SWARA – Sudah berabad-abad seorang penerjemah menjadi jembatan antarbahasa negara. Profesi ini pun diprediksi nggak akan luntur walaupun mesin canggih ditemukan sekalipun. Saya sudah menjalaninya selama 5 tahun ini. Syukurlah, setelah menerapkan kiat sukses penerjemah profesional dari senior saya, hasilnya bisa untuk biaya hidup sejahtera. Ini dia tipsnya.
Artikel Terkait: Inilah Cara Agar Kamu Disukai Oleh Atasan
- 7 Topik Ini Biasanya Segan Dibicarakan Pada Atasan, Kenapa?
- 6 Tips agar Sukses Adaptasi dengan Atasan Lebih Muda
- Ini 5 Kiat Mengajak Ngobrol Atasan Soal Promosi Jabatan
1. Punya keinginan kuat untuk jadi penerjemah
Profesi penerjemah di Indonesia dengan di luar negeri itu jauh berbeda. Rate di sini rata-rata kecil. Per halamannya paling-paling dihargai dengan nilai Rp10 ribu. Kalau di luar negeri bisa ratusan. Kalau bukan karena cinta, mungkin sudah banyak yang menyerah ketika merintis karier sebagai penerjemah. Motivasi atas dasar gaji belumlah cukup.
Senior saya pernah bercerita. Dulu, saat internet belum masuk, profesi sebagai penerjemah masih sangat jarang ada. Banyak yang justru ogah-ogahan. Setelah ada internet, peminatnya bertambah karena kemudahan akses dan sebagainya. Namun, dari segi rate, nggak naik drastis. Kalau nggak punya niat yang super kuat, lebih baik cari profesi lain saja, ya.
2. Punya komitmen untuk selalu memperbaiki skill dan cv
Perjuangan seorang penerjemah profesional dimulai dari nol. Semua jurusan bisa menjadi penerjemah. Bahkan seorang otodidak seperti Anton Kurnia pun bisa. Sekarang beliau malah menjabat direktur di penerbitan milik sendiri setelah bertahun-tahun jadi penerjemah tetap di penerbit Serambi. Padahal jurusan beliau bukanlah Bahasa Inggris.
Atas dasar cinta, kemampuan pun didapat setahap demi setahap. Setiap penerjemah profesional pasti bisa menjalaninya dengan penuh khidmat dan nggak terburu-buru. Kenapa CV perlu diperbaiki? Soalnya kalau masih pemula dan belum ada jejak, di mana lagi bisa membuat jejak selain dengan melamar ke berbagai penerbit dan perusahaan?
3. Terbiasa dengan CAT-Tools
Saya menyebut ini dengan istilah “katul”, biar enak. Kiat sukses meniti karier penerjemah profesional ini pasti diterapkan oleh mereka yang sudah mencapai tataran tertinggi. Tujuannya agar bisa bekerja dengan motivasi target oriented. Mana ada sih zaman sekarang penerjemah profesional masih pakai cara manual sedangkan order-an menumpuk?
Senior saya adalah orang yang sangat vokal terhadap hal ini. Bahkan beliau merekomendasyikan beberapa CAT-tools untuk saya gunakan. Salah satunya Wordfast yang premium dan berlisensi. Cara kerjanya sangat mudah. Ketika kita memanggil kata yang pernah tersimpan dalam memori, secara otomatis artinya akan nampak. Keren, kan?
4. Mengikuti tes untuk mendapatkan sertifikat sebagai penerjemah
Di Indonesia, ada salah satu tes yang wajib diikuti oleh calon penerjemah profesional. Namanya tes untuk jadi penerjemah tersumpah di HPI atau Himpunan Penerjemah Indonesia. Ada perbedaan yang mendasar antara penerjemah tersumpah dan bukan. Bukan hanya rate yang naik, tetapi juga jaringannya.
Begitu banyak klien dari luar negeri maupun dari Indonesia yang memercayakan dokumen pada HPI. Organisasi ini sudah terbentuk selama bertahun-tahun dan sekarang sudah banyak sekali anggotanya. Kalau sudah menjadi penerjemah tersumpah dan sertifikat tersebut, saya jamin kamu bakal kebanjiran order setiap waktu.
Artikel Terkait: Lakukan Tips Efektif Ini Ketika Dinas ke Luar Kota Bareng Atasan
- Dinas Luar Kota Bareng Atasan? Perhatikan 5 Hal Berikut Ini!
- 8 Tips Kerja Efektif saat Dinas Luar Kota yang Mudah Diterapkan
- 4 Tips Atur Waktu saat Dinas ke Luar Kota yang Wajib Diperhatikan
5. Jaga kualitas terjemahan dan jaringan
Kiat ini dilakukan setelah kamu berhasil menjadi penerjemah profesional. Reputasi baik akan kamu pertaruhkan begitu menerima job dari klien. Kalau memang nggak sanggup, katakan saja “no”. Daripada keteteran dan kualitas terjemahan memburuk, kan? Jaga pula jaringan pertemananmu pada klien sekaligus rekan seprofesi agar rezeki senantiasa mengalir.
Itulah beberapa kiat sukses penerjemah profesional yang selama ini saya terapkan. Kalau sudah berhasil, sih, enak. Namun, jauh lebih enak lagi ketika mengalami masa-masa sulit di awal. Saya kadang rindu dengan masa-masa itu. Saat ditolak penerbitan, belajar, iktu tes, dan menghadapi hari-hari yang serba nggak menentu.
SWARA