SWARA – Orang tua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Salah satu kalimat familiar yang sering diungkapkan orang tua kepada anaknya adalah “Kamu harus lebih pintar dibanding ayah dan ibumu.” 

 

Untuk mewujudkan hal ini, tidak jarang orang tua mengusahakan anak supaya bisa masuk sekolah yang terbaik. Berbagai pertimbangan dalam memilih sekolah seperti networking yang luas, kurikulum dan fasilitas yang memadai, sampai suasana belajar yang kondusif menjadi alasan orang tua rela merogoh kantong dalam-dalam.

 

Semakin baik mutu sekolah, biasanya diikuti dengan uang sekolah yang tinggi pula. Misalnya, sekolah dengan standar internasional menawarkan jaringan pertemanan yang tersebar di seluruh dunia dan juga kemampuan lebih dalam berbahasa Inggris bagi siswanya. 

 

Sekolah mematok harga tinggi

Uang sekolah dihargai dengan nilai yang sangat tinggi karena guru-guru yang mengajar memiliki kualifikasi khusus yang tidak ditemukan di sekolah biasa.

 

Sebagai contoh, untuk jenjang sekolah dasar, Al-Azhar Islamic Elementary School mematok Rp44,3 juta untuk uang pangkal masuk sekolah. Sedangkan untuk biaya bulanan sebesar Rp2,2 juta per bulan, belum termasuk biaya kegiatan lain-lain yang mencapai Rp300 juta per tahun.

 

Selanjutnya, ada ACG School Jakarta yang memberikan opsi pembayaran di website resminya sebesar Rp206,6 juta yang harus bisa dicicil orang tua murid dari tahun pertama ke tahun kedua. Sedangkan di tahun ketiga sampai tahun keenam dipatok sebesar Rp259,1 juta.

 

Bukan hanya sekolah, universitas juga

Untuk mendapatkan gelar sarjana, orang tua juga harus menyiapkan dana yang lebih besar. Salah satu universitas swasta terkemuka di Jakarta, Bina Nusantara, mematok uang pangkal mulai dari Rp27 juta hingga Rp39,5 juta. Untuk biaya semesteran, Binus mematok uang semester sebesar Rp10-20 juta. Biaya ini belum termasuk biaya tugas harian mahasiswa dan juga akomodasi selama kuliah. 

 

Kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pun juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebagai gambaran, biaya UKT alias Uang Kuliah Tunggal per semester dipatok 15 juta untuk rumpun sains teknologi dan kesehatan dan Rp 12,5 juta untuk rumpun sosial humaniora.

 

Yang jadi pertanyaan sekarang: harus nggak sih kita sebagai orang tua berhutang untuk pendidikan anak? Jika harus, pinjaman seperti apa yang aman dan bisa diproses dengan waktu yang relatif cepat?

 

Pilih pinjaman online yang cepat, tapi aman

Sebagai orang tua, pola yang biasa dilakukan adalah mengandalkan pinjaman dari orang terdekat seperti adik ataupun kakak, karena tidak memiliki bunga. Namun, kita tidak dapat selalu mengandalkan orang terdekat karena bisa jadi mereka juga memiliki pengeluaran di tanggal yang sama dengan saat kita membutuhkan uang. 

 

Pinjaman online adalah sebuah solusi bagi orang tua yang membutuhkan dana cepat untuk pendidikan anak-anaknya. Dibandingkan dengan meminjam uang di bank, proses cair dana pinjaman di pinjaman online lebih cepat dan tidak membutuhkan proses yang berbelit-belit.

 

Namun, sebagai konsumen yang cerdas kita harus memperhatikan keamanan dari penyedia layanan pinjaman online yang akan kita gunakan. Sebelum memutuskan meminjam di salah satu lembaga, kita harus memastikan apakah penyedia layanan pinjaman online terdaftar di OJK. Dengan terdaftar di OJK, penyedia layanan pinjaman online akan memiliki standar operasional yang tidak asal-asalan sehingga keamanan dan kenyamanan pelanggan terjamin.

 

Masih bingung untuk memilih penyedia layanan pinjaman online mana yang sesuai dengan kebutuhanmu? Jangan khawatir, kamu bisa melihat dan mencari layanan pinjaman online sesuai kebutuhanmu melalui aplikasi Kreditpedia. Kreditpedia memberikan referensi yang terpercaya mengenai layanan pinjaman online manakah yang aman dan sesuai kebutuhanmu. Tinggal download di application store, baca informasinya, voila! Bayar sekolah anak tidak perlu ribet lagi! 

 

Walaupun proses pencairan pinjaman online tergolong mudah, bukan berarti minim konsekuensi. Kamu tetap harus memiliki komitmen supaya tagihan bisa terlunasi tepat waktu. Sudah siapkah kamu membantu anak mengejar mimpinya?