Inspirasi & Edukasi Finansial dari Amar Bank – Resesi menjadi sebuah kata viral yang banyak kita temukan di media sosial beberapa bulan terakhir.
Banyak media dan influencer saham memprediksi bahwa keadaan ekonomi pada tahun 2023 tidak baik-baik saja. Benarkah seperti itu? Kalau iya, bagaimana tips keuangan untuk antisipasi resesi?
Proyeksi ini sempat membuat banyak orang yang khawatir. Apalagi, pertanda seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) marak terjadi di perusahaan yang berbasis teknologi.
Perusahaan tersebut beralasan kalau kondisi makro ekonomi yang tidak terprediksi membuat manajemen mengambil keputusan untuk melepas sebagian karyawannya untuk mengurangi biaya.
Jika fenomena ini terus terjadi, bukan tidak mungkin resesi ekonomi akan terjadi pada tahun depan. Apalagi, perusahaan yang mengambil keputusan tersebut juga tidak hanya perusahaan berskala nasional, tetapi juga perusahaan global.
Lalu, apakah tahun depan kondisinya akan lebih buruk lagi akibat narasi tersebut?
Potensi Terjadinya Resesi, Bagaimana Datanya?
Tahukah kamu apa sebenarnya resesi itu? Sederhananya, resesi adalah siklus ekonomi yang berubah menjadi buruk.Â
Perlambatan ekonomi sendiri sudah sempat kita lalui pada masa awal pandemi tahun 2020, di mana daya beli orang menurun karena PHK juga terjadi di industri manufaktur dan retail akibat aturan pembatasan sosial.
Resesi memang wajar terjadi dalam sebuah siklus ekonomi. Tapi, tidak semua orang akan terdampak pada hal ini. Di sisi lain, Indonesia bahkan digadang-gadang menjadi negara yang bisa bertahan jika pun terjadi resesi pada tahun depan mengingat data ekonomi menunjukkan kinerja yang positif.
Dikutip dari website Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2022 berada di level optimis yakni sebesar 119,1. Ekspektasi konsumen juga tetap kuat ke depannya terutama dalam hal ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi penghasilan.
Inflasi pada November 2022 juga masih terkendali terutama dipengaruhi oleh dampak lanjutan penyesuaian harga BBM yang masih terbatas serta tekanan dari sisi permintaan yang belum kuat.
Sebenarnya, badai PHK adalah salah satu dampak resesi. Namun, di Indonesia, kasusnya berbeda. PHK menerjang sebelum resesinya benar-benar datang sebagai langkah antisipasi.
Jadi, jika mengacu pada ramalan International Monetary Fund (IMF), ekonomi Indonesia sendiri masih berpeluang tumbuh menjadi 5 persen pada tahun depan. Angka ini bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi negara maju seperti China dan Amerika Serikat.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Benar Terjadi Resesi?
Bagaimanapun, masa depan tidak ada yang tahu. Jadi, ramalan bisa saja salah. Jadi, tips menabung saat resesi selalu relevan untuk dilakukan untuk tujuan berjaga-jaga.
Belajar dari pengalaman tahun 2020, tidak banyak orang yang memprediksi bahwa pandemi Covid-19 akan mengakibatkan krisis ekonomi global.
Tapi, begitupun kita mampu bertahan dan menunjukkan tanda-tanda perbaikan hingga saat ini. Maka dari itu, jangan terlalu panik dan mengambil keputusan finansial yang terburu-buru kala mendengar narasi tentang resesi yang mungkin akan terjadi.
Cara paling tepat menanggapi hal ini adalah dengan mengantisipasi terjadinya resesi dengan menabung dan mengatur keuangan lebih baik.
Hal yang perlu kamu lakukan agar kamu bisa bertahan jika pun terjadi resesi pada tahun depan adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan Dana Darurat
Kenapa kamu harus memiliki dana darurat? Seperti namanya, dana darurat adalah uang yang disisihkan untuk kebutuhan saat kondisi darurat.
Situasi darurat bisa terjadi kapan saja dimana saja, misalnya kebutuhan untuk perbaikan kendaraan atau rumah karena kebanjiran, anggota keluarga yang sakit atau terdampak PHK.
Dengan memiliki dana darurat, kamu tidak perlu khawatir harus mengorbankan pengeluaran kebutuhan sehari-hari.
