Deposito adalah salah satu produk di bank yang penyetoran maupun penarikan hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu. Kamu bisa menggunakan deposito untuk berinvestasi.
Setiap tahunnya, uang yang kamu miliki bisa tergerus oleh inflasi. Menggunakan produk deposito merupakan salah satu cara untuk menghindari hal tersebut.
Uang yang kamu investasikan di instrumen deposito bisa terus mengalami perkembangan setiap tahunnya.
Apa yang Dimaksud dengan Deposito?
Deposito adalah salah satu instrumen investasi yang cukup populer. Banyak orang memilih deposito karena risikonya rendah bila dibandingkan dengan instrumen lain.Â
Misalnya bila dibandingkan dengan instrumen seperti saham, reksa dana, maupun obligasi. Karena itu, deposito sangat cocok digunakan oleh pemula yang masih takut mengambil risiko.
Selain itu, di satu sisi deposito juga bisa memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan tabungan biasa. Keuntungan ini didapatkan dari suku bunga yang relatif lebih tinggi dari tabungan.
Manfaat deposito adalah
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, menggunakan deposito bisa menahan uang kamu dari inflasi. Tapi, selain itu, masih ada banyak manfaat lain, seperti:
1. Dari sisi perbankan
Manfaat pertama deposito adalah menjadi salah satu bentuk produk dari bank untuk menghimpun dana masyarakat.Â
Nantinya, dana yang terkumpul dapat menunjang kegiatan perbankan untuk melakukan pemberian pinjaman seperti kredit.
2. Dari sisi perkembangan ekonomi
Manfaat kedua deposito adalah mengembangkan ekonomi. Dana yang terhimpun akan disalurkan dalam bentuk kredit usaha. Secara tidak langsung, ini akan membantu usaha-usaha jadi semakin berkembang.
Usaha yang semakin berkembang akan berdampak pada peningkatan pendapatan nasional. Selain itu, ini juga akan meningkatkan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.
3. Dari sisi pemilik deposito
Dari sisi pemilik deposito, deposito merupakan alternatif instrumen investasi yang aman bagi siapapun. Deposito juga dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan, sehingga tidak usah takut uangnya akan hilang.
Jenis-jenis deposito
Terdapat beberapa jenis deposito yang perlu kamu ketahui. Pilihlah yang paling sesuai dengan kebutuhanmu. Berikut ini tiga jenis tersebut:Â
1. Deposito Berjangka
Jenis yang pertama adalah jenis deposito yang paling sering digunakan. Deposito berjangka merupakan jenis tabungan berjangka dalam waktu tertentu sesuai kesepakatan.Â
Jangka waktunya mulai dari 1, 2, 3, 5, 12, 18 atau 24 bulan. Nasabah hanya bisa melakukan penarikan sesuai jangka waktu yang dipilih sejak awal.Â
Deposito berjangka dapat diterbitkan atas nama perorangan maupun lembaga.Â
2. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito merupakan jenis deposito yang tidak mengacu pada nama seseorang atau lembaga tertentu. Karena, sertifikat tersebut nantinya bisa dipindahtangankan atau dijual ke pihak lain.
Tenor di jenis sertifikat deposito adalah 3, 6, atau 12 bulan. Pencairan bunga yang dilakukan di muka dapat dilakukan tiap bulan atau tiap jatuh tempo.
3. Deposito On-Call
Deposito on-call merupakan tabungan berjangka yang relatif singkat, dengan waktu minimal satu minggu atau paling lama satu bulan. Biasanya, deposito jenis ini diterbitkan dalam jumlah yang cukup besar.Â
Pencairan bunganya dapat dilakukan pada saat pencairan deposito. Dengan catatan, nasabah sudah memberitahukan sebelumnya bahwa tabungan tersebut akan diambil atau dicairkan.
Artikel Terkait: Ingin Berinvestasi Lewat Deposito? Ini Cara Menghitung Suku Bunga
Kerugian dan keuntungan dari Deposito adalah?
