SWARA – Kopi luwak adalah salah satu kopi yang banyak peminatnya. Bagaimana tidak, rasanya yang khas dan prestise yang dibawanya menjadi alasan utama mengapa orang berlomba-lomba mencarinya.

 

Luwak adalah hewan yang aktif di malam hari. Mereka termasuk omnivora yang makan tumbuhan dan hewan kecil. Karena kebiasaannya makan tumbuhan, mereka sering dianggap sebagai hama. Bagaimana tidak, luwak hanya makan buah yang matang. Luwak tertarik dengan aroma ceri kopi yang ranum dan memakannya.

 

Mengetahui nilai jualnya yang tinggi, banyak sekali pedagang nakal yang memalsukan kopi luwak, bagaimana ceritanya?

 

Seorang coffee green bean buyer dan quality grader bernama Laila Dimyati membagikan hasil pengamatan dan pengalamannya tentang kopi luwak di Indonesia melalui Twitternya.

 

 

Apa itu Kopi Luwak?

 

 

Sebagai pengantar, kopi luwak, atau lebih tepatnya kopi fermentasi luwak, merupakan hasil fermentasi kopi di usus luwak. Luwak hanya menyukai epicarp (kulit) dan menyukai manis pada mesocarp (mucilage/lendir). Setelah beberapa hari, luwak akan mengeluarkan kotoran, menyisakan feses yang di dalamnya masih mengandung kopi yg masih dibalut endocarp  (parchment/kulit tanduk).

 

Luwak tidak makan seluruh pelindung kopi, masih tersisa parchment alias kulit tanduk yang menjadi penghalang antara feses dan biji kopi. Pengolah kopi nantinya akan mencuci feses luwak, menjemur, memecah kulit tanduk, menjemur kopi telanjang, dan proses pemanggangan dilakukan.

 

 

Kurang Terkenal di Indonesia

 

 

Herannya, kopi luwak tidak begitu dikenal di Indonesia, kecuali di daerah utama yang menghasilkan kopi yakni: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, Sulawesi Selatan, sebagian Jawa Timur & Jawa Barat. Luwak mulai dikenal saat turis asing heboh dengan keberadaan kopi luwak di Bali dan keterkenalannya di luar negeri.

 

Pada tahun 1991, kopi luwak dibawa (kembali) oleh Tony Wild ke Inggris. Setelah dibawa ke Oprah Winfrey Show pada tahun 2003, dan juga  adanya adegan Morgan Freeman dan Jack Nicholson berdialog sambil menyeduh kopi luwak di film The Bucket List thn 2007, permintaan akan kopi luwak semakin tinggi.

 

Dengan permintaan yang luar biasa, bisnis kopi luwak sangat menjanjikan.

 

 

Artikel terkait kopi:

Melirik Tren Bisnis Kedai Kopi 2019, Masih Potensial?

Benarkah Minum Kopi Membuat Kulit Lebih Cantik? Ini Alasannya!

Buat Kamu Pecinta Kopi, Yuk Kenalan Lebih Dekat dengan Jenis-Jenis Kopi Khas Nusantara

 

 

Rasa Kopi Luwak

 

 

Bagaimana rasa kopi luwak? Sudah jelas, kopi luwak memiliki rasa fermentasi sangat khas. Rasa asam dan pahitnya seimbang, sama-sama rendah. Terjadi proses pemecahan rantai protein oleh enzim protease di usus luwak, sehingga biji kopinya memiliki rantai peptida yg pendek & lebih banyak asam amino.

 

 

Memang Ada Ya, Kopi Luwak Palsu?

 

 

Sepanjang jalan menuju Ubud, banyak sekali warung kopi yang menyajikan kopi luwak. Padahal , keberadaan kopi luwak sangat terbatas. Berat feses hanyalah 20% dari berat total luwak. Sedikit, kan?