Bahkan, jika pun kamu terdampak PHK nantinya, kamu tidak harus mengubah gaya hidup normal kamu menjadi terlalu hemat karena sudah memiliki dana darurat.
Besaran dana darurat bisa jadi berbeda bagi setiap orang tergantung dari jumlah tanggungan, gaya hidup dan pengeluaran sehari-harinya. Tips menabung saat resesi untuk dana darurat yang ideal adalah tiga kali pengeluaran bulanan rata-rata.
Angka tersebut diambil dari rata-rata periode orang mencari pekerjaan baru untuk bisa bertahan hidup. Namun, kamu bisa saja menyisihkan lebih banyak tergantung dari kebutuhan kamu.
2. Memiliki Asuransi sebagai Proteksi
Dalam piramida perencanaan keuangan, asuransi adalah salah satu bentuk perlindungan terhadap kekayaan.
Sama seperti dana darurat, asuransi adalah produk yang digunakan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan seperti gangguan pada perjalanan, kerusakan mobil atau rumah, sakit atau bahkan kematian.
Idealnya, seseorang harus memiliki asuransi penyakit kritis mengingat biaya perobatan untuk penyakit serius seperti kanker, jantung dan sebagainya membutuhkan dana yang besar.
Selain itu, jika kamu adalah kepala rumah tangga, sebaiknya kamu memiliki asuransi jiwa dengan manfaat uang pertanggungan yang kamu rasa cukup bagi tanggungan kamu bisa bertahan hidup sembari mencari penghasilan lain saat kamu sudah tiada nanti.
3. Melunasi Utang
Jika memungkinkan, kamu disarankan untuk melunasi utang konsumtif seperti kartu kredit, paylater, pinjaman online dan pembelian barang elektronik.
Utang konsumtif merupakan pengeluaran yang dianggap tidak akan menghasilkan kembali uang sehingga harus segera dilunasi agar tidak menjadi beban di saat kondisi ekonomi sedang buruk.
Idealnya, kamu tidak disarankan untuk berutang untuk barang-barang elektronik yang bersifat keinginan seperti gadget edisi terbaru, televisi untuk di kamar tidur, atau bahkan sepeda motor listrik baru.
Besaran utang yang dianggap paling wajar adalah sebesar 30 persen dari pemasukan kamu per bulannya. Jadi, andai kata gaji yang kamu dapatkan per bulannya adalah Rp7 juta, maka pengeluaran utang yang wajar adalah sebesar Rp2 juta.
Amar Bank bisa bantu kamu antisipasi resesi dengan produk unggulan Senyumku, pelajari selengkapnya tentang produk Amar Bank di sini.
4. Membatasi Kegiatan yang Bersifat Hiburan
Jika kamu memang sedang di tahap menabung dana darurat atau memiliki tujuan finansial lain yang ingin dicapai, disarankan untuk menunda kegiatan yang sifatnya hiburan.
Beberapa kegiatan hiburan yang perlu dipertimbangkan untuk dibatasi adalah liburan ke luar kota atau luar negeri, menonton konser atau festival, nongkrong bersama teman atau kerabat hingga mengadakan pesta.
Sebagai gantinya, kamu bisa menikmati hobi seperti berolahraga, bermain alat musik, piknik di taman kota dengan bekal dari rumah atau berkunjung ke rumah teman atau saudara.
Kamu juga bisa menonton film terbaru di bioskop dengan memanfaatkan diskon dan cashback dari platform penjualan tiket atau dompet elektronik. Ada banyak cara untuk melepas stres tanpa harus merogoh kocek dalam, kok.
5. Menunda Pembelian dalam Nilai yang Besar
Pembelian dalam jumlah besar dianggap akan menjadi beban pengeluaran apalagi jika dilakukan dengan skema pembayaran kredit.
Kamu tidak disarankan untuk membeli mobil atau sepeda motor baru atau rumah baru karena berpotensi gagal bayar jika kamu tidak memiliki penghasilan akibat kondisi resesi.
Jika memang tidak terlalu dibutuhkan, kamu juga tidak disarankan untuk membeli gadget seri terbaru yang harganya bisa melambung tinggi. Sebagai gantinya, kamu bisa membeli barang seken atau memakai barang yang ada sampai masa krisis ini selesai.
