Edukasi dan Inspirasi Finansial dari Amar Bank
Cara mengatur keuangan usaha agar tidak tercampur dengan keuangan pribadi kerap menjadi tantangan bagi para pebisnis pemula. Padahal sekecil apa pun skala bisnismu, memisahkan antara keuangan usaha dan keuangan pribadi adalah hal yang esensial untuk keberlangsungan usaha.
Bila pemasukan hasil usahamu tercampur dengan uang pribadi, maka kamu tidak akan tahu pasti berapa keuntungan bersih ataupun margin laba kotor dari usahamu. Tanpa adanya catatan ini, kamu tidak akan mengetahui berapa saldo kas usaha yang bisa kamu putarkan kembali.
Kalau kamu tidak tahu cara mengatur keuangan usaha sehingga masalah di atas membelit usahamu, alhasil kamu tinggal menunggu waktu untuk kebangkrutan usaha yang sudah susah payah kamu bangun. Bayangkan saja, jika uang hasil penjualanmu habis digunakan untuk kebutuhan harian rumah tangga, maka akhirnya di saat usahamu membutuhkan dana untuk membeli peralatan, kamu tidak memiliki kecukupan dana.
Agar kejadian di atas tidak menimpa usahamu, maka kamu harus tahu cara mengatur keuangan usaha secara tepat. Dalam membangun usaha, kamu tidak hanya memikirkan soal biaya operasional, tapi juga anggaran untuk kompensasi dan bonus karyawan. Apalagi memasuki akhir Januari 2022, kamu juga harus mulai mempersiapkan kondisi bisnismu saat Imlek yang jatuh pada 1 Februari 2022.
Imlek juga memiliki pengaruh pada pengeluaran bisnis lho, terutama bila kamu memiliki karyawan dan partner kerja yang merayakan hari raya ini. Mari simak ulasan lengkapnya!
Tunaiku dari Amar Bank bisa bantu kamu untuk kembangkan usaha lebih maju lagi. Cari tahu caranya di sini.
Cara mengatur keuangan usaha
Berikut sejumlah tips untuk memudahkanmu memisahkan antara keuangan usaha dengan keuangan pribadi.
1. Pisahkan pos/rekening pribadi dan usaha
Hal mendasar yang harus dilakukan sebagai cara mengatur keuangan usaha adalah dengan memisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi.Â
Salah satu cara paling mudah adalah dengan memisahkan rekening simpanan antara tabungan pribadi dan tabungan usaha. Dengan memisahkan rekening simpanan uang pribadi dan uang usaha, maka kamu dapat melihat pengeluaran serta pemasukan usaha dengan jelas.
Jika kamu membuka usaha online, jangan malas untuk segera membuka rekening bank khusus untuk menerima transfer pembelian barang atau pembayaran jasa dari customer. Jangan sampai aliran kas ini masuk ke rekening pribadi yang kamu pakai untuk belanja harian.
Jika arus kas dalam usahamu banyak menggunakan uang tunai, maka ada baiknya kamu menggunakan rekening bank yang punya banyak mesin ATM setor tunai di lingkungan usahamu. Ini akan memudahkanmu untuk memasukan uang tunai ke dalam rekening usaha.
Sebagai catatan saja, pemisahan rekening antara kedua pos ini tidak harus di bank yang berbeda. Pemilihan bank tentunya bisa disesuaikan dengan kebutuhan usahamu.
Artikel terkait: Ingin Jual Produk Baru dalam Bisnismu? Begini Strateginya
2. Mulailah menggaji diri meskipun kamu pemilik usahamu
Disiplin dalam menggaji diri sendiri juga menjadi salah satu kunci dari cara mengatur keuangan usaha. Kamu tidak bisa seenaknya menggunakan uang kas usahamu untuk kebutuhan sehari-hari. Jangan ragu untuk menggaji dirimu sendiri sekalipun pemasukan usahamu belum stabil.
Jika pendapatan usahamu belum stabil, kamu dapat menetapkan gaji berupa komisi yang besar kecilnya bergantung pada tinggi rendah atau ada tidaknya penjualan. Misalnya, dengan mengambil mengambil 10 persen hingga 15 persen komisi dari setiap penjualan yang terjadi di setiap bulannya.
Lantas setelah pendapatan usahamu sudah cenderung stabil dan kamu sudah mulai bisa menggaji karyawan untuk mendukung keberlangsungan usahamu, kamu mulai bisa menetapkan besaran gajimu secara tetap setiap bulan. Jumlahnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga.
Saat pendapatan bisnis meningkat, barulah pemilik usaha dapat menggaji diri sendiri berdasarkan jabatan dan beban pekerjaan. Dengan melakukan hal ini, dijamin kas usahamu tidak akan terpakai untuk kebutuhan rumah tanggamu.
Selain gaji, kamu juga harus memerhatikan beberapa hari raya penting yang dirayakan di Indonesia. Sebab, kamu perlu menyisihkan anggaran untuk karyawan-karyawanmu yang merayakan beberapa hari besar, seperti Idulfitri, Natal, atau Imlek.
Pada Imlek mendatang, sediakan anggaran untuk memberikan angpao pada karyawanmu yang merayakan Imlek. Mulailah data siapa saja karyawan-karyawan tersebut, sehingga kamu bisa mempersiapkannya dari sekarang.
