Unit Gaib Darurat merupakan salah satu judul buku kisah tanah jawa yang bergenre horor dan mistis. Buku ini disusun oleh tim kisah tanah jawa.

 

Buku ini juga ditulis dari hasil wawancara di suatu rumah sakit yang konon katanya angker. Tidak hanya itu, mereka juga pernah menulis karya yang lain seperti Bank Gaib dan Pocong Gundul.

 

Penyelamat tanpa nyawa, itulah slogan yang terdapat di halaman cover buku tersebut. Buku ini berisi tentang kisah rumah sakit di Blitar pada zaman penjajahan Belanda tahun 1942. 

 

Tidak seperti rumah sakit yang lainnya, rumah sakit ini mengandung banyak kisah mistis di dalamnya. Rumah sakit ini dibangun tahun 1940-an yang hanya bangunan depan saja. 

 

Banyak hal ganjil yang ada di rumah sakit tua tersebut, seperti kakek tua penunggu sumur, suster remuk, dll. Sosok yang menghuni disana tidak semuanya berenergi negatif, tetapi ada juga yang positif.

 

Kita akan digiring ke dalam cerita mistis rumah sakit oleh Dr. Freederick. Ia seorang dokter bedah keturunan Belanda yang pernah menempuh sekolah di STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) yang sekarang berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (hal.40). 

 

Dia menghembuskan nafas terakhirnya setelah tentara jepang datang pada tahun 1944. Ia sempat menyampaikan pesan Tolong tulislah, kau hanya perlu menulis sebelum kami disini lebih menderita (hal.46).

 

Tidak lepas dari kekejaman tentara jepang, banyak tenaga kesehatan yang disiksa, diperkosa, bahkan dibunuh. Kebanyakan pasien dirumah sakit tersebut adalah korban dari pemberontakan PETA (Pejuang Tanah Air). Korban yang sudah meninggal dipindahkan ke kamar mayat.

 

Urip salah satu pejuang yang mengalami luka tembak terpaksa harus di rawat inap, tetapi kamar untuk rawat inap tidak tersedia. Ia pun dipindahkan ke kamar mayat semalaman. Banyak hal terjadi ketika ia bermalam disana sehingga membuat trauma baginya.

 

Rumah sakit kelam ini memiliki banyak hal-hal mistis yang membuat bulu kuduk ikut merinding. Kisah nyata yang pernah dialami oleh pasangan suami istri sempat membuat viral di Internet 2012 silam. 

 

Suatu malam, mereka makan nasi goreng setelah membeli kebutuhan untuk bayi mereka yang masih dalam kandungan. Namun, tiba-tiba sang istri merasakan sakit di perutnya yang menandakan akan melahirkan. 

 

Sang suami dengan panik langsung menyalakan motornya untuk mencari rumah sakit terdekat. Setelah bersusah payah mencari, akhirnya ia bisa menemukannya.

 

Seperti rumah sakit pada umumnya, kedatangan mereka disambut oleh perawat yang dengan sigap membantu. Akhirnya, persalinan berjalan lancar karena bantuan perawat dan dokter. Bayi lahir dengan selamat, tetapi ada sesuatu yang janggal dengan keadaan di rumah sakit. 

 

Suasana di sana terasa suram, bahkan tidak ada tegur sapa apalagi ucapan selamat dari paramedis itu. Rumah sakit itu pun berubah menjadi tempat yang sepi di hari esoknya. Sang suami panik untuk mencari istrinya, alhasil ia dapat menemukannya dengan sehat. 

 

Istri dan anaknya ditemukan di kamar mayat yang membuat kita terheran-heran mendengarnya.

Bagian pertengahan dari buku ini, penyusun menambahkan satu kisah yang tidak bisa kita sangka. 

 

Lahirlah anak bernama Maulana Warsito atau yang dipanggil dengan emwe. Setelah tumbuh beberapa tahun, ia memiliki sebuah kelebihan untuk melihat beberapa sosok penghuni rumah sakit.

 

Emwe sering kali diikuti oleh qarin seorang bocah perempuan dari bangsal anak yang selalu membawa boneka. Orang tua emwe merasa bahwa emwe adalah anak pembawa sial. Selepas kematian ibunya, Emwe tahu bahwa dirinya memiliki kekuatan yang harus ia gunakan untuk kebaikan.

 

Kumpulan cerita dalam buku ini, seolah-olah membuat kita merasakan apa yang terjadi sebagai warga pribumi pada zaman penjajahan jepang. Kekejaman tentara jepang pada masa itu, membuat kita ingin ikut berjuang bersama PETA. 

 

Alur cerita dalam buku ini mudah dipahami oleh pembaca. Dari bagian awal hingga akhir, latar yang digunakan tetap yaitu di sekitar rumah sakit tersebut.

 

Harga dari buku ini juga bersahabat dengan dompet kita. Buku ini juga mudah ditemui di toko buku terdekat dan online shop. Buku yang tidak terlalu tebal dan besar ini sangat cocok untuk dibawa kemanapun kita ingin membacanya. Kita juga akan mendapatkan pembatas buku dan sebuah stand character dalam setiap pembelian buku ini.

 

Kelebihan tadi tidak luput juga dari kekurangan. Tidak adanya daftar isi, membuat pembaca harus membuka satu per satu halaman buku jika ingin ke cerita yang diinginkan. 

 

Penulisan atau kaidah kebahasaan dalam buku ini juga kurang baku. Penyusun buku juga kurang memberi gambaran bagaimana sosok-sosok yang ada di rumah sakit tersebut. 

 

Penulisan latar waktu di beberapa cerita tidak dicantumkan, hal itu membuat kita tidak mengetahui kapan waktu kejadian terjadi.

 

Buku ini direkomendasikan untuk pembaca yang suka dengan hal-hal mistis dan horor. Buku ini juga dikhususkan untuk pembaca yang sudah berumur 18 tahun keatas. 

 

Bagi orang-orang yang memiliki ketakutan atau fobia terhadap makhluk halus tidak disarankan membaca buku ini karena dapat menyebabkan gangguan psikis. 

 

Bagi orang non-Jawa, membaca buku ini memang tidak terlalu menarik, tetapi kita akan tahu kisah apa saja yang ada di Jawa. Membaca buku ini juga membuat kita akan merasa lebih bersyukur tentang keadaan negara kita yang sudah merdeka.

 

Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.

 

Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!