SWARA – Generasi millennial adalah mereka yang lahir di antara tahun 1980 dan 2000. Artinya, usia tertua anggota generasi ini adalah 37 tahun dan usia termudanya adalah 17 tahun. Dengan kata lain, saat ini sebagian besar generasi millennial sudah memasuki dunia kerja.

 

Ini artinya, mereka sudah memiliki penghasilan yang perlu dikelola secara mandiri. Masalahnya, generasi millennial dikabarkan merupakan kelompok usia yang paling sulit mengelola keuangan. Meski saat ini dampaknya belum terlihat nyata, cepat atau lambat beban finansial itu pasti akan terasa.

 

Kamu salah satunya? Yuk, simak apa saja kesalahan dalam mengatur keuangan yang mungkin juga kamu lakukan tanpa disadari.

 

Nggak ada rencana anggaran

Inilah salah satu kesalahan terbesar kaum millennial. Gara-gara nggak punya rencana anggaran yang matang, alhasil uangmu selalu menipis bahkan ketika kamu baru menginjak pertengahan bulan. Ketika situasi tersebut terjadi, biasanya kamu akan bertanya-tanya, “Duh, ke mana ya, perginya uangku?”.

 

Situasi ini bisa kamu hindari dengan membuat rencana anggaran yang terperinci di awal bulan. Kalau ingin mengikuti rumus umum, cobalah menyisihkan 50% gajimu untuk membiayai kebutuhan hidup, 20% gajimu untuk ditabung, dan 30% gajimu untuk digunakan berlibur atau berekreasi.

 

Menunda investasi

Kaum millennial cenderung nggak mengerti atau bahkan nggak peduli dengan investasi, terutama karena sebagian besar dari mereka memiliki gaya hidup yang mewah padahal gajinya pas-pasan. Sebaiknya, belajarlah berinvestasi sedini mungkin, selagi usiamu masih muda.

 

Banyak kok, financial advisor yang bisa membantumu berinvestasi. Mereka juga bisa merekomendasikan jenis-jenis investasi beserta risikonya buat jadi bahan pertimbanganmu.

 

Artikel terkait: Buat kamu yang ingin investasi

  1. Ingin Berinvestasi? Yuk, Kenali Jenis Investasi Berpajak dan yang Tidak
  2. Sebelum Investasi Mata Uang Asing, Pahami Dulu 10 Hal Ini
  3. Pahami Aturan Pajak Investasi Emas Batangan agar Tidak Salah Langkah

 

Melupakan dana darurat

Bagi beberapa orang, menyiapkan dana darurat itu seperti berharap akan terjadi musibah atau kemalangan. Ada pula yang merasa nggak perlu menyiapkan dana darurat karena usianya masih tergolong muda.

 

Padahal sebenarnya, fungsi dana darurat ini sama pentingnya lho, dengan tabungan. Ingat, musibah bukanlah sesuatu yang bisa diprediksi. Itulah kenapa dana darurat perlu disiapkan oleh setiap orang yang berpotensi tertimpa musibah.

 

Menurut para ahli, besaran dana darurat yang ideal adalah sebesar 6 kali gaji bulananmu. Jadi kalau tiba-tiba kamu harus kehilangan pekerjaan, kebutuhan hidup sehari-harimu akan tetap ‘aman’.

 

Melupakan tabungan hari tua

Fungsi tabungan hari tua juga sama pentingnya dengan investasi, tabungan, dan dana darurat. Sebagian besar anak muda zaman sekarang akan berpikir, “Kerja juga baru mulai, kenapa dana pensiun harus sudah dipikirin?”

 

Padahal, menyiapkan dana pascapensiun atau tabungan hari tua wajib dilakukan agar kamu nggak kelabakan saat memasuki usia yang nggak produktif. Setidaknya, dana itu nantinya bisa kamu pakai untuk membuka usaha atau berlibur ke destinasi favorit, kan?

 

Kebanyakan rekening

Menurut pengamatan saya, sebagian besar kaum millennial hobi sekali ‘mengoleksi’ kartu ATM. Salah satu teman saya bahkan punya tiga nomor rekening yang berbeda berikut kartu ATM-nya. Sah-sah saja kalau kartu-kartu tersebut digunakan sebagai alat untuk mengelompokkan pos-pos keuanganmu. Misalnya, kartu ATM A digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, sementara itu kartu ATM B digunakan untuk menyimpan tabungan. Masalahnya, kebanyakan justru nggak seperti itu. Mana kartu yang ada uangnya, ya itu yang dipakai.

 

Kalau kamu punya banyak rekening, coba deh pisahkan rekening itu sesuai kebutuhan. Dengan kata lain, tentukan rekening A sebagai rekening tabungan, rekening B sebagai dana darurat, dsb. Ke depannya, kalau dana dari rekening A sudah habis, jangan menggunakan dana dari rekening B untuk menutupi kebutuhan lain. Niscaya, pengelolaan keuanganmu pasti akan membaik!

 

Nggak paham tentang credit score

Beberapa hari yang lalu saya sempat menulis artikel tentang keuntungan menggunakan kartu kredit. Salah satunya berkaitan dengan credit score BI checking. Apa sih itu?

 

Jadi, credit score BI checking adalah penilaian yang diberikan BI untuk pengguna kartu kredit. Kalau nilai kamu bagus, ke depannya proses pengajuan kredit atau pinjamanmu akan dipermudah. Sebaliknya, kalau nilai kredit kamu buruk, artinya pengajuan pinjamanmu rentan dipersulit atau bahkan ditolak.

 

Artikel terkait: Millennial, oh millennial

  1. 8 Kebiasaan Ini Bikin Millennial Gampang Stres dan Kurang Produktif
  2. Hati-hati, Kamu Kaum Milenial Wajib Menghindari 5 Kesalahan Mengatur Keuangan Be…
  3. Pengeluaran yang Biasanya Dikeluarkan Generasi Millenial Selama Liburan

 

Besar pasak daripada tiang

Sebenarnya, situasi ini nggak hanya menimpa kaum millennial, sih. Namun, mengingat sebagian besar kaum millennial masih berusia muda dan rentan bersikap impulsif dalam melakukan pengeluaran, wajar saja kalau peribahasa tersebut disematkan kepada kaum millennial.

 

Hati-hati, gaya hidup yang nggak sesuai dengan penghasilan bisa jadi pintu menuju lingkaran utangmu, lho. Jangankan menyiapkan dana tabungan atau investasi, untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari pun kamu mungkin akan kesulitan.

 

Oleh karena itu, kamu harus cerdas dan cerdik dalam mengatur pengeluaran. Jangan gampang terbawa arus hidup, jangan gampang termakan pergaulan, dan rajin-rajinlah menyusun daftar prioritasmu. Toh, belajar berhemat nggak akan merugikanmu, kan?