Tak bisa dipungkiri bahwa biaya pendidikan begitu penting untuk dipersiapkan. Namun, adakala antara biaya pendidikan dan biaya kebutuhan keluarga saling bertabrakan.

 

Nah, antara dua hal tersebut, kita seringkali keteteran dan terpaksa mengambil jatah dari post yang sudah dipersiapkan untuk kebutuhan sehari-hari.

 

Bagaimana jika hal tersebut terjadi? Bagaimana cara menyiasatinya? Yuk, simak artikel ini.

 

Biaya pendidikan anak vs kebutuhan keluarga

Mengingat biaya pendidikan anak yang enggak sedikit, kita harus membuat perencanaan penuh agar kondisi keuangan tidak terganggu. Salah satu tantangannya yaitu menyiapkan biaya pendidikan tanpa menggerus biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.

 

Tidak jarang, karena lebih mengutamakan menabung untuk pendidikan anak, kita pun menekan pengeluaran di pos lain. Jika dibiarkan, hal ini bisa membahayakan, lho. Tidak hanya membuat keuangan jadi tidak stabil, tapi juga membuatmu tertekan.

 

Salah satunya, selalu merasa kekurangan. Sebab, terlalu banyak menabung untuk biaya pendidikan anak sehingga yang tersisa untuk kebutuhan keluarga jadi sedikit. Dengan terus memaksakan, kita pun semakin jauh dari kemerdekaan finansial.

 

Tips mengatur biaya pendidikan anak tanpa mengurangi kebutuhan keluarga

Agar kedua pos ini berjalan dengan simbang, yuk lakukan beberapa langkah berikut ini.

 

1. Buat rencana pendidikan

Penting untuk memulai rencana pendidikan anak sejak dini. Tidak ada salahnya langsung membuat perencanaan ini setelah menikah, jadi ada waktu lama untuk menyusun perencanaan.

 

Pertama-tama, buat rencana pendidikan anak mulai jenjang taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Jika memiliki lebih dari satu anak, pastikan masing-masing anak memiliki perencanaan berbeda agar kondisi keuangan jadi lebih tercatat dengan teratur.

 

Setelah membuat rencana pendidikan, lakukan riset pendukung. Dalam riset tersebut, kamu harus menghitung kisaran biaya yang dibutuhkan. Jangan lupa tambahkan kemungkinan inflasi agar jumlah yang ditabung lebih mendekati kebutuhan.

 

Jika memungkinkan, buat perencanaan mendetail berdasarkan jenjang pendidikan. Dengan perencanaan detail ini, kamu bisa menghitung berapa banyak yang harus ditabung setiap bulannya.

 

2. Tentukan prioritas dalam mengatur pos pengeluaran

Dalam menyusun perencanaan keuangan, kamu bisa membagi ke dalam beberapa pos pengeluaran. Salah satu yang harus diperhatikan adalah biaya kebutuhan keluarga sehari-hari.

 

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan dalam mengatur keuangan adalah tidak memiliki skala prioritas. Misalnya tidak menjadikan post kebutuhan sebagai prioritas.

 

Ketika menyusun perencanaan, pastikan pos yang melingkupi biaya kebutuhan keluarga sehari-hari ditetapkan sejak awal. Sebelumnya, susun kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi sehingga kamu punya gambaran berapa biaya yang harus dikeluarkan.

 

Baca juga:

Yuk, Siapkan Tabungan Berjangka untuk Dana Pendidikan Mulai Sekarang

5 Tips Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak untuk Single Parent

Moms Wajib Baca, Ini Pentingnya Pendidikan Tambahan untuk Anak

 

3. Hindari berutang

Utang, termasuk cicilan kartu kredit, seringkali menjadi jalan pintas yang dirasa bisa membantu dalam keadaan terdesak. Namun, hal ini tidak bisa dibiarkan. Hindari untuk berutang dalam memenuhi kebutuhan keluarga harian.

 

Dengan membiasakan berutang atau membeli sesuatu menggunakan cicilan kartu kredit akan membuatmu semakin kesulitan dalam mengatur keuangan bulanan. Kamu bisa menggunakan sistem utang atau cicilan ini di saat-saat tertentu, misalnya membeli kebutuhan rumah dalam jumlah besar. Seperti mengganti kulkas atau mesin cuci yang rusak.

 

4. Diversifikasi investasi

Biaya pendidikan anak dibutuhkan di masa depan, jadi kamu bisa memperingan kebutuhan tersebut dengan cara investasi. Kamu bisa mencoba beberapa instrumen investasi dengan tingkat risiko rendah dan sedang sebagai persiapan untuk biaya pendidikan anak.

 

Misalnya dengan deposito atau reksadana. Keuntungan yang didapat akan meringankan kebutuhan akan biaya pendidikan.

 

Dalam berinvestasi, hindari untuk memilih satu jenis saja. Kamu bisa melakukan diversifikasi investasi untuk menghindar dari kemungkinan terburuk. Jika salah satu investasi merugi, kamu tidak akan kehilangan semua uang.

 

5. Gunakan bonus

Jika mendapat bonus atau ada pemasukan tambahan di luar pendapatan rutin, bisa dialokasikan ke tabungan biaya pendidikan anak. Sekaligus meringankan kebutuhan yang harus ditabung setiap bulannya.

 

Kamu bisa mengatur bonus dengan pendekatan berbeda. Sebagian bonus bisa digunakan untuk kebutuhan lain.

 

Misalnya bonus THR. Keluarkan sebanyak yang dibutuhkan untuk mempersiapkan kebutuhan lebaran, dan sisanya bisa ditabung atau diinvestasikan. Salah satunya ditabung untuk keperluan pendidikan anak.

 

6. Tambahan pemasukan

Kalau kamu merasa pendapatan yang dimiliki sekarang hanya cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga, tidak ada salahnya mencari sumber pemasukan tambahan. Misalnya dengan memiliki pekerjaan sampingan atau ada pemasukan pasif.

 

Gunakan pemasukan tambahan ini untuk ditabung demi pendidikan anak sehingga kamu tidak perlu mengambil dari pos yang sudah disiapkan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.

 

7. Buat catatan dan lakukan evaluasi

Penting untuk melakukan evaluasi secara berkala terhadap perencanaan keuangan. Tujuannya untuk mengecek apakah rencana tersebut masih sesuai dengan kebutuhan saat ini.

 

Begitu juga halnya dengan tabungan pendidikan anak. Lakukan evaluasi secara berkala untuk mengecek apakah target yang ingin dicapai masih sesuai dengan kondisi sekarang.

 

Menyiapkan tabungan untuk biaya pendidikan anak memang penting, tapi bukan berarti mengorbankan biaya kebutuhan keluarga. Dengan mengetahui skala prioritas, kamu bisa menyeimbangkan kedua pos penting ini. Selamat mencoba!