SWARA – Saya merintis profesi sebagai freelancer sekitar tahun 2013. Saat itu saya memulainya dari menawarkan jasa mockup produk di Kaskus. Setelah keluar dari sebuah media online anak muda pada tahun 2015, saya pun mulai bekerja sebagai penulis lepas untuk sejumlah website dan media online.
Selama lima tahun bergulat dengan kerjaan freelance, ada berbagai pengalaman dan pelajaran berharga yang bisa saya petik. Menjadi seorang freelancer itu sebenarnya sama aja kayak menjalankan suatu bisnis. Kamu mengelola dirimu sendiri, menjual jasa sesuai keahlian, serta membutuhkan klien sebagai konsumenmu.
Kalau ditekuni, pekerjaan ini sangat menjanjikan, lho. Apalagi kalau klienmu dari luar negeri. standar upahnya juga dolar. Seorang kenalan saya yang bekerja sebagai freelance coder mampu meraup pendapatan hingga belasan juta per bulan dari klien di luar negeri.
Nah, sebagai gambaran untuk kamu yang juga bercita-cita menjadi seorang freelancer, simak beberapa pelajaran bisnis yang saya peroleh dari pengalaman bekerja sebagai pekerja lepas.
1. Bekerja secara freelance punya pasang surut
Jika sudah mempunyai daftar klien tetap, kamu bakal merasa nyaman karena dapurmu terjamin. Selama kurang lebih setahun, saya bekerja dengan klien yang sama dengan beberapa project yang berbeda. Saya pun jadi terlena dengan zona nyaman tersebut, hingga suatu hari klien saya tersebut berhenti memesan tulisan karena kondisi bisnisnya sedang surut.
Saya pun ketar-ketir, soalnya waktu itu cuma dia satu-satunya klien yang saya andalkan. Untungnya, setelah itu saya segera mendapatkan klien baru. Tapi, saya jadi belajar bahwa kita nggak bisa mengandalkan seorang klien atau konsumen saja. Seperti halnya berbisnis yang mengalami untung rugi, kita juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi pasang surut kerjaan.
Artikel terkait: Informasi penting terkait kerja freelance.
- Untuk Freelancer, Pahami Soal Pajak yang Harus Dibayar!
- Jadi Freelancer Sukses, 5 Cara Tambah Koneksi Ketika Bekerja di Co-Working Space
- Intip 7 Tips Sukses Berkarier Sebagai Freelancer
2. Memasarkan kemampuan itu penting
Dengan menjadi seorang freelancer, kamu punya tanggung jawab penuh untuk memasarkan kemampuanmu ke calon klien potensial, bahkan ketika slot kerjaanmu tengah padat. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan membuat blog atau situs pribadi. Di situ kamu dapat memamerkan portofoliomu dan meninggalkan kontak sehingga calon klien bisa dengan mudah melihat hasil kerja dan menghubungimu.
Selain itu, manfaatkan media sosial sebagai sarana promosimu. Saya melakukannya dengan cara membagikan artikel-artikel yang saya tulis.
3. Jejaring memberi akses pada kesempatan baru
Seorang freelancer memang cenderung bekerja sendirian. Tapi, bukan berarti saya cuma mengandalkan diri sendiri meski nggak punya rekan kerja. Saya tetap berjejaring dengan sesama freelancer maupun penulis penuh waktu yang menjadi rekan kerja saya dulu.
Lewat networking, kamu berkesempatan untuk menemukan klien dan project baru lewat rekan-rekanmu, begitu pula sebaliknya. Makin banyak orang yang meng-endorse kemampuanmu di Linkedin, makin baik pula pula reputasimu. Jika namamu sering disebut, percaya, deh, kerjaan pasti ngalir terus. Jadi, sering-seringlah bergaul untuk memperluas jejaring kerjamu.
4. Mengembangkan kemampuan dapat meningkatkan nilai tawar
Seorang freelancer nggak cuma berinvestasi lewat gadget dengan spek mumpuni maupun internet yang kencang. Di saat senggang, saya juga menginvestasikan waktu untuk mengembangkan kemampuan. Ada banyak banget kursus online yang bisa kamu dapatkan secara gratis.
Bahkan, mempelajari keahlian yang nggak ada hubungannya dengan kerjaanmu sekarang juga nggak masalah, kok, selama kamu suka dan berpotensi menghasilkan di masa mendatang. Saya sendiri sekarang tengah belajar coding.
Artikel terkait: Tips mengelola keuangan.
- Bekerja sebagai Freelancer? Simak 7 Kiat Mengatur Keuangan Ini!
- Bisakah Seorang Freelancer Ikutan BPJS Ketenagakerjaan?
- Kondisi Keuangan Sedang Memburuk? Atasi dengan Tips Jitu Berikut ini
5. Jangan abai untuk mengelola keuangan
Seperti halnya pebisnis maupun pekerja kantoran, kamu juga perlu mengelola keuanganmu dengan baik. Perhitungkan biaya yang wajib kamu keluarkan setiap bulan, termasuk biaya berlangganan cloud, nongkrong saat bekerja di luar rumah, seperti kafe atau coworking space. Selanjutnya, catat juga berapa uang yang ingin kamu tabung setiap bulan. Dari situ, ketahuan berapa target yang mesti kamu capai.
Selain itu, ikutan asuransi secara mandiri juga nggak kalah penting, minimal BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Asuransi adalah hal yang kerap diabaikan freelancer. Padahal, kalau nggak sehat, kamu nggak bisa kerja, ‘kan? Asuransi membantumu berobat dengan gratis.
Itu dia beberapa pelajaran bisnis dari bekerja secara freelance yang bisa saya bagikan. Omong-omong, kalau kamu butuh modal buat membeli berbagai kebutuhan untuk bekerja freelance, kamu dapat mengajukan pinjaman tanpa agunan lewat Tunaiku. Tunaiku menawarkan pinjaman mulai dari Rp2-20 juta dengan cicilan yang terjangkau mulai dari 6-20 bulan. Bisa kamu pakai buat beli hardware dan software yang dibutuhkan, tuh!