SWARA – Berinvestasi mungkin bisa jadi salah satu solusi terbaik saat kamu ingin mulai berbisnis. Namun, tahukah kamu kalau tetap ada pakem-pakem khusus yang perlu kamu persiapkan dan pahami sebelum mulai menginvestasikan uangmu.

 

Alasannya tentu agar investasimu berbuah manis, bukannya malah berujung bangkrut. Lantas apa saja sih yang harus dipersiapkan sebelum mulai berinvestasi? Berikut ulasannya.

 

Artikel terkait: Baca juga ulasan investasi lainnya

  1. Berencana Investasi Perhiasan? Ini 8 Jenis Perhiasan yang Pantas Dijadikan Investasi
  2. 5 Jenis Investasi yang Sebaiknya Dihindari Investor Baru
  3. Tertarik Investasi Berlian? Ini Keuntungan yang Akan Kamu Dapatkan!

 

1. Apa tujuanmu berinvestasi?

Sebelum masuk ke investasi, pertama-tama kamu perlu mendefinisikan terlebih dahulu apa tujuan keuanganmu.

 

Misalnya untuk dana yang kamu miliki kamu persiapkan untuk modal pensiun, dana untuk menikah, dana untuk melanjutkan studi S2, atau sekadar untuk membeli mobil baru.

 

Setelah kamu mengidentifikasi tujuanmu maka kamu bisa menentukan arah rencana investasi tersebut sifatnya untuk proteksi atas inflasi, pendapatan tambahan, atau pertumbuhan kekayaan.

 

2. Berapa banyak yang dapat kamu alokasikan (bukan sisakan) untuk investasi?

Bagaimana kondisi keuangan bulan ini? Apakah kamu bisa mengalokasikan dana untuk investasi? Beberapa jenis produk investasi membutuhkan beberapa jumlah minimal untuk investasi. Jadi, sebelum kamu memutuskan pilihan di rencana investasimu, pastikan kembali ada berapa banyak jumlah yang secara realistis dapat kamu alokasikan untuk modal investasi.

 

Hal ini akan menentukan apakah kamu akan melakukan investasi dalam suatu kali waktu (lump sum) atau secara berkala (misal: bulanan).

 

3. Kapan Kamu Membutuhkannya (Time Frame)?

Dari tujuan keuangan, kamu bisa memperkirakan jangka waktu investasi, misalnya:

  1. Jangka pendek (0-3 tahun)
  2. Jangka menengah (3-5 tahun)
  3. Jangka panjang (lebih dari 5 tahun)

 

Contoh, jika saat ini kamu berusia 25 tahun, untuk jangka pendek atau menengah kamu mungkin perlu mempersiapkan dana untuk menikah, melanjutkan pendidikan S2, atau beli mobil baru.

 

Sedangkan untuk jangka panjang, kamu mempersiapkan dana untuk pendidikan anak atau dana pensiun. Nah, dengan mengidentifikasi jangka waktu investasi, kamu akan bisa mengalokasikan danamu pada keranjang-keranjang yang sesuai. Tujuannya, apabila satu keranjang dana diambil maka enggak akan mengganggu rencana investasi kamu pada keranjang investasi.

 

4. Berapa besar risiko yang dapat kamu ambil?

Masing-masing orang punya toleransi risiko dan selera risiko yang berbeda satu dengan yang lain.

 

Ada yang sengaja mencari risiko karena menyukai tantangan dan mengharapkan hasil yang besar. Namun, ada pula orang yang justru menghindari risiko karena alasan jaminan keamanan, walaupun hasil relatif kecil.

 

Toleransi dan selera risiko itulah yang membentuk profil risiko seseorang. Berikut ini beberapa hal yang dapat mempengaruhi profil risiko kamu:

  1. Usia. Semakin bertambah tua usia, orang cenderung akan lebih menghindari risiko.
  2. Status. Seseorang yang masih lajang akan lebih berani mengambil risiko daripada seseorang yang telah menikah.
  3. Jumlah Dana. Biasanya kalau jumlah dana kamu terbatas, kamu akan semakin protektif sehingga memilih risiko yang lebih aman.
  4. Periode Investasi. Semakin panjang jangka waktu investasi, maka risiko pasar akan semakin tinggi.
  5. Pengalaman Investasi. Semakin menguasai produk investasi, kamu akan semakin berani untuk mengambil risiko.
  6. Punya Rencana Keuangan. Jika kamu sudah punya rencana keuangan yang terarah, maka kamu akan lebih berani untuk ambil risiko.

