SWARA – Menjadi seorang difabel memang bukan suatu pilihan yang diinginkan oleh setiap seorang. Namun, yang perlu diingat adalah menjadi difabel berarti menjadi seseorang yang spesial.
Dalam berbagai ajaran, manusia merupakan makhluk yang paling sempurna di antara makhluk lainnya di muka bumi ini. Mengapa? Karena manusia diciptakan khusus memiliki otak dan hati yang bisa digunakan untuk berpikir dan juga merasakan sesuatu.
Bagaimana untuk penyandang disabilitas? Bukankah mereka justru memiliki beberapa kekurangan pada dirinya?
Kekurangan yang kamu lihat pada penyandang disabilitas hanyalah setitik bagian yang mungkin menutupi kelebihan yang ada pada dirinya. Karena, pada dasarnya, setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Artikel Terkait: Ragam menarik tentang kisah sukses
- Tips dan Cara Mengatur Uang Agar Bisa Meraup Kesuksesan di Tahun Babi Ini
- Ingin Sukses Berkarier di Usia Muda? Ini Triknya!
- 4 Artis Sukses jadi CEO, Ini Kisah dan Rintisan Usahanya!
Oleh karena itu, setiap manusia memiliki kesempatan yang sama dalam menjalankan kehidupan atau aktivitasnya sehari-hari, tidak terkecuali pada penyandang disabilitas. Mereka memiliki kesempatan yang sama dengan teman-teman yang lain, begitu pula dalam hal meraih impian.
Memiliki impian dan mengejar cita-cita bisa dilakukan oleh semua orang, tak terkecuali penyandang disabilitas. Saat ini, sudah ada beberapa penyandang disabilitas di Indonesia yang memiliki prestasi yang luar biasa, bahkan bisa membanggakan bangsa Indonesia.
Siapa saja?
Ade Irawan, seorang penyandang disabilitas (tunanetra) sekaligus pianis yang telah menyelenggarakan pagelaran resital tunggal pada Juni 2010 lalu.
Angkie Yudistia, seorang penyandang disabilitas (tunarungu) yang menjadi pendiri dan CEO Thisable Enterprise, perusahaan yang fokus pada misi sosial, khususnya membantu para penyandang disabilitas.
Surya Sahetapi, seorang penyandang disabilitas (tunarungu) yang merupakan anak dari pasangan Dewi Yull dan Ray Sahetapi adalah seorang aktivis yang kini berhasil mendapat beasiswa di Rochester Institute of Technology, jurusan kebijakan publik.
Dan yang paling terbaru adalah prestasi dari Hastu Wijayasri, seorang mahasiswa penyandang disabilitas (tunarungu) yang berhasil dan sukses menjadi programer perempuan difabel.
Kisah inspiratif Hastu Wijayasri
Hastu Wijayasri, seorang penyandang disabilitas yang mampu membuktikan kepada dunia bahwa keterbatasan tidak lagi menjadi penghalang untuk memiliki sebuah kemampuan dalam bidang teknologi.
Seperti yang kita ketahui, kemampuan untuk menguasai teknologi bukanlah suatu hal yang mudah dan bisa dikerjakan oleh semua orang. Hanya orang-orang yang memiliki minat khusus yang bisa menjadi ahli di bidang tersebut.
Maka dari itu, wajar saja bila kemampuan teknologi sulit dikuasai oleh para penyandang disabilitas. Namun, hal ini telah dibantah oleh seorang programer perempuan difabel yang bernama Hastu Wijayasri.
Hastu berhasil membuat aplikasi “Sukacare”
Dilansir dari kompas.com, Hastu Wijayasri bersama dengan Tesya Nurintan berhasil membuat sebuah aplikasi untuk membantu para penyandang disabilitas untuk memperoleh materi perkuliahan dengan lebih mudah.
Awalnya, Tesya Nurintan merupakan seorang fasilitator bagi Hastu dalam sebuah pelatihan. Selain itu, Tesya adalah salah satu delegasi Developer Student Club (DSC) yang berangkat ke California untuk mengikuti perkumpulan developer Google I/O. DSC sendiri merupakan salah satu program Google untuk developer Indonesia.
Aplikasi Sukacare merupakan sebuah aplikasi yang ditujukan khusus untuk para penyandang disabilitas dalam menjalani proses perkuliahan. Sulitnya mengakses bahan-bahan perkuliahan dari kampus, menjadi faktor utama yang mendorong Hastu untuk membuat aplikasi yang bisa membantu penyandang disabilitas.
Nantinya, para penyandang disabilitas akan dibantu oleh para volunteer untuk mengakses materi kuliah tersebut. Jadi, cara kerja dari aplikasi Sukacare adalah para volunteer akan membacakan materi yang diminta teman-teman penyandang disabilitas, selanjutnya para volunteer akan mengirimkan rekaman audio bacaan ke mereka.
Artikel Terkait: Ragam menarik tentang kisah sukses
- Kisah Sukses 4 CEO Top Dunia yang Memulai Karier sebagai Anak Magang
- Rahasia Sukses Dulang Rezeki Saat Ramadan Tiba
- Yuk, Ikut Merapal 8 Mantra Bos Amazon Agar Sukses
Akan terus berkembang
Belum puas dengan hasil yang sudah diperoleh, Hastu akan tetap dan selalu belajar mengenai kemampuan teknologinya. Kini, Hastu sedang mengikuti beasiswa Android Academy dan Dicoding, mitra training Google untuk kelas Made (Menjadi Pengembang Android).
Aplikasi Sukacare juga akan terus dikembangkan supaya bisa digunakan oleh para penyandang disabilitas, khususnya untuk para tunarungu dan tunawicara supaya bisa berkomunikasi dengan lebih mudah.
Perjuangan dan jatuh bangun yang dilakukan Hastu untuk menjadi seorang developer, bisa menjadi motivasi bagi kita semua untuk bisa lebih gigih dalam meraih cita-cita. Selain itu, kegigihan yang dilakukan Hastu juga membuktikan kepada kita bahwa tidak ada tembok yang bisa membatasi kita dalam berkarya.
Dhandy Dwi Yustica