Finance Corporation (IFC) menobatkan Jakarta sebagai salah satu kota yang dianalisis dalam target perbaikan iklim perkotaan. Ada enam kota yang dianalisis oleh badan di bawah Bank Dunia tersebut, yakni Jakarta, Mexico City, Nairobi, Amman, Rajkot, dan Belgrade.  Dilansir dari Kompas, Indonesia menempati peluang investasi terbesar kedua setelah Mexico City, yakni USD 30 miliar. Dengan potensi terbesar investasi di Jakarta, yakni untuk pertumbuhan bangunan hijau atau green building.

 

Semoga hal baik ini bisa segera diimplementasikan oleh pemerintah, ya.

 

Bagaimana caranya menjalani hidup yang sehat dengan lingkungan hijau?

Beruntunglah kamu kalau lingkungan hidupmu memang sudah asri dan hijau. Akan semakin bagus lagi kalau kamu juga bisa mendukung keasrian ini.  Contohnya seperti apa?

 

  • -Merawat tanaman indoor yang berguna untuk menyaring udara seperti lidah mertua, lidah buaya, sirih belanda, pachira, atau suplir.
  • -Aktivitas fisik dengan cara bercocok tanam di halaman rumah. Menyalurkan hobi, menjaga lingkungan asri, sekaligus sebagai pengganti olahraga. Triple manfaatnya!
  • -Kurangi penggunaan bahan-bahan kimia dan pestisida. Beralihlah ke alternatif yang lebih natural.
  • -Menerapkan sistem sampah yang dipisah antara yang bisa didaur ulang dan tidak.
  • -Mengurangi jejak karbon dengan meminimalisasi penggunaan AC dan membeli lampu hemat energi (LED).
  • -Menggunakan barang-barang yang bisa dipakai berulang kali, seperti wadah makanan, alat makan, botol minum, dan sapu tangan.

 

Hidup dengan lingkungan hijau itu investasi kesehatan

Lingkungan hijau itu terutama berkaitan erat dengan kualitas udara. Kualitas udara yang buruk mempengaruhi berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker paru-paru. Polusi udara pun berdampak pada bayi lahir dengan berat badan rendah dan diabetes. Nggak mau kan hal ini terjadi padamu dan anakmu?

 

Lagipula, sudah adakan penelitian yang membuktikan bahwa lingkungan hijau itu mengurangi risiko terkena penyakit jantung. Jadi, apalagi yang perlu diragukan? Yuk ah, kalau memang mampu, kita jaga keasrian lingkungan tempat tinggal demi masa depan yang lebih sehat.

 

Artikel terkait: Pilihan tanaman untuk rumah yang lebih sehat dan berkualitas

  1. Letakkan 5 Tanaman ini di Kamar untuk Tidur Berkualitas
  2. Berkebun di Halaman Kecil? Ini 6 Tanaman yang Bisa Jadi Pilihan
  3. 7 Tanaman Anti Stres yang Cocok Ditanam di Rumah

 

Yuk, ajukan pinjaman tanpa agunan, tanpa kartu kreditmu sekarang juga!

Hanya dengan modal KTP, kamu sudah bisa pinjam uang tunai sampai Rp20 juta, lho. Tertarik? Ajukan pinjamanmu di sini!


WINNY WITRA MAHARANI TUNAIKU WINNY WITRA MAHARANI