SWARA – Selama ini, arah pandang kita hanya menuju Papua dan Jakarta untuk melihat sumber dari pemain berbakat di timnas Indonesia. Padahal pesepakbola asal Sulawesi juga enggak bisa dianggap enteng. Hal itu bisa saja terjadi karena beberapa sekolah sepakbola di Sulawesi begitu intens mendidik calon atlet sepakbola mereka. Inilah sekolah yang saya maksudkan.
Artikel terkait: hindari kesalahan ini saat mengajukan beasiswa LPDP
- Hindari 8 Kesalahan dalam Mendapatkan Beasiswa LPDP
- 10 Kesalahan Mengajukan Beasiswa yang Sering Dilakukan
- Hindari 5 Kesalahan Ketika Melakukan Wawancara Beasiswa
1. Makassar Football School (MFS) 2000
Kenal dengan Hamka Hamzah, Syamsul Chaerudin, serta Rahmat Latief? Pasti kamu kenal, kan? Rupanya mereka bertiga merupakan hasil dari didikan MFS 2000. Uniknya, pemimpin dari sekolah ini adalah seorang wanita yang bernama Diza Rasyid Ali. Kalau bukan karena cinta sepakbola, mustahil MFS 2000 bisa terbentuk sesolid itu hingga sekarang.
Setiap kali latihan digelar, MFS 2000 menggunakan Lapangan Karebosi. Lokasinya persis berada di nol kilometer kawasan kota Makassar. Alamat sekolah ini berada di Jl. Katini, Makassar, Sulsel. Dari segi pendanaan, MFS 2000 didukung secara penuh oleh pemerintah Makassar. Biaya masuk serta sekolah di sana pun lebih terjangkau.
2. SSB Galara
Selama ini, SSB asal Palu (Sulteng) ini cukup rutin berkontribusi dalam mengirimkan didikan terbaiknya di timnas Indonesia. Pada tahun 2018 ini, sudah ada 4 anak bakal timnas yang dipersiapkan untuk turnamen sepakbola U-16. Lainnya ada 1 di Pertamina. Kemudian satunya lagi di Ragunan. Dua di antarannya adalah Witan Sulaiman dan Firmansyah.
Sejatinya, sekolah ini bukan hanya untuk anak-anak usia 8 tahun, tetapi juga untuk remaja hingga 19 tahun. Pedaftarannya cuma 70 ribu Rupiah dan ada iuran bulanan senilai 10 ribu Rupiah. Alamat sekolah sepakbola di Sulewesi Tengah ini ada di Jl. Sungai Manonda, Palu Barat, Sulteng. Kalau kamu memenuhi syarat dari segi usia, silakan mendaftar saja ke SSB Galara.
3. SSB Lakidende
Sekolah sepakbola di Sulawesi ini membina calon atlet sepakbola muai dari usia 10 tahun. Sampai saat ini, SSB Lakidende rutin mendidik hingga 127 anak. Fasilitas yang disediakan adalah pakaian untuk latihan serta bola untuk masing-masing anak. Sedangkan PSSI Pusat rutin membantu seenggaknya 50 bola.
Pihak SSB cukup serius dalam melakukan pembinaan. Soalnya sudah bermitra dengan beberapa sekolah sepakbola yang ada di Jakarta. Para pemain yang memenuhi syarat tentu mendapat kesempatan untuk merumput di Jawa dengan fasilitas lebih baik. Alamat sekolah ini ada di Kabupaten Konawe, Sultra. Biaya sekolah di sini bisa dibilang gratis.
4. SSB Mitra Manakkara
Sekolah sepakbola di Mamuju, Sulawesi Barat ini cukup berprestasi dengan mengirim Eky dan Ucu ke timnas Indonesia. Bukan hanya itu. Dari segi prestasi sekolah juga bagus. Bahkan di tahun 2018 ini, SSB Mitra Manakkara berhasil menjadi wakil Indonesia untuk mengikuti turnamen sepakbola yang diselenggarakan di China.
Pembinaan yang dilakukan oleh sekolah sepakbola di Sulawesi Barat ini hanya dilakukan untuk anak-anak hingga remaja. Hal tersebut dimaksudkan agar para pemain lebih matang ketika melakoni berbagai turnamen dari berbagai tingkatan usia. Iuran yang diwajibkan untuk anak-anak yang berlatih sekitar 145 ribu Rupiah per bulannya.
Artikel terkait: rekomendasi les brevet pajak serta rincian biayanya
- 5 Rekomendasi Les Brevet di Jakarta, Mau Tahu Apa Saja?
- 5 Rekomendasi Les Brevet di Bandung Plus Rincian Biayanya
- Rekomendasi Tempat Les Brevet Pajak di Surabaya
5. SSB Sandeq Polman
Sekolah ini berpusat di Sandeq Polman, Sulawesi Barat. Sejak tahun 2002, sekolah ini rutin menciptakan pemain-pemain berbakat. Salah satunya bernama Irsyad Aras. Uniknya, walaupun berprestasi, SSB ini sama sekali enggak memungut biaya. Baik dari segi administrasi maupun bulanannya.
Pada tahun-tahun belakangan, pelatih timnas Indonesia memang mulai melirik sekolah sepakbola di Sulawesi. Secara postur mungkin sama dengan yang ada di Jakarta, Surabaya, maupun Bandung. Tapi dari segi tekad dan mental, saya rasa sedikit lebih tinggi dari anak didik sekolah sepakbola secara umum di Indonesia.
Bagaimana dengan artikel yang kamu baca hari ini? Semoga bermanfaat untukmu, ya.