SWARA – Saat ini generasi milenial menjadi incaran utama dari hampir semua sektor sebagai potensi pasar yang menjanjikan. Fenomena seperti itu dikarenakan generasi milenial yang cukup adaptif dan skeptis terhadap berbagai hal. Terutama terhadap hal-hal yang dapat membuat dirinya bisa berkembang dan menguntungkan bagi pribadinya.

 

Momentum tersebut juga digunakan pemerintah saat ini untuk membidik generasi milenial supaya bisa ikut berkontribusi dalam membangun negara. Salah satu caranya adalah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) kepada seluruh masyarakat Indonesia. Tujuan dari membidik pasar generasi milenial adalah, pemerintah ingin mengajak para kalangan milenial untuk menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran agar tidak menguras keuangannya.

 

Selain itu, Surat Berharga Negara juga sangat ramah dan mudah dijangkau oleh para milenial. Sebab, nilai yang ditawarkan mulai dari Rp 1 juta dan dapat diakses secara online yaitu dengan skema penawaran online (e-SBN). Maka dari itu, milenial dapat dengan mudah mencari tahu apa keuntungan dari membeli SBN dan juga dapat membelinya dengan mudah.

 

Selain itu, dengan sistem online masyarakat tidak direpotkan lagi dengan berbagai urusan birokrasi dalam memperoleh investasi. Hal ini akan menarik generasi milenial yang tidak suka proses yang panjang dan juga sangat tergantung dengan gadget dan internet.

 

Artikel Terkait: Sudah Sejauh Mana Kenal Investasi? 

  1. 5 Jenis Properti yang Bisa Kamu Coba Kalau Ingin Berinvestasi
  2. Kenalan dengan Investasi Obligasi, Ini Plus Minusnya
  3. Ini Keuntungan yang Bikin Milenial Pilih Investasi Reksadana

 

Apa sih Surat Berharga Negara (SBN)?

Surat Berharga Negara adalah Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Pengertian yang mudah dimengerti adalah surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk bisa dibeli oleh para investor. Investor disini adalah masyarakat Indonesia itu sendiri. Hasil dari penjualan SBN akan digunakan dalam pembangunan negara dan jenis investasi ini sangat dilindungi negara.

 

Negara tidak hanya bisa utang ke luar negeri, tapi bisa juga utang ke dalam negeri. Karena sifatnya utang, maka akan ada laba atau imbalan dari investasi tersebut yang akan diberikan kepada para investor. Dalam konteks SBN, para investor akan mendapatkan kupon tiap bulannya sebagai hasil dari investasi yang sedang dilakukan. Kupon tersebut bernilai persentase dari keuntungan yang sudah ditetapkan dari investasi tersebut, dan juga kupon itu akan dibayarkan tiap bulannya kepada para investor.

 

SBN itu sendiri terdiri dari dua kelompok, yaitu SBN non-tradeabel dan SBN tradeable. SBN non-tradeable terdiri dari Saving Bond Rretail (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST). Sedangkan, untuk sbn tradeable terdiri dari Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel (SukRi).

 

Alasan utama SBN menjadi populer di kalangan milenial

Menurut data yang dirilis Kemenkeu tentang hasil penjualan dari Saving Bond Retail (SBR) seri SBR005 di awal Januari 2019, ternyata persentase terbanyak dari yang membeli SBR005 adalah kelompok generasi milenial dengan rentang usia 19-39 tahun, dengan komposisi 50,61%.

 

Angka tersebut menunjukkan bahwa generasi milenial semakin melek terhadap pentingnya berinvestasi dalam bentuk membeli surat utang negara. Tapi, apa sih sebenarnya yang membuat mereka semakin tertarik dengan berinvestasi SBN?

 

Alasan yang pertama adalah pembayaran dari imbal hasil dan pokok investasi dijamin oleh UU APBN dan UU No.24 Tahun 2002 tentang Surat Berharga Negara. Jadi bisa dikatakan bahwa berinvestasi di SBN sifatnya lebih aman. Selain itu, transaksi yang bisa diakses secara online memungkinkan para milenial bisa melakukan transaksi kapanpun dan di manapun.

 

Kemudian, dalam jangka waktu investasi yang ditetapkan selama 2 tahun, namun investor tetap bisa melakukan pencairan sebesar 50% dari total kepemilikan 1 tahun setelah pembelian. Hasil menarik juga diperoleh oleh para investor milenial, yaitu tingkat keuntungan di atas bunga deposito.

 

Artikel Terkait: Tahukah Kamu Tentang Jenis-jenis Investasi?

  1. Apa Jenis Investasi yang Disukai Orang Indonesia?
  2. 5 Jenis Investasi yang Nilainya akan Naik Terus Setiap Tahunnya
  3. Pilih Investasi Emas atau Reksa Dana?Yuk, Pelajari dan Kenali Lebih Dalam

 

Simulasi investasi pada SBR005

Seperti pada contoh pada penawaran SBR005, memiliki tingkat kupon untuk tiga bulan pertama (Periode Januari – Maret) sebesar 8,15% yang berasal dari suku bunga acuan saat ini sebesar 6% ditambah spread tetap 2,15%. SBR005 memiliki sifat kupon yaitu kupon mengambang dan kupon minimal. Sesuai perhitungan di periode awal peluncuran SBR005, nilai kupon 8,15% tersebut menjadi nilai minimalnya.

 

Mengambang artinya besaran kupon SBR akan disesuaikan dengan perubahan BI 7 Day Reverse Repo Rate setiap tiga bulan sekali. Sedangkan, kupon minimal artinya tingkat kupon pertama yang ditetapkan akan menjadi kupon minimal yang berlaku sampai dengan jatuh tempo. Itu artinya, nilai kupon tidak akan menurun, justru bisa meningkat sesuai suku bunga acuan.

 

Simulasinya adalah jika pada bulan ke-4 suku bunga acuannya berada pada posisi 6,25%, maka nilai kupon yang berlaku pada periode April – Juli menjadi 8,40% (6,25% + spread 2,15%).

 

Kondisi sebaliknya, jika pada bulan ke-4 suku bunga acuannya berada pada posisi 5,75%, maka nilai kupon yang berlaku pada periode April – Juli bukan menjadi 7,90% (5,75% + spread 2,15%), tapi tetap mengacu pada nilai kupon minimal, yaitu 8,15%.

 

Dari penjelasan di atas, ternyata banyak sekali ya keuntungannya. Maka dari itu banyak dari kalangan milenial yang mulai melek akan investasi Surat Berharga Negara. Sekarang tinggal kamu yang menentukan, kapan mau mulai berinvestasi?