Tidak banyak orang yang menyadari kalau mereka kerap melakukan kebiasaan buruk dalam mengatur keuangan. 

 

Kebiasaan-kebiasaan itu, jika tidak segera dihentikan, maka akan membuat kondisi keuanganmu jadi tidak stabil. Meskipun kedengarannya sulit, mengatur keuangan tetap harus dilakukan. 

 

Apa Saja Kebiasaan Buruk dalam Mengatur Keuangan?

 

Kira-kira, apa saja jenis-jenis kebiasaan buruk atau kesalahan dalam mengatur keuangan? Berikut 5 kebiasaan yang harus kamu hindari: 

 

1. Tidak mencatat pengeluaran

 

Apakah kamu pernah atau bahkan sering merasa habis mengambil uang di ATM, tapi tiba-tiba uang di dompet habis? Ini bisa terjadi karena kamu tidak mencatat pengeluaran. 

 

Mencatat pengeluaran harus jelas. Pengeluaran dengan nominal besar maupun nominal kecil sekalipun perlu dicatat agar mudah dikontrol. 

 

Uang kecil yang kamu keluarkan kadang kala justru sering dilakukan tanpa sadar dan membuat uangmu terkuras. Selain itu, saat dievaluasi, kamu tahu kemana saja uangmu pergi.

 

2. Tidak menyusun budget anggaran dan skala prioritas

 

Membuat budget anggaran keuangan wajib kamu lakukan jika ingin kondisi finansial yang sehat. 

 

Lewat budget anggaran kamu bisa menyusun skala prioritas untuk pengeluaran, misalnya keperluan sehari-hari, cicilan, tabungan, investasi, membayar hutang, asuransi, dan pengeluaran untuk hiburan.

 

Budget anggaran maka secara otomatis kamu akan memiliki prioritas untuk memilih mana yang didahulukan, serta mampu  menyisihkan dana untuk menabung dan investasi.

 

3. Tidak memiliki perencanaan dan tujuan keuangan yang jelas

 

Orang yang bangkrut sepertinya tidak pernah memiliki rencana keuangan yang jelas. Ini mirip dengan pergi hiking tanpa peta atau rute yang jelas untuk diikuti. 

 

Tanpa tujuan keuangan yang jelas, biasanya uang kamu akan habis dan menghilang begitu saja tanpa kamu sadari. 

 

Jika ingin mengubah situasi ini, kamu perlu menetapkan tujuan yang masuk akal dengan garis waktu yang jelas. Contohnya mungkin dengan mulai menabung untuk uang muka rumah.

 

4. Tidak menyiapkan dana darurat

 

Datangnya situasi darurat dalam hidupmu tentu tidak bisa diprediksi. Apa yang bisa kamu lakukan hanyalah mengantisipasi jika suatu saat menghadapi kondisi tersebut. 

 

Karena itu, semua orang membutuhkan dana darurat. Jika tidak memiliki dana darurat, maka kamu bisa-bisa kesulitan mencari dana di situasi mendesak seperti saat kecelakaan atau terkena bencana alam. 

 

Dana darurat adalah rekening tabungan berjumlah 3-6 bulan biaya hidup, yang hanya bisa kamu gunakan dalam kondisi-kondisi darurat.

 

5. Melakukan investasi yang merugikan

 

Tujuan utama kamu berinvestasi adalah mendapatkan keuntungan dengan menambah pemasukan pasif. 

 

Namun, jika kamu berinvestasi justru merugi, tentu saja uang akan terkuras habis. Agar tak terjebak dalam kerugian, kamu perlu mempelajari terlebih dahulu seluk beluk investasi. 

 

Kamu bisa meminimalisir risiko dengan menggali informasi terlebih dahulu terkait produk investasi. Bisa melalui seminar, browsing di internet, berbagi informasi dengan teman, hingga membaca buku.

 

Artikel Terkait: Tips Mengatur Keuangan

  1. Cara Mengatur Keuangan untuk Anak Kos
  2. Cara Bisa Hemat Sampai Akhir Bulan

 

3 Hal yang Perlu Dibiasakan dalam Perencanaan Keuangan

 

Supaya terhindar dari kebiasaan buruk dalam mengatur keuangan, sebaiknya gantilah kebiasaanmu jadi kebiasaan berikut: 

 

1. Menentukan batas pengeluaran tertinggi untuk suatu kebutuhan

 

Kamu perlu membiasakan diri menentukan batas pengeluaran tertinggi untuk suatu barang atau kebutuhan. 

 

Sah-sah saja bila kamu ingin membeli kado untuk teman saat mereka berulang tahun, ataupun menghabiskan akhir pekan dengan nonton bioskop dan makan di restoran. 

 

Namun, tetap bataskan pengeluaran tertinggi yang bisa kamu keluarkan agar lalu lintas keuanganmu tidak amburadul.

 

2. Belanjakan uang sesuai perencanaan

 

Belanjakanlah uang secara masuk akal dan sesuai dengan anggaran, sehingga kamu tak perlu mengutang untuk hal yang kurang produktif.

 

Selain itu, jangan membeli barang di luar perencanaan yang nantinya dapat mengakibatkan impulsive buying. 

 

Tindakan yang impulsif adalah musuh utama dalam perencanaan keuangan dan dapat membuat kamu gagal mencapai tujuan keuangan.

 

 

3. Sisihkan uang untuk tabungan dan investasi sejak awal

 

Gaji kecil atau pas-pasan bukan alasan untuk tidak memulai investasi. Tidak perlu nominal yang besar, setidaknya alokasikan 20 persen dari gaji untuk tabungan dan investasi. 

 

Terdapat sejumlah instrumen investasi yang bisa membutuhkan dana kecil, memiliki risiko kecil, dan memiliki prospek yang bagus, seperti reksa dana ataupun emas. 

 

Di zaman modern seperti saat ini, berinvestasi menggunakan reksa dana dan emas juga bisa dilakukan secara digital.

 

Semoga tips-tips yang saya sampaikan di atas dapat membantu kamu menghindari kebiasaan buruk dalam mengatur keuangan. Selamat menabung.