Inspirasi dan Edukasi Finansial dari Amar Bank – Punya kebiasaan untuk membeli apapun tanpa terencana dan nggak pikir panjang, lalu merasa menyesal telah melakukannya? Nah, ini tandanya bahwa kamu terkena impulsive buying.
Selain penyesalan yang tersisa karena merasa terlalu terburu-buru mengambil keputusan untuk bertransaksi, seringkali barang yang dibeli kadang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Walaupun merasa puas telah membeli tapi yang kamu rasakan hanya bersifat sementara. Sifat impulsive buyer seperti ini akan sangat merugikan loh, saatnya untuk mengerem dan stop berbelanja secara impulsif.
Apa itu Impulsive Buying?
Mungkin kamu bertanya-tanya apa sih maksud dari kata impulsive buying? Istilah ini diambil dari bahasa Inggris yang berarti belanja impulsif. Artinya, keinginan seseorang untuk beli sesuatu dalam jumlah banyak secara tiba-tiba tanpa pertimbangan panjang.
Sederhananya, keputusan untuk berbelanja dengan mengedepankan emosi belaka daripada logika.
Biasanya impulsive buying terjadi saat seseorang mengalami triger akan sesuatu yang menarik. Misalnya, diskon dan promo sehingga diri terdorong untuk membeli barang diskon sangat banyak hingga akhirnya boncos di bujet.
10 Tips jitu agar terhindar dari Impulsive Buying
Nah, agar tabungan aman dan tagihan kartu kredit tidak membengkak ada beberapa cara jitu untuk mengatasinya. Coba mencontek beberapa jurus ampuh berikut ini :
1. Bikin bujet per pos dengan teknik amplop
Dosa para impulsive buyer itu adalah mereka nggak sadar bahwa sudah overspending. Itulah kenapa budgetting itu penting. Ia berfungsi sebagai rem.
Salah satu cara budgetting paling ampuh karena terasa banget adalah dengan sistem amplop.Sediakan amplop untuk setiap pos pengeluaran. Misalnya, pos ke bioskop, pos beli baju, pos belanja bulanan, dan lain-lain.
Setiap pengeluaran hanya boleh diambil dari masing-masing amplop. Kalau sudah habis, ya berarti kamu harus nunggu bulan depan lagi. Ibarat kata, when it’s gone, it’s gone.
2. Gunakan uang tunai
Meskipun saat ini sedang digalakkan budaya cashless, bukan berarti semua transaksi baiknya pake kartu. Untuk mengontrol diri, belanja tunai lebih disarankan.
Trik psikologis, sih. Membayar dengan tunai, lebih terasa spending-nya dibandingkan saat bayar dengan kartu. Iya nggak? Jadi berasa lebih hati-hati, deh.
3. Patuh pada daftar belanja
Selain patuh pada orang tua dan negara, hal lain yang harus kamu patuhi adalah daftar belanja! Kebiasaan jajan tanpa daftar belanjaan itu cenderung bikin kamu off side. Apa yang dibutuhkan malah nggak dibeli. Malah lebih banyak belanja karena lapar mata aja.
4. Bawa kalkulator pas belanjaÂ
Mengelilingi supermarket sambil bawa troli, tinggal cemplang-cemplung aja. Tanpa sadar berapa total belanjaan. Saya sering begitu, kok. Pas di kasir tahu-tahu udah satu juta.
Supaya nggak bablas atau malu gara-gara batal beli, lebih baik kamu juga hitung total harga belanjaanmu selama berkeliling menggunakan kalkulator di hape. Bisa diwanti-wanti deh kalau over budget.Â
5. Jangan belanja saat sedang emosional atau lapar
Ini berpengaruh banget! Saat sedang merasakan emosi negatif, seperti sedih atau lapar, orang-orang cenderung belanja lebih banyak, lho.
Karena kegiatan berbelanja dianggap sebagai pelampiasan  –yang ironisnya memang benar, sih.  Sedihnya memang hilang, tapi, duitmu bisa-bisa hilang juga. Eh, balik kesal lagi deh sama diri sendiri. Makanya, usahakan jangan berbelanja saat lagi sedih, ya.
6. Jangan Tertipu Teknik Piskologis Marketing
Kadangkala kita akan tertipu dengan jebakan psikologis dari para marketer. Jangan sampai termakan rayu oleh iming-iming yang diberikan ya.
Misalnya, harga nanggung adalah salah satu tips psikologis marketing, kamu akan dijejali oleh beragam harga nanggung yang menargetkanmu untuk membeli barga yang lebih tinggi lagi.
Kamu bisa atur keuanganmu di Senyumku, mulai dari menabung dan mencatat keuangan. Dan, dapatkan beragam insight keuangan di Fitur Finsight. Cek di sini.
7. Berikan Batasan untuk Self Reward
Kamu harus tahu kapan harus melakukan self reward dan membatasinya setiap bulan. Antara self reward dan boros itu beda tipis. Jadi, menerapkan batas bisa bantu kamu untuk lebih aware dalam self reward
8. Hindari memakai fitur Paylater
Semaksimal mungkin hindari pemakaian fitur Paylater, kamu mungkin akan diiming-imingi oleh bonus cashback atau diskon jika memakai fitur tersebut. Namun, percayalah itu akan membuatmu justru semakin impulsif dalam belanja.
Upayakan memakai uang tunai atau cardless saja dalam berbelanja daripada menggunakan paylater. Namun, jika mendesak, enggak ada masalah, kok. Di sini kamu hanya harus pintar memebedakan skala prioritas.
9. Hindari menggunakan terlalu banyak aplikasi marketplace
Nah, di setiap marketplace pasti akan memiliki strategi marketing jitu untuk menarik kamu agar belanja. Kamu pun bisa jadi akan tertarik dengan trik-trik marketing yang mereka lakukan.
Alhasil, kamu akan menggunakan ke semua aplikasi marketplace itu untuk berbelanja bahkan di luar dari kebutuhanmu. Sebisa mungkin untuk hanya menggunakan marketplace sesuai kebutuhanmu, ya!
10. Selalu catat pengeluaran setiap selesai transaksi
Ini sangat penting, meskipun terkesan ribet tapi cara ini sangat worth it bagi kamu yang sering terjebak impulsive buying.
Mencatat seluruh transaksi persis setelah transaksi itu akan membuatmu aware dengan pengeluaran yang sudah kamu lakukan.
Kamu bisa gunakan aplikasi Senyumku dan memanfaatkan Fitur Catat untuk permudah proses pencatatan keuanganmu.
Di Senyumku, kamu juga bisa menabung dengan suku bunga menarik sampai 5.5% per tahun untuk Celengan Senyumku dan 9.9% untuk Deposito Senyumku.
Artikel terkait: Tips mengatur uang untuk pasangan
- Untuk Pengantin Baru, Hindari 10 Kesalahan Dalam Mengatur Keuangan Ini!
- Pasangan Baru Menikah Apa Mungkin Bisa Beli Rumah Baru?
- Sebelum Menikah, Pastikan Mendiskusikan Masalah Keuangan Ini dengan Pasangan
Setelah mengetahui 10 jurus jitu untuk mengontrol kebiasaan impulsive buying, kapan kamu akan mulai mempraktikkannya? Semoga berhasil ya!
Temukan beragam insight keuangan di Fitur Finsight dan beralih menggunakan produk perbankan digital hanya di Senyumku. Cek di sini.