SWARA DARI AMAR BANK –Â Bagi pebisnis pemula, memisahkan keuangan usaha dan keuangan pribadi kerap menjadi tantangan. Padahal, sekecil apa pun skala bisnismu, memisahkan keuangan usaha dan keuangan pribadi adalah hal yang esensial untuk keberlangsungan usaha. Jadi, bagaimana cara mengatur keuangan usaha yang benar?
Jika kamu tidak melakukan pencatatan yang teliti, bisa saja pemasukan hasil usahamu tercampur dengan uang pribadi. Akibatnya, kamu tidak akan tahu keuntungan bersih atau margin laba kotor usahamu. Tanpa adanya catatan yang jelas, kamu tidak akan mengetahui berapa saldo kas usaha yang bisa kamu putarkan kembali.
Pengaturan keuangan usaha yang tidak baik bisa jadi masalah yang membelit usahamu. Bayangkan saja, jika uang hasil penjualanmu habis digunkan untuk kebutuhan harian rumah tangga, saat usahamu membutuhkan dana untuk membeli peralatan, bukan tak mungkin kamu akan kekurangan dana.
Selain itu, dalam membangun usaha, kamu perlu memperhitungkan biaya operasional, anggaran kompensasi, dan bonus karyawan.
Cara mengatur keuangan usaha
Berikut sejumlah tips untuk memudahkanmu memisahkan antara keuangan usaha dengan keuangan pribadi.
1. Pisahkan rekening pribadi dan rekening usaha
Hal mendasar yang harus dilakukan sebagai cara mengatur keuangan usaha adalah dengan memisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi. Salah satu cara paling mudah adalah dengan memisahkan rekening tabungan pribadi dan tabungan usaha. Dengan memisahkan rekening pribadi dan usaha, maka kamu dapat melihat pengeluaran serta pemasukan usaha dengan jelas.
Kalau kamu membuka usaha online, jangan malas untuk segera membuka rekening bank khusus untuk menerima transfer pembelian barang atau pembayaran jasa dari customer. Ini dilakukan untuk menghindari aliran kas masuk ke rekening pribadi yang kamu gunakan untuk belanja harian.
Lalu, jika usahamu banyak menggunakan uang tunai, saat membuka rekening bank, pilihlah bank yang punya banyak mesin ATM setor tunai di lingkungan usahamu. Ini akan memudahkanmu untuk memasukan uang tunai ke dalam rekening usaha. Sebagai catatan saja, pemisahan rekening antara kedua pos ini tidak harus di bank yang berbeda. Pemilihan bank tentunya bisa disesuaikan dengan kebutuhan usahamu.
Baca juga:
- Ingin Jual Produk Baru dalam Bisnismu? Begini Strateginya
- Rekomendasi Aplikasi Catatan Keuangan Terbaik agar Pengeluaran Terkendali
- Jangan Sampai Habis, Ini 7 Cara Bijak Mengelola Bonus Tahunan
- Cegah Bisnis Bangkrut, Hindari Kebiasaan Buruk Ini dalam Berbisnis
2. Mulailah menggaji diri meskipun kamu pemilik usahamu
Disiplin menggaji diri sendiri juga menjadi salah satu kunci dari cara mengatur keuangan usaha. Kamu tidak bisa seenaknya menggunakan uang kas usahamu untuk kebutuhan sehari-hari. Jangan ragu untuk menggaji dirimu sendiri sekalipun pemasukan usahamu belum stabil.
Jika pendapatan usahamu belum stabil, kamu dapat menetapkan gaji berupa komisi yang besar kecilnya bergantung pada tinggi rendah atau ada tidaknya penjualan. Misalnya, dengan mengambil mengambil 10%-15% komisi dari setiap penjualan yang terjadi di setiap bulannya. Lalu, setelah pendapatan usahamu sudah stabil dan kamu sudah mulai bisa menggaji karyawan, kamu mulai bisa menetapkan besaran gajimu secara tetap setiap bulan. Jumlahnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga.
Selain gaji, kamu juga harus memerhatikan beberapa hari raya penting yang dirayakan di Indonesia. Sebab, kamu perlu menyisihkan anggaran untuk karyawan-karyawanmu yang merayakan beberapa hari besar, seperti Idulfitri, Natal, atau Imlek. Meski memang butuh bujet tambahan, tapi gestur baik ini akan membuat hubungan kerja sama terjalin dengan lebih erat.