 

Jumlah feses dari luwak liar hanyalah 0,5% dari jumlah yang beredar di Indonesia. Oh, iya. Ada dua jenis luwak yang ada di Indonesia, luwak liar dan luwak ternak atau kandangan. Feses luwak liar dapat ditemukan dengan cara menjari feses luwak liar di perkebunan kopi.

 

Sementara luwak kandangan, produksinya diatur dalam lampiran Permentan No. 37/Permentan/KB.120/6/2015 tentang Cara Produksi Kopi Luwak melalui Pemeliharaan Luwak yang Memenuhi Prinsip Kesejahteraan Hewan. Luwak hanya boleh diberi kopi sebanyak dua kali seminggu.

 

Tapi banyak juga pengusaha yang kejam dalam memperlakukan luwak kandangan. Luwak diletakkan di dalam kandang besi sehingga kaki luwak jadi memar dan luka. Tidak hanya itu, mereka juga memaksa luwak untuk makan ceri kopi tiap hari. Padahal, luwak adalah hewan yang lincah dan gesit. Mereka tidak makan ceri kopi setiap waktu, hanya sebagai dessert.

 

Permintaan dan penawaran kopi luwak tidak sebanding. Data terakhir menunjukkan bahwa kopi luwak dibanderol harga USD800 per kilogram. Oleh karena itu, orang-orang tertarik untuk memalsukan kopi luwak.

 

 

Bagaimana Cara Pemalsuannya?

 

 

Dalam penelusurannya, Laila menemukan bahwa ada produsen nakal yang memalsukan kopi luwak. Di Bali, ia menyaksikan produsen nakal yang mengupas kulit kopi, lalu menjemur ceri kopi yang masih ada lendirnya (mucilage). Saat lendir hampir mengering, mereka membentuk kopinya sampai berbentuk seperti feses luwak. Padahal, proses ini adalah proses yellow honey.

 

Sedangkan di Lampung, produsen nakal mengupas kulit ceri kopi, menambahkan pisang muli yg dihancurkan, lalu dijemur di atas terpal. Terciptalah kulit luar yg mirip red honey. Bahkan di Sumatera Utara, ceri kopi yang sudah dikupas, dicampur dengan kotoran sapi dan lumpur. Dibentuk lonjong, dijual dengan diakui sebagai kopi luwak liar.

 

Lalu, mengapa kopi luwak palsu masih bisa dijual sebagai kopi luwak? Inilah sebabnya:

 

  1. Tidak ada kontrol ketat dari pemerintah
  2. Karena uji lab untuk menentukan apakah kopi tersebut benar-benar kopi luwak atau bukan masih terbatas di Indonesia
  3. Kopi luwak dibeli untuk ceritanya, bukan rasanya.

 

 

Cara Membedakan Kopi Luwak Asli dan Palsu

 

 

Jangan khawatir, sebagai penikmat kopi yang lidahnya peka, ada beberapa tips untuk membedakan kopi luwak asli dan palsu. Kopi luwak memiliki cita rasa yang khas, walaupun secara bentuk mirip, secara rasa bisa jadi beda jauh.

 

Berikut ini caranya:

 

  • Kenali aromanya

 

Kopi luwak memiliki aroma yang berbeda, baik aroma saat diseduh ataupun aroma biji kopinya. Bahkan, bila biji kopi dimakan oleh luwak pandan, kopi akan mengeluarkan aroma pandan yang menyenangkan.

Aroma kopi luwak akan memenuhi ruangan, begitu diseduh maka aroma yang menenangkan akan menguar ke seluruh ruangan.

 

  • Bentuknya

 

Biji kopi luwak tidak sebersih biji kopi non luwak. Masih terlihat ada ari-arinya. Belahan biji kopi luwak juga cenderung lebih besar dibanding dengan biji kopi biasa. Biji kopi luwak yang warnanya cenderung seragam kehijauan.

  • Kopi luwak tidak ada yang berbentuk instan

Kalau sampai ada yang instan, itu bukan kopi luwak asli.

 

 


Anastasia Galuh Dinung Purwaningtyas Anastasia Galuh Dinung Purwaningtyas