SWARA – Berbicara pernikahan pasti orang yang hendak menikah akan berbinar – binar saat harus menceritakannya. Pernikahan bisa dikatakan sebagai momen membahagiakan dalam hidup. Tapi sebenarnya pernikahan itu nggak hanya berbicara tentang hal – hal yang menyenangkan saja namun juga berbicara tentang hal – hal yang sekiranya menjadi rintangan dalam mempertahankan bahtera rumah tangga yang telah dibangun.

Rintangan tersebut bisa saja masalah kecil seperti perbedaan pendapat hingga masalah yang cukup krusial seperti masalah keuangan.

Agar rumah tangga nggak berlarut dalam masalah keuangan yang memicu keributan, beberapa pasangan suami istri memiliki cara mereka masing – masing. Nah ini dia beberapa pendapat pasangan suami istri yang baru menikah dalam mengatur  keuangan rumah tangga.

 

1. Membagi porsi pemasukan suami dan istri

Gaji bulanan suami dialokasikan untuk keperluan sehari – hari dan diatur oleh istri. Kalau sewaktu waktu suami dapat bonus job uangnya bisa digunakan untuk keperluan tersier seperti cicilan mobil atau rumah. Nah, kalau gajiku sendiri sebagai istri digunakan untuk kebutuhan rekreasi atau sebagai dana darurat. (Rara, 29 tahun)

 

Artikel terkait: Memilih Pengaturan Keuangan yang Baik

  1. 7 Alasan Kenapa Millennial Wajib Dapatkan Literasi Keuangan
  2. 5 Hal Terkait Pengaturan Keuangan yang Malah Bikin Makin Boros
  3. Masalah Keuangan Bisa Diprediksi dari Cara Kamu Dibesarkan, Ini Kata Ahli

2. Suami bertanggung jawab atas pos pengeluaran utama keluarga

Sebagai seorang suami maka sudah sepatutnya bertanggung jawab atas segala kebutuhan pokok rumah tangga seperti bayar listrik, uang dapur, iuran air, uang sampah, kalau kebutuhan lain seperti keperluan pribadi istri berupa make up, belanja baju dan aksesoris pakai uang income dari istri. (Reza, 31 tahun)

 

3. Tanggung jawab keuangan bagi rata

Kalau saya lebih suka mengelola keuangan rumah tangga dengan membagi rata pengeluaran bersama. Atau pakai cara gantian tiap bulan. Bulan ini pengeluaran saya yang bayar semua dan bulan depan istri saya yang bayar. (Jhony, 25 tahun)

4. Seluruh pemasukan digabung

Kalau dalam keluarga saya, semua pemasukan kita gabung menjadi satu sehingga saya dan istri bisa mengelola bersama – sama. Kalau ada pemasukan baik saya maupun istri akan bilang dan kemudian pemasukan tersebut akan digunakan untuk membayar segala pengeluaran rumah tangga dari keperluan pokok dan tambahan hingga cicilan kendaraan maupun rumah.  (Cendikia, 28 tahun)

 

5. Bagi 70//30

Kalau saya setiap pemasukan akan digabung kemudian dibagi 70 / 30. Pihak yang mendapatkan bagian 70% adalah yang memiliki kemampuan manajemen keuangan lebih baik. Lalu ia juga bertugas untuk memngatur pengeluaran rumah tangga sesuai posnya. Lalu pihak yang mendapat bagian 30 memegang uang hanya untuk berjaga – jaga dan jika ingin membeli sesuatu harus seijin pihak yang punya bagian 70%. Nah dalam hal ini saya sebagai istri mendapat bagian 70% dan suami 30%. (Silvia, 30 tahun)

 

Artikel terkait: Ragam investasi yang bisa kamu coba

  1. 9 Mata Uang yang Bawa Keuntungan Jika Kamu Pandai Investasikan
  2. Belanja Sembari Investasi, Ini Barang yang Bisa Kamu Pilih!
  3. Keuntungan dan Kerugian Investasi P2P Lending yang Perlu Kamu Ketahui

 

6. Uangku,Uangmu

Kalau saya sih uang saya ya saya yang pegang dan uang suami yang pegang juga suami. Tetapi kebutuhan ditanggung suami. Kalau ada keperluan tambahan suami biasanya meminta bantuan pakai uang saya. Atau kalau saya akan pergi dinas atau ke luar kota, suami juga masih sering kasih uang saku pakai uangnya sendiri. Menurut saya yang penting kita sama – sama saling tau kewajiban masing – masing saja. (Esmeralda, 25 tahun)

 

Menikah berarti menyatukan dua pribadi dengan perbedaan karakter dan pola pikir. Untuk masalah keuangan memang seringkali menjadi permasalahan setiap rumah tangga.

Oleh karena itu, lebih baik untuk membicarakan masalah keuangan bersama pasangan jauh hari sebelum menikah. Nah kalau kamu dan pasangan bagaimana cara pengelolaan keuangan rumah tangga kalian?