6. Investasi ke Berbagai Instrumen Keuangan
Cara bijak lain untuk mengatur keuangan di kala resesi adalah dengan berinvestasi ke berbagai jenis instrumen keuangan.
Dalam hal ini, kamu bisa mempertimbangkan jenis investasi dengan profil risiko rendah meskipun returnnya tidak banyak. Pastikan juga jenis investasi yang kamu pilih memiliki likuiditas yang tinggi sehingga bisa ditarik kapan saja.
Beberapa contoh instrumen yang tahan banting di kala krisis diantaranya adalah tabungan bank, deposito, reksa dana pasar uang dan emas.
Terkhususnya emas, nilai komoditas ini biasanya akan menguat saat krisis melanda. Jadi, untuk motif berjaga-jaga, kamu bisa menyimpan sebagian uang dalam bentuk emas.
Baca juga: Hadapi Ancaman Resesi 2023 dengan Menabung di Deposito Senyumku
7. Terapkan Gaya Hidup Hemat
Selain mempersiapkan dana darurat, asuransi, dan tabungan, kamu juga perlu menerapkan gaya hidup hemat dengan lebih membatasi pembelian barang dan makanan di luar.
Sebagai gantinya, kamu bisa memasak makanan sendiri dan membeli barang yang benar-benar dibutuhkan.
Jika memang harus pergi bekerja atau sekolah setiap harinya, usahakan untuk memakai transportasi umum dibandingkan ojek online atau kendaraan pribadi.
Kalau tidak diperlukan sekali, gunakanlah pakaian lama kamu untuk kegiatan sehari-hari atau acara formal.
8. Cari Pemasukan Lebih
Kamu bisa memanfaatkan keahlian dan kemampuan kamu dengan mendapatkan penghasilan tambahan dengan berbagai cara.
Umumnya, orang akan berbisnis online dengan membuka toko online di marketplace atau ecommerce untuk mempromosikan dagangannya.
Baca juga: Cari Penghasilan Tambahan untuk Keluarga dengan Program Bantu Kawan Tunaiku
Selain itu, kamu juga bisa berdagang fisik misalnya membuka jasa catering, laundry, transportasi atau bahkan makeup dan fotografi.
Pastikan pemasukan kamu tidak hanya berasal dari pekerjaan utama kamu untuk bisa bertahan hidup di masa krisis.
9. Rajin Mencatat Pos Pengeluaran
Tips untuk bisa mendapatkan gambaran tentang arus kas keuangan pribadi adalah dengan rajin mencatat pos pengeluaran kamu dalam periode waktu tertentu.
Dengan rutin mencatat pengeluaran, kamu mengetahui pos pengeluaran terbesar kamu dalam satu bulan misalnya biaya makan, tempat tinggal atau hiburan.
Setelah mengetahui gambarannya, kamu bisa merencanakan strategi yang tepat untuk mengurangi beban pengeluaran kamu tersebut.
Misalnya, tidak terlalu banyak pesan makanan dari ojek online, membuat kopi dari rumah saja, atau bahkan mempertimbangkan untuk tinggal di rumah orangtua dibandingkan dengan menyewa apartemen.
10. Menabung dengan Produk Tabungan Online
Dengan kemajuan teknologi, saat ini kamu bisa memiliki tabungan dari produk perbankan hanya dengan mendaftar melalui smartphone.
Kamu mungkin tidak disarankan untuk membeli barang dalam jumlah yang besar saat krisis, tapi kamu tentu diperbolehkan untuk menabung untuk bisa membelinya kala resesi sudah selesai nantinya.
Apapun tujuan finansial kamu, mulai dari mempersiapkan dana darurat hingga membeli rumah pertama, kamu bisa menabung bersama Senyumku.
Senyumku adalah aplikasi perbankan revolusioner yang dapat membantu kamu merencanakan dan mewujudkan keinginan dengan fitur Celenganku.
Celenganku adalah fitur tabungan online yang memberikan bunga tabungan kompetitif hingga 5,5 persen per tahun.
Selain itu, Senyumku juga memiliki fitur Catat, yang merupakan alternatif pencatatan keluar masuknya uang dari akun bank dan dompet elektronik secara otomatis. Tunggu apalagi, yuk antisipasi resesi dengan memiliki tabungan Senyumku, klik di sini.
Baca juga: 5 Cara Terhindar dari Ancaman Resesi 2023, Salah Satunya Deposito Amar Bank!