Di era globalisasi ini perkembangan teknologi dan informasi yang pesat membawa perubahan dan kemudahan yang sangat membantu manusia, akan tetapi secara perlahan dapat mengikis jiwa sosial dan rasa peduli terhadap sesama.

 

Tak dapat dipungkiri, kecanggihan teknologi dapat membuat manusia cenderung menjadi lebih individualis dan perlahan mulai menumbuhkan sifat mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan tanpa mempedulikan kepentingan bersama.

 

Sifat mengutamakan keuntungan pribadi atau egois inilah yang menjadi akar penyebab dari rusaknya ekosistem dan lingkungan. Semangat perjuangan mahasiswa melalui inovasi dan karya nyata baik dalam ilmu pengetahuan maupun pengabdian masyarakat diharapkan dapat mengisi ruang-ruang pembangunan Indonesia.

 

Kita tidak boleh lupa bahwa mahasiswa terutama seluruh masyarakat Indonesia merupakan bagian yang memiliki kewajiban untuk menjaga kesejahteraan dan keberlanjutan pembangunan. Salah satu program pembangunan berkelanjutan di Indonesia ini adalah SDGs, program ini bukan hanya dilakukan di Indonesia tetapi di beberapa negara.

 

Pembangunan berkelanjutan atau yang dikenal sebagai SDGs (Sustainable Development Goals) adalah tujuan pembangunan berkelanjutan tahun 2030, kesepakatan pembangunan terbaru untuk membawa perubahan-perubahan ke arah pembangunan berkelanjutan berdasarkan HAM (Hak Asasi Manusia) dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan di bidang ekonomi, sosial, lingkungan hidup maupun pendidikan.

 

SDGs (Sustainable Development Goals) merupakan lanjutan dari Millenium Development Goals yang memiliki 17 tujuan. Tujuan pertama, tanpa kemiskinan (no poverty). Pemberantasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.

 

Tujuan kedua, tanpa kelaparan (zero hunger). Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan. Tujuan ketiga, kehidupan sehat dan sejahtera (good health and well-being for people). Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.

 

Tujuan keempat, pendidikan berkualitas (quality education). Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan  belajar seumur hidup bagi semua orang. Tujuan kelima, kesetaraan gender (gender equality). Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.

 

Tujuan keenam, air bersih dan sanitasi layak (clean water and sanitation). Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua. Tujuan ketujuh, energi bersih dan terjangkau (affordable and clean energy). Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.

 

Tujuan kedelapan, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (decent work and economic growth). Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan  pekerjaan yang layak untuk semua.

 

Tujuan kesembilan, industri, inovasi dan infrastruktur (industry, innovation and infrastructure) Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong  inovasi. Tujuan kesepuluh, berkurangnya kesenjangan (reduced inequalities). Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.

 

Tujuan kesebelas, kota dan komunitas berkelanjutan (sustainable cities and communities). Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan. Tujuan kedua belas, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (responsible consumption and production). Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

 

Tujuan ketiga belas, penanganan perubahan iklim (climate action). Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.Tujuan keempat belas, ekosistem laut (life below water). Perlindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.

 

Tujuan kelima belas, ekosistem daratan (life on land). Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun,  menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan  keanekaragaman hayati.

 

Tujuan keenam belas, perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh (peace, justice and strong institutions). Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif. Tujuan ketujuh belas, kemitraan untuk mencapai tujuan (partnerships for the goals). Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.

 

Beberapa upaya telah dilakukan pemerintah melalui serangkaian kebijakan. Pemerintah juga mengeluarkan sejumlah peraturan yang fokus pada pengawasan dan pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals). Tujuan tersebut tidak akan tercapai melalui program-program pemerintah saja.

 

Semua warga negara Indonesia memiliki peranan penting dalam menyukseskan tujuan tersebut. SDGs dapat diwujudkan dari lingkungan kampus yaitu mahasiswa dan ilmu pengetahuan itu sendiri. Peran mahasiswa dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan antara lain:

 

  1. Memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan dengan membuka usaha berbasis ekonomi kreatif demi mengurangi pengangguran
  2. Penelitian di lapangan juga dapat membangkitkan kesejahteraan buruh tani dengan peningkatan kualitas produk sumber pangan
  3. Pemerataan pendidikan, melalui kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan juga mengikuti beasiswa ke luar negeri.

 

Zaman sekarang, mahasiswa tidak lagi hanya berperan sebagai penonton. Justru mahasiswalah yang memiliki banyak peluang dalam membangun negeri. Seperti Presiden Pertama kita pernah berucap “Berilah aku 10 orang pemuda dan akan kuguncangkan dunia”.

 

Ditambah lagi dengan status sebagai anak milenial, ada banyak kesempatan terbuka gratis untuk kaum muda berinovasi. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dalam bidang ekonomi, mahasiswa dapat membuka usaha berbasis ekonomi kreatif demi mengurangi pengangguran.

 

Mahasiswa yang sering melakukan penelitian di lapangan juga dapat membangkitkan kesejahteraan buruh tani dengan meningkatkan kualitas produk sumber pangan, yang secara langsung mendukung tujuan SDGs dalam mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, ditambah dengan berkembangnya produk lokal berarti meningkatkan gaji per kapita per hari (PPP).

 

Indonesia membutuhkan kaum muda yang mampu berpikir kritis, dapat membuat analisis jernih, dan mampu terjun sekaligus membuat negeri ini terlibat dalam konsep Global Village alias menghilangkan hambatan dalam perdagangan global maupun tetap mengontrol agar perekonomian dalam negeri tidak dilindas produk luar negeri.

 

Pendidikan juga harus merata. Sekolah di desa lebih kecil dalam memiliki peluang untuk mendapatkan fasilitas dan guru yang baik. Hal sekecil KKN dapat membuat perubahan. Ada banyak hal yang dapat dilakukan di kampus. Kampus dapat menjadi lembaga pemantau.

 

Dalam hal ini, sebagai penyedia alat peneliti dan tenaga, juga sebagai pengkritik kinerja pemerintah apabila tidak maksimal dalam mewujudkan SDGs. Hal sederhana yang sesungguhnya sangat berdampak adalah dengan keikutsertaan kaum muda dalam dunia pendidikan.

 

Hal itu turut membantu tercapainya tujuan berkembangnya kualitas pendidikan. Tahun 2015, ada sekitar 4.500 mahasiswa. Sarjana dan pascasarjana yang mendapat beasiswa dari LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Sungguh angka yang membanggakan, apalagi pemerintah secara aktif berupaya menarik penerima beasiswa dari daerah-daerah kurang berkembang.

 

Dengan tercapainya SDGs tersebut, maka Indonesia dapat bersaing di kancah Internasional dan memungkinkan dapat sejajar dengan negara-negara maju di dunia. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai penerus bangsa memiliki tanggung jawab penuh dalam mensukseskan SDGs 2030 di Indonesia, baik dalam aspek pendidikan maupun teknologi.

 

Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.

 

Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!