 

Risiko memang hampir selalu ada dalam hal apapun. Namun, tetap saja kamu harus berani mengambil langkah untuk mencapai tujuan keuanganmu.

 

Ingat prinsip dasar investasi: High risk high return, low risk low return. Semakin besar risiko maka semakin besar potensi imbal hasil yang bisa kamu peroleh. Sebaliknya, semakin kecil risiko maka semakin kecil potensi imbal hasil yang bisa kamu raih.

 

Pada dasarnya setiap produk investasi memiliki potensi risiko dan potensi imbal hasil. Jadi, jangan terlalu khawatir dengan potensi risiko yang ada. Sebab, ada cara-cara yang bisa kamu terapkan untuk mengelola risiko, sehingga potensi kerugian atau kemungkinan realisasi risiko dapat kamu minimalisasi.

 

Kamu dapat meminimalisasi risiko investasi dengan cara diversifikasi portofolio investasi. Seperti sudah saya sampaikan di poin 3, yakni dengan cara menempatkan rencana investasi pada pos-pos yang berbeda. Misalnya, keranjang untuk investasi jangka panjang dengan risiko tinggi, dan ada keranjang untuk investasi jangka pendek dengan risiko rendah.

 

5. Kamu sebaiknya investasi di mana?

Banyak orang melakukan investasi langsung pada produk yang ditawarkan. Padahal di era digital seperti sekarang ini, kamu bisa melakukan perbandingan terlebih dahulu sebelum mulai investasi.

 

Coba bandingkan dengan produk investasi sejenis. Lalu pelajari dan kuasai. Pelajari apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari masing-masing produk. Agar lebih mudah memahami, coba perhatikan hal-hal berikut.

  1. Berapa imbal hasil yang ditawarkan?
  2. Kapan kamu akan menerima imbal hasil tersebut?
  3. Berapa dana minimal untuk investasi awal atau top-up?
  4. Apakah saja biaya yang harus kamu keluarkan untuk investasi tersebut?
  5. Perhatikan juga apakah ada biaya tersembunyi, pinalti, atau pajak atas investasi tersebut?
  6. Bagaimana kemudahan untuk melakukan investasi awal atau top-up?
  7. Bagaimana kemudahan untuk melakukan pencairan dana investasi atau menjual produk investasi?
  8. Bagaimana kemudahan untuk monitor perkembangan investasi kamu?
  9. Bagaimana keamanan investasi kamu? Siapakah lembaga keuangan yang mengawasi dan menjamin investasi?

 

Artikel terkait: Tips Menarik Buat Kamu yang Mau Mencoba Berinvestasi

  1. 4 Tips Bagi Milenial yang Ingin Berinvestasi Saham
  2. 5 Langkah Jitu Memulai Investasi Mata Uang Asing demi Masa Depan
  3. Jadi Investasi Terbaik, Ini 3 Strategi Tepat Saat Investasi Emas

 

Setelah kamu yakin, barulah kamu tempatkan danamu pada produk investasi tersebut.

 

Lima poin di atas bisa kamu terapkan sebelum kamu mulai benar-benar menginvestasikan dana untuk mulai berbisnis. Namun, perlu kamu ingat, keberanian mengambil langkah memang penting, tetapi jangan sampai kamu ceroboh. Persiapkan rencana investasi dengan matang, pelajari lagi setiap langkah, pahami produk yang akan kamu jadikan target investasi. Niscaya, neraca keuanganmu nggak sampai benar-benar oleng.

 

Bagaimana dengan artikel yang kamu baca hari ini? Semoga bermanfaat untukmu, ya.

Jangan lupa, Tunaiku menyediakan pinjaman tunai cepat dan mudah, mulai dari Rp2-20 juta, yang bisa diangsur mulai dari 6-20 bulan. Yuk, ajukan pinjamanmu sekarang!


HENDRATANU WIJAYAHENDRATANU WIJAYA