Anak kos seringkali dilabeli dengan uang yang pas-pasan. Banyak dari mereka yang kehabisan uang pada akhir bulan dan bahkan harus berutang kepada teman atau saudara karena belum mengerti cara mengatur keuangan anak kos dengan benar. Apakah kamu salah satunya?
Umumnya, anak kos di Indonesia memiliki status pelajar, mahasiswa dan pekerja di masa awal karirnya. Anak kos biasanya memiliki pos pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari yang tidak cukup besar. Nominalnya pun bisa jadi berbeda tergantung dari domisili tempat tinggalnya.
Mereka yang baru memiliki pengalaman ngekos, umumnya memiliki arus kas keuangan yang cukup fluktuatif karena baru dituntut untuk hidup secara mandiri. Hal ini dapat terlihat dari kebiasaan anak kos yang mampu membeli barang tertentu dan makan enak di restoran yang relatif tidak murah saat baru mendapatkan uang bulanan dalam jumlah besar.
Namun, di sisi lain, tak jarang juga didapati anak kos yang makan seadanya seperti hanya makan nasi dengan lauk tahu dan tempe dan mie instan di akhir bulan. Mengapa bisa begitu? Apakah cara mengatur keuangan anak kos salah?
Kesalahan dalam Cara Mengatur Keuangan Anak Kos
Jika diidentifikasi lebih jauh, permasalahan umum anak kos adalah kesalahan dalam mengelola uangnya. Kebanyakan dari anak kos merasa bahwa menggunakan seluruh uang yang diterima adalah haknya.Â
Pada akhirnya, hal ini akan menciptakan kebiasaan boros yang tidak bisa akan sulit diperbaiki di masa tua nanti. Secara umum, berikut hal-hal yang menyebabkan arus kas keuangan anak kos tidak sehat:
1. Tidak terbiasa berhemat
Anak kos yang baru keluar dari rumahnya biasanya akan kesulitan untuk berhemat karena orang tua sudah menyediakan kebutuhan sehari-hari. Kamu biasanya tidak perlu khawatir masalah keuangan karena orang tua sudah menyiapkan sejumlah uang untuk keperluan rumah tangga atau bahkan uang jajan harian kamu.
Peralihan dari kebiasaan yang bergantung pada orang lain menjadi sangat mandiri ketika ngekos umumnya membuat kamu belum terbiasa berhemat.
2. Mendahulukan keinginan
Kebanyakan anak kos memiliki kebiasaan buruk, yaitu menghabiskan banyak uang hanya beberapa hari setelah menerimanya.Mereka biasanya akan langsung melakukan transaksi untuk barang atau makanan yang diinginkan.
Kalau sudah begini, pastilah kamu akan mengalami kesulitan mempertahankan arus kas yang sehat atau bahkan menabung untuk kebutuhan dana darurat.
3. Menunda pembayaran kebutuhan wajib
Kesalahan umum yang juga seringkali dilakukan oleh anak kos adalah menunda pembayaran kebutuhan wajib. Contohnya seperti membayar sewa kos, tagihan listrik, dan melunasi iuran biaya pendidikan dan utang yang dimiliki.
Kebiasaan menunda kewajiban yang seharusnya kamu penuhi biasanya akan memunculkan masalah lain seperti denda pembayaran jatuh tempo dan lain sebagainya.
Cara Mengatur Keuangan Anak Kos Agar Lebih Sejahtera
Siapa bilang anak kos tidak bisa memberikan reward pada diri sendiri? Kamu tetap bisa kok makan enak di restoran favorit atau bahkan liburan ke luar kota. Semua hal tersebut sebenarnya bisa saja dilakukan kalau kamu tahu cara mengatur keuangan anak kos yang benar.
Setelah mengetahui beberapa penyebab umum kesulitan anak kos mengatur uangnya, marilah berfokus pada cara mengatur keuangan anak kos agar lebih sejahtera. Berikut kiat-kiatnya.
1. Disiplin mengelompokkan kebutuhan
Penting bagi anak kos untuk menetapkan skala prioritas sesaat setelah mendapatkan uang bulanan. Perhitungkan biaya-biaya wajib yang rutin kamu keluarkan seperti sewa kos, konsumsi, komunikasi, transportasi dan pembayaran utang. Pengeluaran dari pos ini biasanya akan berbeda tergantung dari gaya hidup dan tempat domisilinya.
Umumnya, kebutuhan wajib adalah alokasi pengeluaran terbesar dari uang bulanan kamu. Persentasenya mencapai 50-80% dari uang yang didapatkan setiap bulannya.
Biasakan juga untuk disiplin mengatur pengeluaran sehari-hari. Misalnya, jika kamu sudah memperhitungkan pengeluaran untuk makan sebesar Rp50.000 selama hari kerja, maka usahakan untuk mengeluarkan uang lebih dari nominal tersebut.
2. Menabung lebih awal
Jika sebelumnya kamu menabung pada akhir bulan, kini mulailah menabung lebih awal dengan cara menyisihkan uang tabungan sesaat setelah mendapatkan uang bulanan. Setelah mengelompokkan pos-pos kebutuhan, kamu bisa mengalokasikan setidaknya 5 persen dari uang bulanan kamu dalam bentuk tabungan.
Misalnya, kamu mendapatkan uang bulanan sebesar Rp1 juta per bulannya. Lima persen dari uang bulanan tersebut adalah Rp50 ribu. Artinya, alokasikan setidaknya Rp50 ribu untuk tabungan di setiap awal bulan.Â
Artikel Terkait: Cerdas Mengatur Keuangan untuk Anak Kos
- 7 Cara Hemat dengan Ubah Kebiasaan Agar Anak Kos Bisa Nabung
- Anak Kos, Ini Cara Cerdas Atur Keuangan Agar Aman Hingga Akhir Bulan
- 4 Cara Cerdas Mengelola Keuangan untuk Anak Kos
Meski jumlahnya tidak cukup besar, tabungan ini bisa kamu gunakan sebagai dana darurat, proteksi hingga investasi.
3. Menyisihkan anggaran untuk keperluan lain-lain
Mengembangkan potensi diri seperti membeli buku, mengikuti seminar dan bersosialisasi adalah hal yang penting bagi kamu di masa muda. Bahkan, mengeluarkan uang untuk penghargaan bagi diri sendiri juga tak kalah penting. Ini bisa membantu kamu tidak cepat jenuh dan stres dalam menjalani kehidupan secara mandiri.
Karenanya, kamu juga disarankan untuk menyisihkan uang untuk anggaran bukan kebutuhan wajib seperti ini lebih dahulu. Untuk bisa cermat memprediksi pengeluaran seperti ini, idealnya kamu menyisihkan anggaran sebesar 15 persen dari uang bulanan lebih awal.
Kalau mengambil dari contoh tadi, misalnya kamu memiliki uang bulanan Rp1 juta. Lima belas persen dari uang bulanan itu dialokasikan untuk tersebut sebesar 15 persen dari Rp1 juta, yaitu Rp150 ribu.Â
Dengan mengetahui penyebab dan berusaha mempraktikkan cara mengatur keuangan anak kos yang baik, mudah-mudahan keuangan kamu akan jauh lebih sehat. Jadi, jangan lupa untuk lakukan tips-tips di atas, ya.Â
