SWARA – Belakangan kamu sering mendengar komentar miring tentang trading saham. Beberapa orang mengatakan bahwa trading saham itu haram,  judi, dan fatalnya juga bikin rugi.

Namun, jika dipikir dengan logika ternyata banyak yang bisa sukses besar berkat saham. Misalnya seperti Warren Buffet, George Soros, dan Ray Dalio. Tidak ketinggalan deretan pengusaha asal Indonesia yang juga sukses dengan saham seperti Hary Tanoesoedibjo, Sandiaga Uno, Keluarga Kartono, dan Keluarga Riady. Rata-rata para pengusaha ini memiliki penghasilan besar berkat saham lho.

Nah, kalau kamu tertarik ingin berinvestasi, tetapi kemudian ragu untuk memulai karena berbagai ketakutan. Agar semakin yakin dengan pilihan investasi ini, coba simak fakta mengenai trading saham berikut ini. Sehingga kecemasan dan anggapan bahwa saham itu haram bisa hilang dari pikiranmu!

 

Artikel terkait: Tips memilih lokasi properti untuk investasi. Pahami yuk!

  1. Beli Properti di Kawasan Industri, Kenapa Nggak?
  2. 5 Panduan Pilih Lokasi Investasi Properti Tanpa Bingung dan Bikin Untung 
  3. Rekomendasi Properti yang Sedang Rising di Makassar Tahun 2018

1. Fatwa MUI tentang saham

Barangkali sebagian diantara kita ada yang belum tahu bahwa investasi saham telah disahkan oleh MUI. Hal ini telah diperjelas melalui Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 80, tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Regular Bursa Efek yang pada tanggal 8 Maret 2011 telah disahkan oleh Dewan Syariah Nasional MUI.

2. Asumsi saham dianggap sama dengan judi

Enggak bisa dipungkiri, orang yang bergerak di bursa saham, melakukan trading saham juga ada yang sifatnya berjudi. Apa alasannya?

Beberapa orang ini hanya asal membeli saham. Asalkan naik, mereka bakal beli. Tetapi, mereka enggak paham saham apa yang mereka beli dan bagaimana mekanismenya. Ternyata saham-saham yang dibeli enggak jelas dan gambang buat “digoreng”.

Kalau menurut Warren Buffet, risiko itu muncul karena kamu enggak paham apa yang dilakukan. Seringkali hanya ikut tergiur ingin dapat untung karena melihat teman yang mendapatkan untung. Lalu, jangan lupa untuk bertanya juga kepada temanmu. Sudah berapa lama mengikuti trading saham?Jika baru sebentar, mungkin pemula yang beruntung. Apabila sudah jadi pemain lama, berarti memang untung karena piawai membaca situasi.

Memang, ada beberapa orang yang nekat bermain saham tanpa belajar terlebih dahulu. Ia melakukan trading untuk mengejar keuntungan 2% per hari. Kemudian akan melakukan overtrade dan merasakan sensasi emosi yang mulai naik.

Hingga pada titik enggak mampu menganalisa dengan baik dan justru mengalami banyak kerugian dalam hitungan detik. Kalau sudah begini, maka risikonya adalah akan setor uang lagi untuk menutupi kerugian. Setelah itu mencoba untuk kembali trading lebih besar lagi agar kerugian bisa tertutupi.

3. Membeli saham layaknya membeli perusahaan

Ini merupakan pengertian dasar tentang saham yang wajib kamu pahami dan seharusnya menjadi landasan berpikir. Artinya kamu harus bersikap selayaknya seorang pemilik usaha. Sudah pasti kamu harus tahu produk seperti apa yang kamu jual, siapa pesaingnya, modalnya mencukupi atau enggak, dan lain sebagainya.

 

4. Faktor yang perlu diperhatikan

Dalam melakukan trading dan investasi, ada tiga hal yang harus kamu perhatikan, yaitu :

a. Makroekonomi

Dalam hal ini, kamu perlu memahami kondisi ekonomi secara luas. Dengan begitu, kamu bisa tahu ke mana arah angin ekonomi akan melaju. Contohnya, saat ini pemerintah sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Pastinya ini akan berdampak pada daerah yang terhubung. Daerah ini nantinya akan ramai dengan pusat ekonomi, terutama sektor UMKM. Semua pihak yang mendukung UMKM kemungkinan besar akan diterima. Misalnya lembaga keuangan yang memberikan kredit modal untuk UMKM.

b. Sektor

Nah, setelah kamu tahu ke mana arah ekonomi bakal melaju, kamu bisa lebih mudah menentukan sektor investasi. Seperti contoh kasus di atas, artinya sektor yang punya prospek baik adalah perbankan atau lembaga keuangan.

c. Pilih perusahaannya

Sektor lembaga keuangan cukup banyak di Indonesia. Setelah ini, kamu tinggal memilih mana lembaga keuangan yang memiliki kapitalisasi pasar cukup besar. Sebelum memilh, biasanya orang akan melihat rasio PBV-nya dulu.

Untuk mengetahui Rasio PBV cara mudahnya adalah melihat apakah harga di pasaran lebih mahal atau murah terhadap harga bukunya. Nilai buku adalah jumlah aset bersih perusahaan. Kalau harga pasar atau nilai bukunya berada di angka 1, maka harga yang dibayarkan sebanding dengan nilai bukunya.

Katakanlah kamu mencari rasio PBV dibawah 2. Dari sekian banyak perusahaan, rasio PBV paling rendah ada di perusahaan A yakni, sebesar 0,47. Selain itu, kamu melihat Market Capitalization A berada di urutan ke dua setelah perusahaan X di sektor lembaga keuangan. Artinya, bisa disimpulkan bahwa perusahaan A bisa kamu pertimbangkan.

 

Artikel terkait: Hal-hal yang harus dilakukan agar bisnismu tetap berdiri dan berkembang!

  1. Lakukan 5 Hal Ini untuk Megantisipasi Kerugian di Awal Merintis Bisnis
  2. 7 Cara Promosi Bisnis Tanpa Modal dan Bikin Untung Makin Besar
  3. Lindungi Bisnismu dengan Asuransi, Ini 5 Manfaat Utamanya!

 

Sudah mulai terbayang kan, bagaimana melakukan trading saham yang baik dan benar?. Lakukan dengan hati-hati dan jangan malas untuk mencari tahu ya. Semoga beruntung!

Yuk, ajukan pinjaman tanpa agunan, tanpa kartu kreditmu sekarang juga!

Hanya dengan modal KTP, kamu sudah bisa pinjam uang tunai sampai Rp20 juta, lho. Tertarik? Ajukan pinjamanmu di sini!


Setyo Kinanthi SETYO KINANTHI