SWARA – Ada pemandangan berbeda saat saya pertama kali menginjakkan kaki di gerbong kereta Jepang. Sebagai densha otaku atau train nerd, saya memang paling hobi naik kereta untuk rutinitas sehari-hari. Hingga akhirnya, saya berkesempatan untuk mencoba berbagai jenis kereta di Jepang. Mulai dari kereta lokal, rapid train sampai shinkansen.

 

Belajar dari pengalaman ini, saya begitu terpukau dengan kesadaran akan kepentingan umum masyarakat Jepang. Mereka selalu mengutamakan kepentingan publik, daripada diri sendiri. Mereka nggak pernah menyerobot antrean atau berisik di dalam kereta. Seringnya, saya malah nemu wisatawan Indonesia yang bikin gaduh di dalam kereta seperti lagi arisan. Kalau sudah begini, pasang badan dan pura-pura nggak kenal saja, deh.

 

Melihat hal ini, saya merasa bahwa memahami etika berkendaraan umum di KRL itu sangat diperlukan, lho. Jangan sampai rutinitas yang padat dan rasa capek membuat kamu lupa dengan rasa kemanusiaan dan privasi orang lain.

 

Biar kamu lebih aware dengan privasi publik, ini dia beberapa etika berkendaraan umum di KRL yang perlu kamu tahu.

 

Artikel Terkait: Serba-serbi Ibu Kota

  1. Ini 5 Tips Hemat Memilih Kos untukmu yang Baru Merantau di Jakarta!
  2. 5 Trik supaya Duit Nggak Cuma Abis buat Transportasi di Ibukota
  3. Sering Naik Commuter Line? Ini Dia 6 Gangguan yang Biasa Kita Rasakan

 

1. Budayakan antre

Asyiknya naik kendaraan umum di Jepang adalah mereka memegang teguh budaya antre dalam tiap kesempatan. Nggak ada aksi serobot atau rebutan yang bikin kamu jadi bad mood seharian. Sebelum kereta datang, para calon penumpang akan berdiri di belakang garis yang sudah ditentukan.

 

Kalau sudah ada orang di depan, kamu harus belajar untuk antre di belakangnya. Kalau sampai nggak antre, nanti bisa rebutan saat masuk KRL, lho. Jika sampai nggak antre, semua penumpang akan saling berebut masuk dan nggak ada yang mau mengalah.

 

2. Ambil posisi sesuai dengan jauh dan dekat tujuanmu

Terkadang, banyak orang yang memilih berdiri di dekat pintu padahal stasiun tujuan masih jauh. Karena hal ini, penumpang bisa menumpuk di dekat pintu kereta. Padahal, masih banyak ruang kosong di bagian dalam kereta.

 

Sama halnya kalau jarak stasiun tujuanmu cukup dekat, pilih tempat yang dekat pintu. Jadi, kamu nggak akan menyusahkan diri sendiri dan orang lain saat akan keluar.

 

3. Berikan kursimu pada orang yang membutuhkan

Dalam satu gerbong, biasanya terdapat beberapa kursi yang dikhususkan untuk ibu hamil, anak-anak, dan lansia. Tugas utamamu adalah memberikan hak kursi ini pada mereka yang membutuhkan. Kalau memang semua kursi sudah penuh, nggak ada salahnya kamu memberikan kursimu pada ibu hamil yang nggak kebagian tempat duduk.

 

4. Prioritaskan penumpang yang akan turun

Sebelum naik kereta, biarkan para penumpang untuk turun terlebih dahulu. Kamu bisa menunggu di sisi kanan dan kiri pintu kereta. Kalau semua penumpang telah turun, baru kamu masuk ke dalam kereta.

 

Kalau kamu tetap maksa menerobos arus, bisa membuat pintu kereta makin padat dan saling tabrak dengan penumpang lain. Tindakan egois seperti ini bisa bikin kereta telat dari jam operasionalnya

 

Artikel Terkait: Tips Berhemat

  1. 6 Tips Berhemat Ibu Rumah Tangga di Bulan Ramadan, Yuk Contek Caranya!
  2. 7 Tips Hemat Ala Anak Kosan Saat Hadapi Bulan Puasa
  3. 4 Hal yang Dapat Dilakukan untuk Hemat Air di Dapur

 

5. Selalu jaga ketenangan di dalam kereta

Saking asyiknya melakukan perjalanan dengan teman kerja, kamu pun sampai lupa tempat. Ngobrol asyik di dalam kereta yang penuh sesak bisa saja mengganggu orang lain. Apalagi kalau kamu sampai tertawa ngakak keras-keras, bisa bikin stres penumpang lain, lho.

 

Dengan menjaga ketenangan dan memerhatikan etika naik KRL, kamu dan penumpang lain bisa lebih nyaman dalam berkendara. Dengan begini, makin banyak orang yang mau naik transportasi umum tanpa perlu rebutan lagi.

 

Ajukan pinjaman uang tanpa agunan, tanpa kartu kredit hanya di Tunaiku sekarang juga! Pinjaman dari Rp2-20 juta yang dapat diangsur mulai 6-20 bulan.

 

CTA1 Mobile Site CTA

 


DEWI AYU NURJANAH     DEWI AYU NURJANAH