SWARA – Saya pernah membaca kisah salah satu konsultan keuangan ternama di akun sosial medianya, yang menceritakan bahwa orang rela mengeluarkan miliaran uang untuk menggelar resepsi pernikahan termegah. Kemegahan sebuah resepsi seolah menjadi hal yang dilombakan. Menggelar pernikahan mewah seakan menjadi kehormatan bagi keluarga pengantin.
Competitive Marriage Syndrome (CMS) terjadi ketika orang menginginkan pesta pernikahannya menjadi paling baik dibandingkan pesta orang lain. Undangan mencapai ribuan, padahal belum tentu sang pengantin kenal dengan tamu-tamu yang diundang. Mahar pernikahan dengan nilai fantastis, cincin berlian berharga puluhan juta, serta busana rancangan desainer ternama.Â
Competitive Marriage Syndrome bisa terjadi karena orang terlalu meletakkan kehormatan pada suatu pujian. Padahal, sebenarnya orang akan dihargai dan dihormati karena perilakunya, bukan karena hartanya. Agar kamu lebih bahagia menjalani proses persiapan pernikahan, yuk simak ciri-ciri Competitive Marriage Syndrome berikut ini!
1. Selalu membandingkan dengan pesta orang lain
Apakah kamu suka mengamati pernikahan teman, lalu diam-diam mencari cara melampaui pesta tersebut? Jika benar, kamu positif mengalami CMS!Memilih untuk menggelar pernikahan secara sederhana adalah kunci. Ajak pasangan untuk memiliki pernikahan yang sakral. Ingatlah bahwa pernikahan adalah perayaan komitmen kalian berdua dalam membina rumah tangga.
Artikel terkait: Tips menggelar pernikahan
- 9 Tips Memilih Cincin Pernikahan Sebelum Beli di Toko
- 10 Tips Menggelar Pesta Pernikahan Ala Garden Party
- 4 Tips Menghemat Biaya Katering untuk Pernikahan yang Lebih Murah
2. Keinginan memiliki pesta paling bagus
Ketika sedang mencari gedung untuk pernikahan, kamu berencana menyewa hotel terbaik di kotamu. Padahal, sebenarnya ada banyak gedung lain yang lebih sederhana dengan biaya sewa yang jauh lebih murah. Kamu merasa jauh lebih percaya diri ketika bisa menggelar pesta di tempat yang mewah.Â
Gaun pengantin, souvenir, bahkan tempat honeymoon harus instagrammable agar bisa mendapatkan like yang banyak dari followers. Kamu bahkan rutin mengunggah detail resepsi di sosial media dengan harapan mendapatkan pujian.Â
Sadari bahwa pujian atau hinaan netizen hanyalah angin lalu yang tidak perlu dipedulikan. Kamu mau menggelar pesta mewah atau pesta sederhana pun, pro dan kontra akan selalu ada.
3. Anggaran membengkak
Overspending, stres, konfrontasi dengan pasangan Anda, konfrontasi dengan keluarga, bahkan konfrontasi dengan diri sendiri gara-gara anggaran yang membengkak.
Sebelum datang ke vendor, coba diskusikan dengan keluarga, berapa uang yang kalian miliki untuk menggelar pesta? Lalu hitung anggaran yang akan digunakan untuk gedung, dekorasi, gaun, katering, dan yang lainnya. Pastikan anggaran pernikahan nggak melebihi uang yang kalian miliki.
4. Melakukan apapun untuk mencapai keinginan
Nggak hanya artis dan konglomerat, sebenarnya banyak orang di sekitar kita yang rela menjual tanah, menguras tabungan, atau bahkan berutang demi memuaskan gengsinya.
Sebaiknya kamu meyakinkan keluarga bahwa pesta pernikahan nggak boleh menghabiskan dana yang kalian miliki. Karena, pernikahan hanyalah awal dari perjalanan hidup. Kamu justru perlu lebih banyak uang untuk menyiapkan rumah, mobil, dan biaya persalinan. Nggak mau kan, usai menggelar pesta mewah tapi tinggal masih di kontrakan?
Artikel terkait: Harmonis berumah tangga
- Ini Tips Atasi Masa Monoton di Umur Pernikahan Lebih dari 10 Tahun
- 6 Aktivitas Bareng Pasangan yang Dukung Hubungan Sehat dan Bahagia
- Kata Ahli Fengsui, Ini 5 Cara Bikin Kualitas Hubungan dengan Pasangan Meningkat
5. Menganggap resepsi lebih penting dari janji suci
Prosesi pengikatan janji suci (akad nikah atau pemberkatan) adalah inti dari sebuah pernikahan. Sayangnya, kini banyak orang yang lebih fokus untuk mempersiapkan resepsi ketimbang prosesi pengikatan janji suci. Kesrakalan suatu pernikahan seakan dinomorduakan. Jadi, sebenarnya kamu ingin mengikat janji sehidup semati atau hanya ingin menggelar pesta?
Calon pengantin, secara nggak sadar banyak di antara kita yang mengalami competitive marriage syndrom. Efeknya bukan hanya mengganggu kehidupan rumah tangga barumu lho, tetapi juga berimbas pada keharmonisan keluarga besar. Kini, saatnya menyadari fenomena CMS dan mengembalikan kesakralan dari pengikatan janji, supaya kamu lebih bahagia jalani pernikahan.
Yuk, ajukan pinjaman tanpa agunan, tanpa kartu kreditmu sekarang juga!
PAULUS RISANG