SWARA – Di tengah wabah pandemi, banyak negara yang mengalami resesi. Salah satu yang terdampak besar yaitu bisnis retail akibat aktivitas masyarakat yang terpusat dari rumah untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Tentunya kebijakan ini berdampak bagi bisnis retail karena mengakibatkan kurangnya pengunjung yang datang. 

Brand luar dan lokal yang terkena dampak Covid-19 

Tidak dapat dipungkiri, di tengah wabah pandemi yang masih berlangsung saat ini, tidak sedikit pelaku bisnis retail di dunia yang mengalami kerugian, termasuk di Indonesia. Melansir dari TheGuardian, perusahaan retail ZARA adalah salah satu pengecer pakaian dan sepatu asal Spanyol  akan menutup 1.000-1.200 toko di seluruh dunia selama dua tahun dan fokus pada pertumbuhan digital, kata pemilik ZARA, Inditex. Bahkan salah satu pengecer pakaian terbesar ini mengalami penurunan penjualan yang drastis sebesar 44%. 

 

Inditex mengatakan bahwa jumlah karyawan akan tetap stabil dengan staf menawarkan peran dalam pekerjaan lain seperti mengirim pembelian online. Adanya pertumbuhan penjualan online dapat menutupi sebagian penurunan penjualan. Penjualan online naik 50% year-on-year selama kuartal pertama dan naik 95% year-on-year pada April 2020. Toko-toko ZARA akan memanfaatkan penjualan daring untuk mendistribusikan pemasarannya. 

 

Tak hanya brand luar yang terkena dampak, brand lokal juga mengalaminya. Seperti salah satu brand fashion ready to wear Cotton Ink yang terkena imbas. Mengutip  dari Wolipop, Ria Sarwono, salah satu pendiri Cotton ink mengatakan bahwa penjualan produknya menurun drastis, terlebih untuk toko offline yang berada di sejumlah mal. Cotton Ink juga harus menutup sementara tiga gerainya di Senayan City, Plaza Senayan dan Kota Kasablanka, sementara penjualan secara online masih tetap berjalan. Cotton Ink juga harus merumahkan karyawan karena penutupan toko offline.

 

Saat ini penerapan PSSB sudah cukup dilonggarkan, sehingga tidak sedikit mal yang kembali dibuka dan menjalankan aktivitasnya. Meski begitu, protokol kesehatan selalu diterapkan oleh para retailer seperti memakai masker dan cuci tangan untuk mencegah peluang menyebarnya virus corona.

 

Baca Juga : 10 IdeBisnis Kreatif yang Bisa Kamu Coba di Tengah Pandemi

 

Pandemi memberikan peluang agar para retailer menjadi lebih kreatif dalam pemasaran produk ataupun jasa. Bagi kamu pelaku retail, simak tips berikut agar dapat memaksimalkan penjualan dan bertahan di masa pandemi.

 

1. Fokus pada produk penjualan yang paling laku

Ketidakpastian di tengah pandemi membuat masyarakat cenderung menghemat uang. Apalagi tidak sedikit yang mengalami kesulitan ekonomi dan kehilangan pekerjaan sehingga membuat masyarakat harus memprioritaskan kebutuhan pokok sehari-hari, seperti bahan pangan, produk kesehatan, pulsa dan internet yang sangat menunjang kebutuhan pekerja ataupun yang bersekolah dari rumah.  

 

2. Memanfaatkan penjualan dengan online

Dengan diberlakukannya kebijakan social distancing, banyak masyarakat memilih alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan masyarakat cenderung malas untuk pergi keluar karena kondisi di luar penuh dengan ketidakpastian yang membuat khawatir masyarakat akan peluang Covid-19. Oleh karena itu, retailer dapat memanfaatkan penjualan online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Strategi tersebut dapat menjadi peluang dalam mengurangi kerugian selama Covid-19. Pastikan pengunjung tahu bahwa tokomu mempunyai layanan online. Misalnya dengan membuat akun media sosial seperti Instagram atau penjualan menggunakan Whatsapp.

 

Seperti yang dilakukan oleh gerai Watson yang melakukan ekspansi penjualan secara online. Untuk menyiasati penurunan penjualan yang cukup drastis, maka Presiden direktur Duta Intidaya, Lilis Mulyawati meluncurkan layanan Watson Send atau layanan pengiriman melalui WhatsApp yang tersedia di 139 gerai.

 

Upaya tersebut dilakukan untuk menutupi penurunan penjualan secara offline. “Hasilnya luar biasa, terjadi penambahan sales 20% ke offline di masa pandemi,” kata Lilis dikutip dari Kontan.

 

3. Membuat program promosi

Gunakan promosi untuk menarik konsumen. Misalnya potongan harga, bebas ongkos kirim dan lainnya. Di tengah pandemi, masyarakat Indonesia banyak menggunakan layanan online dan terbukti dengan transaksi e-commerce yang meningkat.

 

Dilansir dari Katadata, hal ini dialami oleh Tokopedia.  “Dengan fitur bebas ongkir, pengguna Tokopedia dapat dengan mudah mendapatkan produk-produk kesehatan dan kebutuhan pokok lainnya tanpa perlu pergi ke tempat-tempat ramai,” kata Pendiri sekaligus CEO Tokopedia William Tanuwijaya.

 

William juga memastikan bahwa perusahaannya berusaha memenuhi kebutuhan produk di platform. “Dengan harga yang dijamin normal. Saat ini, kami percaya bahwa belanja online dapat menjadi alternatif untuk meredam penyebaran pandemi (corona) ini,” katanya.

 

4. Mengikuti protokol kesehatan 

Retailer dapat menerapkan protokol kesehatan demi membantu menghentikan penyebaran virus corona, dan memastikan retailer menyediakan lingkungan yang aman bagi pelanggan dan karyawan.

 

Seperti yang dilansir dari Bringoz, Starbucks di Cina sudah menerapkan langkah-langkah keamanan baru pada bulan Januari, termasuk pemeriksaan suhu harian dan pemakaian masker untuk semua karyawan, dan prosedur sanitasi toko yang ditingkatkan.

 

Begitu juga dengan Starbucks Indonesia yang sempat tutup sementara dan sudah kembali beroperasi dengan diimplementasikannya protokol new normal. Sementara, Starbucks di luar mal maupun perkantoran tetap buka, tapi hanya melayani take away dan pemesanan online. Pengunjung yang datang juga wajib mengikuti protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak dengan pengunjung yang lain.

 

Walaupun saat ini pertumbuhan ekonomi masih tersendat, kamu bisa memanfaatkan peluang di masa pandemi membuat bisnis lebih kreatif, terutama pengusaha di bidang ritel yang telah tutup dan menyebabkan turunnya tingkat penjualan. Kamu bisa mencoba tips di atas dalam memaksimalkan bisnis kamu.