Perkembangan investasi di Indonesia saat ini sangat pesat. Era teknologi dan inovasi membuat instrumen investasi yang tersedia di Indonesia semakin variatif dan inovatif.

 

Meski begitu, literasi masyarakat mengenai keuangan dan investasi di Indonesia itu masih tergolong rendah. Masih sedikit masyarakat kita yang berinvestasi. Salah satunya mungkin karena pengenalan akan instrumen investasi yang masih kurang.

 

Nah yuk, biar tidak asing, mari kita berkenalan dengan instrumen investasi yang ada di Indonesia.

 

Apa itu instrumen investasi?

 

Sebelum masuk ke jenis-jenis instrumen investasi, mari kita pelajari dulu apa itu instrumen investasi.

 

Instrumen investasi itu simpel, ialah jenis-jenis atau produk-produk keuangan maupun non keuangan yang dapat kalian gunakan untuk mengembangkan uang.

 

Pokoknya, apapun yang dapat mengembangkan dana kalian, itu dapat disebut sebagai instrumen investasi. 

 

Berdasarkan fisiknya, Instrumen investasi dibagi menjadi 2. Ada yang berbentuk fisik dan ada yang berbentuk surat berharga.

 

Adapun yang berbentuk fisik, contohnya adalah emas, perak, komoditas, properti, dan sebagainya. Sedangkan yang berbentuk surat berharga adalah saham, obligasi, reksa dana, deposito, dan sebagainya.

 

Baca juga:

Cara Membuka Tabungan Dolar yang Paling Menguntungkan

5 Jenis Investasi Jangka Panjang Terbaik untuk Masa Depan

Mengenal Pengertian, Pro dan Kontra Arisan, serta Cara Menyikapinya

Yuk, Kenali Cryptocurrency dan NFT Sebelum Memutuskan Berinvestasi

 

Jenis-jenis instrumen investasi yang populer di Indonesia

 

Di Indonesia, ada banyak instrumen investasi yang sudah mulai banyak digunakan oleh masyarakat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

 

Emas

 

Emas adalah salah satu investasi yang paling klasik yang ada di Indonesia. Emas banyak digemari oleh genarasi X dan sudah dijadikan instrumen invesetasi andalan sejak lama.

 

Keuntungan berinvestasi emas didapat dari capital gain atau kenaikan harga emas. Emas dipandang sebagai jenis investasi yang tahan terhadap inflasi, sehingga nilainya dapat meningkat terus seiring waktu.

Saham

 

Saham pada intinya adalah bukti kepemilikan perusahaan. Dengan membeli saham suatu perusahaan, itu artinya kamu ikut membeli perusahaan tersebut.

Tentu saja keuntungannya didapat dari bagi hasil keuntungan perusahaan atau biasanya disebut dividen. Selain dividen, saham juga dapat mengalami capital gain.

 

Saham adalah instrumen investasi yang paling dinamis. Semua orang suka membicarakan saham bahkan tidak jarang ada yang berspekulasi menggunakan instrumen investasi saham.

 

Saham tentu adalah jenis investasi yang memiliki potensi imbal hasil yang paling besar, tetapi perlu diingat, potensi imbal hasil yang besar ini juga diikuti oleh potensi risiko yang juga cukup besar.

 

Selalu teliti dan riset dahulu sebelum membeli saham dan pastikan kamu hanya membeli saham yang berkualitas saja.

 

Properti

 

Properti ini juga termasuk dalam instrumen klasik kegemaran generasi X.  Instrumen ini identik dengan harga yang konon katanya tidak pernah turun, naik terus sepanjang waktu. 

 

Anggapan tersebut sebenarnya tidak benar, properti juga dapat mengalami penurunan harga kok, selain itu properti juga merupakan jenis investasi yang tidak likuid, sulit dibeli dan dijual.

 

Generasi milenial terkadang juga tidak terpikir untuk membeli properti karena harga properti di kota besar sudah diluar jangkauan.

Reksa dana

 

Reksa dana pada intinya adalah manajer investasi. Dengan berinvestasi di reksa dana, artinya kita mempercayakan dana kita untuk dikelola oleh perusahaan manajer investasi.

 

Reksa dana pada umumnya dibagi menjadi 4 jenis. 

  • Reksa dana saham
  • Reksa dana obligasi
  • Reksa dana pasar uang
  • Reksa dana campuran

 

Keunggulan reksa dana terletak pada fleksibilitas dan diversifikasi. Nominal yang dibutuhkan untuk investasi reksa dana relatif kecil, dapat dicairkan kapan saja serta produknya sudah terdiversifikasi secara optimal.

Obligasi

 

Obligasi adalah surat utang. Dengan berinvestasi di obligasi, kamu seperti meminjamkan uang ke suatu institusi. Di akhir masa jatuh tempo, uangmu akan dikembalikan, serta setiap tahun, pemegang obligasi akan diberikan bunga.

 

Bagaimana, cukup simpelkan?

 

Obligasi sendiri ada 2 jenis, obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Obligasi pemerintah dikeluarkan oleh pemerintah, obligasi pemerintah memiliki risiko gagal bayar yang kecil sedangkan obligasi korporasi memiliki risiko gagal bayar yang lebih besar.

 

Deposito

 

Deposito rasanya sudah sering didengar oleh masyarakat Indonesia. Deposito adalah instrumen yang cukup sederhana.

 

Sederhananya, kita seperti menabung di bank, dana kita kemudian di-lock selama beberapa periode, lalu kemudian kita akan mendapat keuntungan dari bunganya.

 

Deposito ini sangat aman karena dana kita, hingga nominal tertentu, dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan.

 

Beli instrumen investasi tersebut di mana?

 

Untuk membeli saham dan obligasi, kalian dapat membeli melalui perusahaan sekuritas. Produk saham dan obligasi merupakan produk pasar modal kok, makanya dapat dibeli lewat perusahaan sekuritas.

 

Beberapa obligasi malah dapat dibeli lewat bank dan apps fintech yang sudah teregulasi OJK. Ada banyak jaringan distribusi yang menyediakan produk obligasi.

 

Khusus untuk saham, hanya dapat dibeli lewat perusahaan sekuritas yah.

 

Untuk deposito, deposito hanya tersedia di bank karena deposito merupakan produk perbankan. Hampir setiap bank yang ada di Indonesia pasti menyediakan produk deposito.  

 

Untuk produk reksa dana, kalian dapat membelinya langsung ke perusahaan manajer investasinya. Selain datang langsung ke perusahaan manajer investasi, sekarang sudah ada yang namanya supermarket reksa dana, di mana kalian dapat membeli reksa dana dari berbagai perusahaan manajer investasi secara online.

 

Untuk investasi yang berbentuk fisik, tentu kalian baru dapat membelinya secara offline. Emas dan properti hingga saat ini belum ada yang 100% online.

 

Jangan khawatir, saat ini, membeli instrumen investasi itu sudah sangat mudah kok. Nominalnya juga semakin kecil, memudahkan kita untuk mulai berinvestasi sejak dini.