SWARA – Kampanye edukasi kesehatan mental belakang terus menggaung. Pasalnya, kasus terkait isu kesehatan mental ini meningkat dari tahun ke tahun. Banyak yang kurang menyadari bahwa depresi justru dialami oleh orang-orang yang dianggap tidak bermasalah. Maka membangun kesadaran mengenai kesehatan mental untuk diri sendiri ataupun pasangan dan lingkungan sangatlah penting.
Depression is silent killer. Tak hanya meruntuhkan semangat hidup sang penderita, penyakit ini memperburuk keadaan dengan turut lambat-laun menghancurkan hubungan mereka dengan orang-orang terdekatnya.
Jika masalah ini terjadi dan pasanganmu mengalami depresi, bersiaplah karena menghadapinya bukan perkara yang mudah. Terkadang kamu juga justru ikut merasa kesepian dan sendiri saat menghadapi pasangan yang dilanda depresi.
Dilain waktu, ada pula berbagai kewajiban dan kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi, tanpa ada yang bisa diajak berbagi. Atau bahkan, merasa menjadi penyebab dia depresi. Well, kamu nggak sendiri, kok. Kasus ini umum ditemui. Untuk menjaga keutuhan hubungan kalian dan agar kamu nggak ikut-ikutan lemah semangat, yuk pahami langkah terbaik membantu pasanganmu yang sedang dilanda depresi.
Artikel terkait: Isu finansial dalam hubungan
- 10 Tanda Kebiasaan Mengatur Keuangan Pasangan Mulai Mengkhawatirkan
- Lakukan Cara Ini Agar Kamu Berhenti Bertengkar dengan Pasangan Karena Keuangan
- Begini Cara Tepat Merawat Hubungan Saat Penghasilan Pasangan Lebih Besar
1. Pahami gejala, implikasi, dan pengobatan depresi
“Kenali dirimu, kenali musuhmu, dan kenali medan tempurmu. Dan kau akan memenangi seribu pertempuran” – Sun Tzu. Strategi perang dari Sun Tzu yang satu ini, berlaku juga untuk menghadapi peperangan dengan depresi. Langkah pertamanya yaitu, dengan memahami penyakit ini. Gejala-gejala depresi bisa beragam dan berubah sepanjang waktu.
Gejala yang mendasar bisa berupa episode depresi major yang berlangsung setidaknya dua minggu, di mana pasanganmu terlihat kehilangan mood, ketertarikan, dan kesenangan atas apapun pekerjaan, keluarga, atau hobi. Disertai dengan kelesuan dan murung, sulit konsentrasi dan mengambil keputusan, atau emosi yang meledak-ledak.
Di lain kasus, ada pula pengidap depresi yang sama sekali nggak menunjukkan tanda-tanda di atas. Ingat kasus Chester Bennington, frontmant band Linkin Park? Yang masih terlihat tertawa lebar beberapa jam sebelum ia menarik pelatuk pistol yang mengakhiri nyawanya. Smiling depression. Ungkapan inilah kurang lebih mewakili apa yang terjadi dengan Chester. Jadi, kamu memang butuh belajar banyak mengenai depresi agar bisa memperkirakan apa yang sedang terjadi dengan pasanganmu.
2. Dia butuh telinga untuk mendengarkan
Salah satu hal mendasar yang dibutuhkan oleh para penderita depresi adalah, kebutuhan untuk didengarkan. Tanpa ada pertanyaan lanjutan atau menghakimi keadaanya. Ya, cara ini yang paling sederhana yang bisa kamu lakukan. Dengarkan semua curhat, keluhan, cerita, pikiran buruk, atau bahkan tangisannya dengan sabar.
3. Mendorong pasangan untuk beraktivitas
Memang rasanya kesal saat menyaksikan pasangan selalu lesu dan murung. Sehingga, kamu kerap ‘memaksa’nya untuk lebih semangat dengan menyarankan mereka menyibukkan diri dengan hal lain. Niatmu memang baik, tapi, caranya sedikit salah.
Sebagaimana dikutip dari Tirto.id, Angela Avery, konsultan yang mendalami bidang depresi dan isu-isu dalam perkawinan berpendapat, alih-alih berkata ‘Cobalah untuk main ke luar, pergi menonton film atau nongkrong bersama teman-temanmu,’ sebaiknya beginilah yang kamu ucapkan ‘Kamu mau nggak nemenin aku pergi ke supermarket di Mall?’
Pertanyaan-pertanyaan ini memberikan isyarat kepada mereka bahwa diri mereka dibutuhkan dan diinginkan. Yang pada akhirnya, mengalihkan pikiran mereka dari pusat depresi.
4.Dukung pasangan untuk temui dokter
Insting pertamamu saat melihat pasangan tengah sakit dan tak kunjung bisa ‘menyembuhkan’ diri, pastilah dengan memaksanya mencari pertolongan. Sayangnya, hal ini akan sulit dilakukan karena mereka pasti akan defensif dan keukeuh menolak. Tapi, bukan berarti kamu sama sekali nggak menawarinya untuk pergi ke dokter, kan?
Supaya cara ini berhasil, sebisa mungkin yakinkan pasanganmu bahwa kamu akan menemaninya selama proses pengobatan. Jika pasangan masih merasa tidak bermasalah coba jelaskan gejala-gejala yang sering kamu lihat dari diri pasanganmu. Diskusikan opsi-opsi pengobatan dan perubahan gaya hidup, serta menyebutkan kekhawatiranmu mengenai kesehatannya demi keutuhan hubungan.
5. Gunakan bantuan profesional jika memang memungkinkan
Di Indonesia, ada banyak instansi, lembaga, maupun komunitas yang bisa kamu hubungi, dan bersedia memberikan bantuan. Beberapa diantaranya, Get Happy, Indonesia Mental Health Care Foundation, Motherhope, bahkan Kemenkes Indonesia menyediakan hotline di nomor 119 untuk kasus emergency.
Paling akhir, perhatikan juga kesehatan dirimu. Menghadapi pasangan yang depresi adalah pekerjaan berat. Sedikit banyak kamu pasti akan ikut terpengaruh karena peran yang harus dilakoni plus kewajiban yang harus dituntaskan. Jadi, jangan lupa juga untuk menjaga diri dengan hal-hal ‘normal’ seperti menjaga asupan makan, tetap terkoneksi dengan supporting system, seperti keluarga dan teman-teman.
Artikel terkait: Menghadapi kebiasaan buruk pasangan
- 5 Tips Menghadapi Pasangan yang Punya Kebiasaan Buruk Menunda-nunda
- 5 Kiat Agar Hubungan Makin Mesra dan Awet dengan Pasangan Pendiam
- Punya Pasangan yang Gila Kerja? Ini 6 Kiat yang Bisa Kamu Lakukan!
Ajukan pinjaman uang tanpa agunan, tanpa kartu kredit hanya di Tunaiku sekarang juga!
Pinjaman dari Rp2-20 juta yang dapat diangsur mulai 6-20 bulan.
WINNY WITRA MAHARANI