Bagaimana bila dirimu sendiri juga merayakan Imlek? Sama seperti gaji, sisihkan anggaran untuk memberikan angpao pada diri sendiri, ya. Tak hanya itu, bila kamu memiliki distributor, klien, atau partner kerja dari etnis Tionghoa, ada baiknya kamu juga mempersiapkan bujet untuk memberikan hampers.
Meski memang butuh bujet tambahan, tapi gestur baik ini akan membuat hubungan kerja sama terjalin dengan lebih erat.
Masih ada kekurangan dana untuk menggaji karyawan? Ajukan pinjaman di Tunaiku dari Amar Bank, deh. Pinjaman bisa sampai 20 juta. Cari tahu di sini.
3. Buatlah catatan pembukuan arus kas dari usahamu
Untuk dapat menentukan berapa besaran gaji yang layak kamu dapatkan dari bisnismu, kamu perlu mengetahui secara pasti berapa keuntungan bersih ataupun margin laba kotor usaha. Ini juga menjadi bagian penting dari cara mengatur keuangan usaha.
Nah, untuk dapat mendapatkan catatan keuntungan bersih dari usahamu secara rapi, kamu perlu membuat catatan pembukuan arus kas keluar-masuk dari usahamu secara detail. Mungkin kegiatan ini terdengar hal yang sangat sepele untuk dilakukan sebagai bagian dari cara mengatur keuangan usaha, tapi dampak yang diberikan sangat besar untuk pertumbuhan kas usahamu.
Kamu dapat memulai pembukuan secara sederhana, dengan mencatat seluruh transaksi pengeluaran dan pemasukan. Catatan pembukuanmu akan semakin kompleks sejalan dengan pertumbuhan usahamu kelak. Jika usahamu sudah semakin besar, kamu tidak akan kaget dan sudah terbiasa untuk mencatat aset maupun aliran modal investasi.
Tidak hanya soal pengeluaran dan pemasukan, jangan lupa masukkan gaji, bonus tahunan, THR Idulfitri atau Natal, serta angpao Imlek untuk karyawan ke dalam pembukuan tersebut. Untuk memudahkanmu dalam mencatat pembukuan, saat ini sudah banyak beredar aplikasi atau software akuntansi yang mudah digunakan, baik yang gratis maupun berbayar. Aplikasi ini akan membantumu untuk menjalani proses dari cara mengatur keuangan usaha.
4. Alokasikan keuntungan dengan tepat
Last but not least, saat usahamu telah menghasilkan profit atau keuntungan, kamu tetap tidak boleh menggunakan hasil jerih payahmu itu seenaknya untuk kebutuhan pribadi. Syarat ini mutlak perlu diterapkan kalau kamu mau bisnismu berjalan secara berkelanjutan.
Sebagai cara mengatur keuangan usaha, terdapat beragam rumus dalam mengalokasi keuntungan usaha. Kamu bisa mencari referensinya di berbagai situs internet maupun sejumlah akun media sosial. Ada rumus simpel yang bisa digunakan untuk mengalokasikan profit usaha sebagai bagian dari cara mengatur keuangan usaha.
Rumusnya adalah sebagai berikut:Â Â
- 30% untuk pengembangan bisnis
- 30% untuk dana cadangan
- 30% untuk dana diputar
- 10% untuk penggunaan pribadi
Rumus ini umumnya digunakan pengusaha pemula sebagai bagian dari cara mengatur keuangan usaha. Misalnya, di akhir tahun kamu mendapatkan laba bersih sebesar Rp100 juta. Maka sebanyak Rp30 juta kamu dapat gunakan untuk pengembangan bisnis.
Kamu bisa menggunakan alokasi tersebut untuk pengembangan infrastruktur seperti peningkatan sistem IT, maupun pengembangan SDM dengan merekrut karyawan baru atau memberikan bonus akhir tahun untuk karyawan lama.
Selanjutnya, sebagai bagian dari cara mengatur keuangan usaha, sebanyak Rp30 juta kamu gunakan sebagai dana cadangan usahamu. Dana cadangan penting untuk mengantisipasi jika terjadi sesuatu yang tidak kamu inginkan menimpa bisnismu. Setiap usaha pasti ada risikonya bukan?
Sementara itu, sebanyak Rp30 juta dapat kamu gunakan untuk tambahan modal. Kamu dapat menggunakan alokasi dana ini untuk menambah stok barang, biaya operasional atau biaya yang lain terkait dengan bisnis yang kamu jalankan. Ini penting selaku cara mengatur keuangan usaha.
Terakhir, barulah alokasi sebesar Rp10 juta yang bisa kamu gunakan untuk kebutuhan pribadimu. Bukannya pelit untuk sendiri, tetapi jika usaha ingin terus tumbuh dan berkembang, kita memang harus mengutamakan kepentingan usaha terlebih dahulu sebelum kepentingan pribadi.
Anggap saja dana Rp10 juta tersebut sebagai bonus akhir tahun atas semua jerih payah yang telah kamu lakukan untuk pengembangan bisnis selama setahun penuh.
Artikel terkait: Cegah Bisnis Bangkrut, Hindari Kebiasaan Buruk Ini dalam Berbisnis
Semoga dengan mengikuti tips mengatur keuangan usaha di atas, kamu dapat mengetahui dengan pasti kondisi kas keuangan usahamu.
Dengan begitu, kamu bisa melihat dengan jelas apakah usaha yang tengah dijalani menghasilkan keuntungan atau tidak. Selamat memulai usaha!
Mau memulai usaha tapi masih kekurangan modal? Coba ajukan pinjaman di Tunaiku dari Amar Bank, deh. Cari tahu lengkapnya di sini.