3. Buatlah catatan pembukuan arus kas dari usahamu
Untuk dapat menentukan berapa besaran gaji yang layak kamu dapatkan dari bisnismu, kamu perlu mengetahui secara pasti berapa keuntungan bersih ataupun margin laba kotor usaha. Ini juga menjadi bagian penting dari cara mengatur keuangan usaha.
Nah, untuk mendapatkan catatan keuntungan bersih dari usahamu secara rapi, kamu perlu membuat catatan pembukuan arus kas keluar-masuk dari usahamu secara detail. Kamu dapat memulai pembukuan secara sederhana dengan mencatat seluruh transaksi pengeluaran dan pemasukan. Catatan pembukuanmu akan semakin kompleks sejalan dengan pertumbuhan usahamu kelak. Jika usahamu sudah semakin besar, kamu tidak akan kaget dan sudah terbiasa untuk mencatat aset maupun aliran modal investasi.
Tidak hanya soal pengeluaran dan pemasukan, jangan lupa masukkan gaji, bonus tahunan, THR Idulfitri atau Natal, serta angpao Imlek untuk karyawan ke dalam pembukuan tersebut. Untuk memudahkanmu dalam mencatat pembukuan, saat ini sudah banyak beredar aplikasi atau software akuntansi yang mudah digunakan, baik yang gratis maupun berbayar. Aplikasi ini akan membantumu untuk menjalani proses dari cara mengatur keuangan usaha.
4. Alokasikan keuntungan dengan tepat
Last but not least, saat usahamu telah menghasilkan profit atau keuntungan, kamu tetap tidak boleh menggunakan hasil jerih payahmu itu seenaknya untuk kebutuhan pribadi. Syarat ini mutlak perlu diterapkan kalau kamu mau bisnismu berjalan secara berkelanjutan.
Sebagai cara mengatur keuangan usaha, terdapat beragam rumus dalam mengalokasi keuntungan usaha. Kamu bisa mencari referensinya di berbagai situs internet maupun sejumlah akun media sosial. Ada rumus simpel yang bisa digunakan untuk mengalokasikan profit usaha sebagai bagian dari cara mengatur keuangan usaha.
Rumusnya adalah sebagai berikut:Â Â
- 30% untuk pengembangan bisnis
- 30% untuk dana cadangan
- 30% untuk dana diputar
- 10% untuk penggunaan pribadi
Rumus ini umumnya digunakan pengusaha pemula sebagai bagian dari cara mengatur keuangan usaha. Misalnya, di akhir tahun kamu mendapatkan laba bersih sebesar Rp100 juta. Maka sebanyak Rp30 juta kamu dapat gunakan untuk pengembangan bisnis. Kamu bisa menggunakan alokasi tersebut untuk pengembangan infrastruktur seperti peningkatan sistem IT, maupun pengembangan SDM dengan merekrut karyawan baru atau memberikan bonus akhir tahun untuk karyawan lama.
Selanjutnya, sebagai bagian dari cara mengatur keuangan usaha, sebanyak Rp30 juta kamu gunakan sebagai dana cadangan usahamu. Dana cadangan penting untuk mengantisipasi jika terjadi sesuatu yang tidak kamu inginkan menimpa bisnismu. Setiap usaha pasti ada risikonya bukan?
Sementara itu, sebanyak Rp30 juta dapat kamu gunakan untuk tambahan modal. Kamu dapat menggunakan alokasi dana ini untuk menambah stok barang, biaya operasional atau biaya yang lain terkait dengan bisnis yang kamu jalankan. Ini penting selaku cara mengatur keuangan usaha.
Terakhir, barulah alokasi sebesar Rp10 juta yang bisa kamu gunakan untuk kebutuhan pribadimu. Bukannya pelit untuk sendiri, tetapi jika usaha ingin terus tumbuh dan berkembang, kita memang harus mengutamakan kepentingan usaha terlebih dahulu sebelum kepentingan pribadi.
Anggap saja dana Rp10 juta tersebut sebagai bonus akhir tahun atas semua jerih payah yang telah kamu lakukan untuk pengembangan bisnis selama setahun penuh.
Semoga dengan mengikuti tips mengatur keuangan usaha di atas, kamu dapat mengetahui dengan pasti kondisi kas keuangan usahamu. Dengan begitu, kamu bisa melihat dengan jelas apakah usaha yang tengah dijalani menghasilkan keuntungan atau tidak. Selamat memulai usaha!