SWARA – Belum lama ini, beredar isu mengenai mata pelajaran Sejarah yang akan dihapuskan dari kurikulum baru. Isu ini muncul setelah draft sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional dipaparkan ke kalangan akademisi dan guru-guru.
Dalam isu yang beredar, pelajaran Sejarah akan dihapuskan sama sekali untuk pelajar SMK. Sementara, pelajar SMA akan tetap menerima pendidikan sejarah, tapi dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan.
Dilansir dari CNN Indonesia, siswa SMA kelas 10 akan mempelajari Sejarah melalui mata pelajaran IPS yang menggabungkan pendidikan sosial lainnya. Kemudian, siswa kelas 11 dan kelas 12 diperbolehkan memilih untuk mengambil pelajaran Sejarah atau tidak.
Keputusan ini kemudian menuai kritik dari banyak pihak. Akan tetapi, benarkah pemerintah akan melakukan penghapusan terhadap mata pelajaran tersebut?Â
Pernyataan Kemendikbud Soal Isu Penghapusan Mata Pelajaran SejarahÂ
Ketika isu ini beredar, sejumlah pihak menyampaikan rasa keberatan terhadap keputusan tersebut. Di sejumlah sekolah, guru-guru mengkritik rencana penghapusan pelajaran Sejarah yang dianggap tidak berdasar. Para sejarawan pun menyampaikan kritikan dengan membandingkan manfaat yang akan didapat melalui pelajaran Sejarah.Â
Menanggapi ramainya perdebatan terkait isu penghapusan mata pelajaran sejarah, Kemendikbud akhirnya bersuara melalui surat keterangan resmi yang diedarkan di akhir pekan lalu. Dikutip dari Kompas, pihak Kemendikbud menegaskan bahwa Sejarah akan tetap menjadi bagian dari kurikulum baru.Â
Tidak hanya itu, Mendikbud Nadiem Makarim juga menyampaikan klarifikasi melalui akun Instagram resmi Kemendikbud di @kemdikbud.ri. Dari klarifikasi tersebut, Nadiem menjelaskan bahwa isu penghapusan pelajaran Sejarah merupakan isu yang tidak benar dan bukan merupakan keputusan yang sudah final.Â
Sejarah dianggap sebagai salah satu komponen penting yang membentuk nilai dan karakter bangsa. Karena itu, Sejarah tetap perlu ditanamkan kepada para pelajar melalui proses pembelajaran di sekolah.Â
Di akhir video klarifikasinya, Nadiem juga mengingatkan masyarakat agar tidak mengedarkan berita yang tidak benar mengenai isu tersebut.Â
Pentingnya Pendidikan Sejarah bagi PelajarÂ
Saat isu penghapusan pelajaran Sejarah beredar, banyak pihak, khususnya guru dan para sejarawan, mengkritik keputusan tersebut. Hal ini terjadi karena Sejarah dianggap sebagai komponen yang sangat penting dan harus dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia, baik anak-anak maupun dewasa.
Dilansir dari Kompas, pendidikan Sejarah dalam kurikulum sekolah sebenarnya membawa banyak sekali manfaat. Menurut Dosen Sejarah di Universitas Airlangga Purnawan Basundoro, beberapa keuntungan mengajarkan sejarah melalui pendidikan formal adalah:Â
- Sejarah sebagai identitas bangsa yang mengajarkan peristiwa terbentuknya bangsa Indonesia, sehingga harus diketahui oleh seluruh generasi
- Sejarah berperan dalam membentuk rasa nasionalisme dan rasa cinta terhadap Tanah Air, khususnya pada generasi muda
- Sejarah mengajarkan untuk mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi sebagai landasan untuk kegiatan di masa depan
Penghapusan mata pelajaran Sejarah dapat memicu kesenjangan dalam penyebaran sejarah yang tidak merata. Tanpa diajarkan melalui pendidikan formal, tidak ada jaminan bahwa siswa akan mempelajari sejarah dengan sendirinya secara sukarela.
Bila hal tersebut terjadi, generasi muda yang tidak terpapar oleh pelajaran Sejarah tidak akan mengenal identitas bangsa. Akibatnya, jiwa nasionalisme pun menjadi rendah dan tidak ada kecintaan terhadap negara sendiri.
Karena itu, mata pelajaran Sejarah penting untuk diajarkan sejak dini melalui pendidikan formal. Dengan begitu, setiap pelajar akan menerima pengajaran sejarah negara yang sama dan merata.Â
Kemendikbud juga menyadari pentingnya peran mata pelajaran Sejarah pada pendidikan formal. Karena itu, wacana penghapusan pelajaran ini bukan merupakan keputusan yang final dan merupakan isu yang tidak benar.