Di awal masa pernikahan, masih terdapat banyak penyesuaian di antara kedua pasangan. Salah satunya adalah mengatur pembagian uang suami istri ke depannya.

 

Jika keduanya sama-sama bekerja, hal ini mungkin terlihat sepele. Tapi, masalah keuangan rumah tangga sebaiknya dibicarakan sejak awal untuk meminimalisir potensi masalah di masa depan.

 

Alasan pentingnya mengatur pembagian uang suami istri

 

Menyatukan kedua belah pihak dengan berbagai latar belakang menjadi hal yang tidak mudah dilakukan. Apalagi, baik suami dan istri memiliki pandangan masing-masing terkait finansia.

 

Ada kalanya, obrolan mengenai pembagian uang harus dilakukan sejak dini. Apalagi untuk saling bahu membahu dalam membangun rumah tangga dari nol. 

 

Salah satu pentingnya pembagian uang suami istri adalah dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing pasangan. Saling melengkapi dalam membangun finansial menjadi salah satu pondasi utama dalam rumah tangga.

 

Jangan lupa, baik suami maupun istri wajib menuliskan semua pengeluaran apa saja yang akan dibutuhkan setiap bulan. 

 

Ini menjadi hal yang penting untuk lebih transparan dengan masing-masing pasangan agar dapat saling mengerti.

 

Tantangan yang dihadapi dalam mengatur pembagian keuangan

 

Dalam keuangan keluarga, ketika suami dan istri masing-masing bekerja dan memiliki penghasilan, ada tantangan yang akan dihadapi. Apa saja tantangan tersebut?

 

1. Komitmen dalam perjanjian pembagian uang suami istri

 

Ketika pasangan suami istri sudah sama-sama membicarakan soal pengelolaan uang, maka tantangan terberat adalah untuk komitmen sesuai perjanjian yang telah dibuat.

 

Misalnya, sejak awal ditentukan bahwa keperluan makan sehari-hari maksimal Rp2 juta per bulan. Nominal tersebut dapat dibagi sama rata antara suami dengan istri.

 

Hal ini mungkin tidak mudah, karena dibutuhkan komitmen agar sama-sama bisa membatasi diri dalam mengatur pengeluaran untuk kebutuhan makan. 

 

2. Kondisi yang dapat berubah-ubah

 

Tidak ada rumus baku dalam pembagian uang suami istri. Hanya perkiraan besaran yang dapat diubah-ubah sesuai dengan kondisi dalam rumah tangga.

 

Misal, pembagian anggaran ketika belum punya rumah dan setelah punya rumah pastilah berbeda. Apakah pembelian rumah dibayar oleh pihak suami, istri, atau keduanya.

 

Kondisi ini juga dapat berubah kembali ketika memiliki momongan. Karena pengeluaran akan semakin bertambah, sehingga kondisi yang berubah-ubah menjadi tantangan tersendiri dalam pembagian uang suami istri.

 

3. Kompromi terkait berapa banyak uang masuk dan keluar

 

Pasangan wajib untuk melakukan kompromi terlebih dahulu masing-masing pihak. Biasanya setiap pasangan memiliki standar dalam mengelola keuangannya masing-masing.

 

Misalnya, suami ingin 20% dari pendapatnya untuk investasi namun berbeda dengan pihak istri yang ingin mengalokasikan 30%. Perbedaan persenan ini wajib dikompromikan.

 

Kompromi yang baik adalah saling mendengar aspirasi dari masing-masing pihak. Bisa saja suami atau istri memiliki point of view tersendiri dalam pengelolaan investasi, uang makan, cicilan rumah dan lain sebagainya.

 

Artikel Terkait: Mengatur Keuangan Bersama Pasangan

  1. 5 Pertimbangan Sebelum Membuka Rekening Bersama Pasangan
  2. 6 Kesalahan Finansial Pasangan Baru

 

Tips pembagian uang suami istri tanpa memicu konflik

 

Agar tidak memicu konflik antara pasangan suami istri, berikut tips pembagian uang yang cocok:

 

1. Melakukan pembagian yang rata

 

Setelah suami dan istri gajian, pertama-tama hitung jumlah pengeluaran setiap bulan. Ini termasuk cicilan, konsumsi, tabungan, hingga investasi. 

 

Setelah ditotal, bagi pengeluaran tersebut menjadi dua. Kemudian baik suami maupun istri saling membayar pengeluaran masing-masing tersebut.

 

Dapat dikatakan, tips ini merupakan salah satu tips yang adil dalam menyikapi pengeluaran. Jadi, berapapun besaran gaji masing-masing, pada akhirnya uang yang dipakai tetap akan dibagi sama rata.

 

2. Pembagian berdasarkan besaran gaji

 

Salah satu tips yang dapat kamu ikuti adalah pembagian berdasarkan besaran gaji. Pembagian ini melihat kemampuan dari masing-masing pasangan.

 

Misalnya, jika suami memiliki gaji lebih besar dari istri, maka pengeluaran terbesar juga menjadi tanggung jawab suami, demikian sebaliknya. 

 

3. Pembagian berdasarkan kesepakatan bersama

 

Berbeda dengan dua cara sebelumnya, cara satu ini membutuhkan waktu bersama untuk saling berdiskusi mengenai sistem anggaran pembagian keuangan pasangan suami istri.

 

Faktor utamanya adalah kesepakatan bersama. Jika suami membayar cicilan rumah, maka istri menanggung pengeluaran makan bulanan. Begitu juga buat hal-hal lainnya.

 

Ini bisa menjadi salah satu jalan mudah dalam mengelola uang rumah tangga ke depannya agar suami dan istri bisa saling melengkapi.

 

Beberapa tips diatas dapat kamu terapkan agar pembagian uang suami istri dapat berjalan tanpa adanya konflik ke depannya. Selamat mencoba!