Setiap instrumen investasi selalu memiliki keuntungan dan kerugian. Begitu juga dengan deposito. Lalu apa saja keuntungan dan kerugian deposito itu?Â
a. Keuntungan deposito
Suku bunga deposito lebih tinggi daripada produk tabungan lainnya. Relatif aman karena sudah dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang mempunyai risiko rendah.Â
Selain itu, syarat untuk dapat memperoleh deposito pun sangat mudah.
b. Kerugian deposito adalah
Dalam beberapa kondisi, bunga yang didapatkan dari deposito dapat kalah dari tingkat inflasi. Sehingga, produk deposito rentan terhadap inflasi.Â
Imbal hasil deposito lebih kecil jika dibandingkan dengan investasi lainya.Â
Pengambilan uang dari deposito juga memiliki jangka waktu tertentu. Jadi, deposito tidak bisa dicairkan kapan saja.Â
Artikel Terkait: Tabungan Berjangka vs Deposito, Mending yang Mana?
Perbedaan deposito dengan tabungan biasa
Meski terlihat serupa, tapi terdapat perbedaan antara produk deposito dan produk tabungan, yaitu:
a. Deposito
Produk deposito bertujuan untuk investasi dengan risiko rendah. Dari fleksibilitas, deposito memiliki waktu jatuh tempo yang biasanya dari bulanan hingga setahun.
Selain itu, cara menabung deposito hanya menaruh uang sesuai waktu yang ditetapkan sesuai kesepakatan awal antara pemodal dengan bank. Untuk nominal pun dari jutaan hingga ratusan juta rupiah.
Pemodal akan mendapatkan bukti berupa bilyet deposito, yaitu merupakan bukti sebagai pemilik dari uang yang didepositokan. Rata-rata deposito memiliki bunga beragam antara 5-7 persen per tahun.
b. Tabungan
Produk tabungan memiliki tujuan hanya untuk menabung seperti biasa. Tabungan pun memiliki fleksibilitas lebih mudah, karena uangnya dapat diambil sewaktu-waktu.
Dari nominal, tabungan bisa digunakan untuk menabung dari nominal hanya beberapa ratus ribu saja.
Saat kamu membuka rekening tabungan, maka kamu akan diberikan buku tabungan dan kartu ATM. Rata-rata tabungan memiliki bunga yang lebih kecil jika dibandingkan deposito sebesar 2-3 persen per tahun.
Cara Menghitung Bunga Deposito
Supaya lebih mudah dipahami, berikut ini contoh cara menghitung bunga deposito.Â
Bapak Rama ingin mendepositokan uangnya sebesar Rp10 juta dengan jangka waktu 6 bulan. Bunga yang ditetapkan adalah 6 persen, serta pajak sebesar 20 persen.Â
Maka, perhitungannya adalah sebagai berikut:
- Keuntungan bunga deposito
(Setoran Pokok x Suku Bunga Deposito x Tenor) / 365
(Rp 10.000.000 x 6% x 180 hari) / 365
= Rp 108.000.000 / 365Â
= Rp 295.890
- Potongan pajak yang ditanggung
(Tarif Pajak x Profit dari Bunga Deposito)
 20% x Rp 295.890Â
= Rp 59.178
- Total keuntungan depositoÂ
Setoran Pokok + (Profit dari Bunga Deposito – Jumlah Pajak Deposito)
Rp 10.000.000 + (Rp 295.890 – Rp 59.178)Â
Rp 10.000.000 + Rp 236.712Â
= Rp 10.236.712
Jadi, total pendapatan deposito kamu setelah enam bulan adalah sebesar Rp10.236.712.
Cara Membuka Deposito
Untuk bisa membuka deposito, caranya adalah:Â
- Melakukan pengisian formulir pembukaan rekening deposito
- Menunjukkan bukti asli identitas diri seperti KTP/SIM/Paspor untuk perorangan
- Atau menyerahkan fotokopi bukti identitas/legalitas badan usaha/hukum untuk perusahaan
- Melakukan setoran awal untuk pembukaan rekening deposito
Deposito adalah alternatif investasi yang wajib kamu coba. Selain akses yang mudah, dapat kamu gunakan untuk berbagai tujuan seperti persiapan liburan, dana pendidikan anak dan lainnya. Selamat mencoba!